Pertamina Respons Isu Beri Rp 10 Juta ke Korban Kebakaran Plumpang agar Tak Ajukan Gugatan
Pertamina respons pemberian uang Rp 10 juta pada warga yang menjadi korban kebakaran Depo Plumpang agar tidak mengajukan gugatan terhadap Pertamina.
Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina Patra Niaga merespons terkait isu pihaknya memberi uang Rp 10 juta pada warga yang menjadi korban kebakaran Depo Plumpang agar tidak mengajukan gugatan terhadap Pertamina.
Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat Deny Djukardi mengatakan, ia akan mengonfirmasi hal tersebut lebih lanjut.
"Nanti saya konfirmasi lagi ya terkait seperti itu," kata Deny, saat ditemui dalam acara doa bersama, di RPTRA Rasela, Jakarta Utara, Senin (6/3/2023).
"Terkait dengan pemberian itu, nanti saya konfirmasi dengan tim kami di Plumpang," sambung Deny.

Adapun Deny menjelaskan, saat ini pihaknya tengah mendata masing-masing korban, termasuk ahli waris.
"Karena kami juga masih mendata masing-masing korban baik yang ahli waris juga tentunya. Ini masih kita coba data," ungkapnya.
Sebelumnya, dilansir dari Tribun-Medan, keluarga korban kebakaran Depo Pertamina merasa dijebak oleh pihak Pertamina.
Keluarga korban merasa ditipu dengan surat yang disodorkan oleh pihak Pertamina.
Keluarga Iriana, korban meninggal dalam insiden kebakaran Depo Pertamina Plumpang dijebak dengan menandatangani surat perjanjian.
Iriana merupakan seorang ibu yang meninggal dunia dalam insiden kebakaran itu.

Anak Iriana, Sulistiawati mengaku disodorkan sebuah surat untuk ditandatangani. Pihak Pertamina menjanjikan uang Rp 10 juta untuk dana belasungkawa keluarga korban.
Namun, ternyata, Sulistiawati turut menandatangani surat perjanjian tidak akan melakukan gugatan ke depannya.
Keluarga Iriana, korban meninggal dalam kebakaran Depo Pertamina Plumpang, merasa terjebak oleh surat yang disodorkan pihak Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Sabtu (4/3/2023).
Sebab, surat yang ditandangi Sulistiawati, anak Iriana, awalnya disebut untuk menerima uang duka dari Pertamina sebesar Rp 10 Juta.
Sulistiawati mengaku sempat diminta membaca lembaran depannya saja dan benar itu adalah penyerahan uang duka.
Namun, ternyata di dalam dokumen itu ada sebuah pernyataan bahwa pihak keluarga Iriana tidak akan lagi menuntut apapun setelah mendapat uang Rp 10 juta.
Irianto kakak Sulistiawati merasa ada permainan yang dilakukan oleh pihak Pertama dengan RS Polri Kramat Jati untuk memperdayai keluarga korban kebakaran.
"Pas mau bawa mayat ke dalam mobil, adik saya langsung diserahin uang dan kertas bilangnya dari Pertamina, buat biaya pemakaman," katanya Senin (6/3/2023).
Baca juga: Sang Istri Meninggal dalam Kebakaran Maut Depo Pertamina Plumpang, Suaminya Kini Sering Melamun
Setelah menandatangani surat di atas materai itu, Sulistiawati tak lagi melihat isinya dokumen tersebut secara detail karena terburu-buru.
Namun, setelah pemakaman, keluarga Iriana baru menyadari ada pernyataan di point ke empat bahwa pihak korban tidak lagi menuntut apapun.
Hal ini membuat Irianto geram dengan permainan yang dilakukan oleh Pertamina yang menjebak adiknya.
"Pas mau bawa mayat ke dalam mobil, adik saya langsung diserahin uang dan kertas bilangnya dari Pertamina, buat biaya pemakaman," katanya Senin (6/3/2023).
Setelah menandatangani surat di atas materai itu, Sulistiawati tak lagi melihat isinya dokumen tersebut secara detail karena terburu-buru.
Namun, setelah pemakaman, keluarga Iriana baru menyadari ada pernyataan di point ke empat bahwa pihak korban tidak lagi menuntut apapun.
Hal ini membuat Irianto geram dengan permainan yang dilakukan oleh Pertamina yang menjebak adiknya.
Penyerahan uang itu dilakukan ketika psikologis adiknya sedang terpuruk dan tak membacanya secara detail soal surat tersebut.
"Adik saya ketika lelah mental, lelah fisik dan posisi lagi dorong jenazah diminta tanda tangan dan diserahkan uang," ungkapnya.
"Dia menyatakan dari Pertamina yang nyerahkan uang," sambungnya.
Baca juga: Tak Hanya Rumah, Tabungan Haji Milik Iriana Turut Ludes saat Depo Pertamina Plumpang Terbakar
Pria berkemeja batik itu sudah menyerahkan bukti surat tak menuntut dari pertamina ke aparat kepolisian.
Ia menilai apa yang dilakukan oleh Pertamina telah mencederai dan menambah rasa kekecewaan para keluarga korban meninggal.
Apalagi, adiknya bernama Rizky juga menjadi korban luka dan masih terluka parah.
Rizky kini mendapat perawatan medis di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP).
"Adik saya luka bakar di dada perut dan tangan, katanya enggak sadar dan belum ada penanganan dari rumah sakit," terangnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.