Masyarakat Diajak Kurangi Sampah demi Atasi Dampak Perubahan Iklim
Pemerintah mengajak masyarakat berpindah menggunakan tas ramah lingkungan dan penggunaan botol minum untuk menekan jumlah sampah plastik.
Penulis: Hendra Gunawan
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah terus mengajak masyarakat mengelola sampahnya demi turut mengurangi dampak perubahan iklim.
“Sampah yang kita hasilkan sehari-hari, yang tidak dikelola dengan baik atau berakhir dan menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) akan menghasilkan gas metana, salah satu Gas Rumah Kaca (GRK), yang dapat mendorong pemanasan global dan perubahan iklim,” kata Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kementerian Kominfo Septriana Tangkary dalam keterangan pers yang dikutip Minggu, 5 Maret 2023.
Dia menyampaikan, demi mengurangi jumlah sampah, Pemerintah sudah mengajak masyarakat berpindah menggunakan tas ramah lingkungan dan penggunaan botol minum (tumbler) sebagai langkah sederhana menekan jumlah sampah plastik.
Hal tersebut diiringi dengan aksi mitigasi Pemerintah yang dilaksanakan secara bertahap dan komprehensif.
“Presiden Joko Widodo dalam Forum One Ocean Summit tahun 2022 menyampaikan komitmen Indonesia mengurangi 70 persen sampah plastik di laut pada tahun 2025. Berbagai upaya juga dilakukan, seperti pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa), yang sudah dilakukan di berbagai wilayah termasuk Bekasi dan NTT,” ujar Septriana.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Kabupaten Badung, Drs. I Wayan Puja, M.Si. mengungkapkan bahwa Kabupaten Badung mengembangkan metode pengolahan sampah yang terstruktur, sistematis, dan masif.
“Jadi sampah itu kita kelola dengan urut-urutannya, dengan sistematikanya, dan dengan gerakan yang menyeluruh oleh seluruh yang menghasilkan sampah,” jelas Wayan Puja.
Wayan Puja menegaskan, “Pengelolaan sampah harus dimulai dari sumbernya. Pemilahan sampah misalnya, dapat dimulai dari rumah.”
Baca juga: Ajak Peduli Lingkungan, Pegadaian Resmikan 15 Bank Sampah Unit Binaan di Kota Padang
Selain itu, masyarakat juga didorong untuk memproduksi kompos dari sampah organik. Sedangkan untuk sampah anorganik, pihaknya terus menerus memperkuat bank sampah di setiap desa di Kabupaten Badung serta menambah TPS3R yang juga berfungsi sebagai bank sampah tingkat wilayah yang bisa memicu bangkitnya circular economy.
Plastik Sekali Pakai
Ketua BumiKita Nuswantara Wayan Aksara, memberikan beberapa tips yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi sampah plastik, yakni mengurangi penggunaan sedotan plastik dan mulai menggunakan sedotan berbahan alami, serta menggunakan botol air isi ulang.
Baca juga: Menteri LHK: Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Miliki Nilai Ekonomi yang Potensial
“Kalau kita tidak memulai untuk berkomitmen untuk mengurangi penggunaannya, sampai kapanpun kita akan terus berbicara bagaimana kita mengelolanya,” tegasnya.
Rencana Aksi Penurunan Emisi
Penyuluh Lingkungan Hidup Ahli Madya, Direktorat Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup, Vir Katrin menjelaskan, maksud dan tujuan memperingati HPSN di antaranya adalah untuk memperkuat komitmen dan peran aktif pemerintah daerah dalam melaksanakan pengelolaan sampah.
Serta, memperkuat partisipasi publik dalam upaya mencapai emisi nol melalui gerakan memilah sampah.