Pertandingan Sepak Bola Pascapandemi, Polri Sebut Masih Ada Penyesuaian Jumlah Penonton
Kapolri Listyo Sigit Purnomo menjelaskan terkait kehadiran penonton dalam pertandingan sepak bola pascapandemi Covid-19.
Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Wahyu Aji
Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Purnomo menjelaskan terkait kehadiran penonton dalam pertandingan sepak bola pascapandemi Covid-19.
Listyo mengatakan, pihaknya selalu membicarakan perihal perizinan penyelenggaraan liga dengan PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator pertandingan.
Terlebih, terkait penyelenggaraan pertandingan sepak bola pascapandemi.
Listyo mengatakan, akan ada penyesuaian-penyesuaian terkait jumlah penonton yang diizinkan hadir langsung dalam pertandingan.
"Kita ketahui kemarin kita melakukan kegiatan pertandingan di situasi pascapandemi. Kemudian tentunya akan ada penyesuaian-penyesuaian rerkait apakah penyelenggaraan pertandingan tersebut dengan penonton atau tidak," kata Listyo, dalam konferensi pers, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (19/2/2023).
Ia mengatakan, pihaknya akan terus melakukan evaluasi perihal kehadiran penonton sepak bola itu.
"Ataupun dengan penonton jumlahnya dibatasi atau bisa 100 persen masuk. Tentunya ini semua kita lakukan evaluasi," tuturnya.
Sementara itu, Listyo juga menjelaskan, pihaknya juga melakukan asesmen risiko tentang kelayakan stadion tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan pertandingan.
Hal itu, katanya, sesuai dengan Peraturan Polisi (Perpol) Nomor 10 Tahun 2022 tentang Pengamanan Penyelenggaraan Kompetisi Olahraga.
"Khususnya hal-hal yang dibutuhkan pada saat terjadi situasi kontingensi. Sehingga perlu ada penyelamatan atau evakuasi secara cepat, baik terhadap pemain maupun penonton," ujarnya.
Baca juga: Kapolri Dukung PSSI Berantas Match Fixing: Kami Sudah Siapkan Satgas Antimafia Bola
Sebelumnya, Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir menegaskan akan memberantas mafia bola di Indonesia.
Menteri Badan Usaha Milik Negera (BUMN) itu mengatakan, mafia bola telah merusak citra sepak bola di Indonesia.
Terlebih, menurutnya, praktik mafia bola telah berlangsung berlarut-larut dan membuat malu persepakbolaan Tanah Air.