Waketum MUI Minta Masyarakat Tak Salah Tafsir soal Pidato Megawati tentang Ibu-ibu Pengajian
Wakil ketua MUI Kyai Marsudi Syuhud meminta masyarakat untuk tak salah tafsir pada pidato Ketua Umum PDIP Megawati soal ibu-ibu pengajian.
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Pernyataan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, belakangan ini kembali menjadi sorotan publik.
Megawati sempat menyinggung soal ibu-ibu pengajian yang dikaitkan dengan fenomena stunting di Indonesia.
Pernyataan tersebut disampaikan Megawati saat berpidato di acara Kick Off Meeting Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting yang digelar, Kamis (16/2/2023).
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kiai Marsudi Syuhud, pun meminta masyarakat agar tak salah tafsir dalam menanggapi pidato tersebut.
Menurut Marsudi, pernyataan seseorang bisa ditafsirkan bermacam-macam.
Sehingga, ia mengajak masyarakat untuk melakukan tabayyun agar dapat mengetahui maksudnya secara jelas.
Baca juga: Pidatonya Singgung Ibu-ibu Doyan Ikut Pengajian, Massa Aksi Ajak Megawati Ngaji Bareng
“Nah, jika ada orang lain yang menanggapi statement itu, mungkin ada pasnya, mungkin ada tidak pasnya."
"Karena bagi orang yang menanggapi, itu adalah sesuatu yang kira-kira, berupa tafsiran mereka sendiri. Tafsiran itu bisa benar dan salah."
"Ada konteks namanya tabayun, karena pastinya Megawati tidak bermaksud seperti itu, kita harus husnudzon dan tenang demi menjaga perdamaian dan persatuan," kata Marsudi dalam keterangannya yang diterima Tribunnews.com, Sabtu (24/2/2023).
Marsudi pun meminta agar masyarakat Indonesia lebih berhati-hati terkait pernyataan yang dapat memicu perpecahan.
Terlebih tahun ini merupakan tahun politik karena mendekati kontestasi Pemilu 2024.
Marsudi menuturkan, saat ini masyarakat lebih sensitif dan mudah terpicu untuk terpecah belah ketika muncul pernyataan yang berpotensi multitafisr.
Baca juga: Ibu-Ibu Pengajian Menolak Diframing Terkait Stunting, HNW: Lebih Bijak Bantu Mereka Atasi Stunting
"Masyarakat Indonesia harus waspada dan melihat latar belakangnya dan kita harus memahami bahwa perbedaan adalah bagian dari keanekaragaman bangsa kita."
"Oleh karena itu, kita harus mampu menjaga kerukunan antar umat beragama dan menghargai perbedaan yang ada," ujarnya.