500 Sampai 1.000 Senjata Artileri Diperkirakan Hancur Dalam Perang Rusia-Ukraina
Komandan Pussenarmed TNI AD Mayjen TNI Yudhy Candra Jaya memperkirakan sebanyak 500 sampai 1.000 senjata hancur dalam perang Rusia-Ukraina
Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komandan Pussenarmed TNI AD Mayjen TNI Yudhy Candra Jaya memperkirakan sebanyak 500 sampai 1.000 senjata hancur dalam perang Rusia-Ukraina.
Senjata-senjata tersebut, kata dia, baik berupa tank, senjata artileri medan (armed), meriam di atas tank, senjata-senjata armed gerak sendiri (GS), maupun senjata armed yang ditarik atau manual.
Dalam perang tersebut, kata dia, diperkirakan total ada 4.000 senjata artileri yang digunakan.
Hal tersebut disampaikannya dalam Webinar bertajuk Setahun Perang Rusia-Ukraina: Pembelajaran Bagi Strategi Pertahanan Darat Indonesia di kanal Youtube LAB 45 pada Kamis (23/2/2023).
"Persenjataan artileri yang digunakan dalam perang Rusia dan Ukraina ini sudah hancur, ini kurang lebih 500 sampai 1.000 senjata," kata Yudhy.
Menurutnya, pelajaran yang dapat diambil dari pertempuran dua negara selama hampir satu tahun tersebut adalah terkait ketersediaan munisi.
Dari yang dipelajarinya, kata dia, stok munisi Ukraina selalu kurang.
Apabila dilihat dari senjata maupun aspek perorangan, kata dia, perbandingan daya tempur dari kedua negara sangat berbeda di mana secara jumlah Rusia memiliki lebih banyak.
Selain itu, kata dia, tempat penyimpanan munisi atau munisi kaliber besar menjadi target utama masing-masing pihak.
Sehingga, kata dia, dalam pertempuran saat ini tempat-tempat munisi akan dihancurkan lebih dahulu.
Dengan demikian, kata dia, dalam taktik pertempuran saat ini tempat-tempat munisi, posko, dan tempat-tempat perbekalan baik makanan maupun bahan bakar akan menjadi sasaran utama artileri medan.
Karena, menurutnya dengan dihancurkan tempat bahan bakar, tempat penyimpanan munisi akan membuat pihak lawan tidak bisa bertempur lagi.
Pelajaran lain yang dapat diambil, kata dia, adalah terkait suplai ulang munisi kaliber berat untuk Ukraina sangat terbatas khususnya yang dipasok atau dikirim dari negara-negara lain.
Baca juga: Pengiriman Tank Leopard 2 dari NATO Ke Ukraina Dinilai Akan Berdampak Pada Kavaleri TNI AD
Di pihak yang lain, kata dia, Rusia tentunya lebih siap dengan munisi kaliber besar maupun stok munisi yang ada pada negaranya.
"Jadi hancurnya senjata-senjata artileri ini, memberikan pelajaran bagi kita untuk meningkatkan kesiapan operasi di satuan jajaran armed khususnya di bidang material di artileri Angkatan Darat," kata dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.