Tim Pesantren Hijau Latih Santri Al Mubarok Mranggen Demak Kelola dan Bangun Bank Sampah
Pelatihan Penggerak Pesantren Hijau yang diinisiasi LAZISNU PBNU, RMINU, dan LPBINU digelar di Pondok Pesantren Al Mubarok Mranggen
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelatihan Penggerak Pesantren Hijau yang diinisiasi LAZISNU PBNU, RMINU, dan LPBINU digelar di Pondok Pesantren Al Mubarok Mranggen, Demak, Jawa Tengah, Minggu (5/3/2023).
Direktur Eksekutif NU Care-LAZISNU PBNU Qohari Cholil menekankan harapannya kepada para santri dan keluarga pesantren agar dapat melakukan pengelolaan sampah.
“Kepada para peserta, khususnya penggerak pesantren yang terdiri dari guru, pengurus, dan petugas kebersihan yang memiliki wewenang membuat peraturan pesantren, agar berpihak pada tujuan dibentuknya program Pesantren Hijau, salah satunya adalah pengelolaan sampah di pesantren,” ucap Qohari dalam sambutannya.
Menurutnya, pesantren dapat membuat peraturan terkait pengelolaan sampah, seperti imbauan untuk mengurangi produksi sampah dengan menggunakan barang tidak sekali pakai.
“Sebagai penggerak Pesantren Hijau, bapak ibu sekalian punya wewenang untuk mengarahkan para santri untuk tetap menjaga kebersihan. Bumi ini cuma satu, maka harus kita jaga sebaik-baiknya,” pesannya.
Perwakilan dari asosiasi pondok pesantren atau Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Mahrus Elmawa yang hadir pada pelatihan tersebut mengatakan, program Pesantren Hijau mengingatkan manusia tentang kewajiban menjaga bumi.
“Banyak kitab-kitab (turats) yang membahas tentang kehijauan dan penjagaan bumi. Jadi, program ini sangat mengingatkan kita tentang kewajiban kita tentang menjaga bumi,” tutur Mahrus.
Program ini pun disambut baik oleh pengasuh Pondok Pesantren Al Mubarok Maunah Ahsan Al Hafidzoh, karena telah diikutsertakan dalam program Pesantren Hijau.
“Ini adalah salah satu anugerah yang tidak terduga bagi kami yang lokasi pesantrennya di pelosok. Semoga kita bisa membawa amanah ini sesuai dengan apa yang diamanahkan kepada kami semua,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua LAZISNU PWNU Jawa Tengah Muhammad Makhsun berharap program Pesantren Hijau dapat terus berlanjut dan menjangkau semua pesantren yang ada di Jawa Tengah.
“Kami mengharapkan program ini bisa terus berlanjut bukan hanya di satu pesantren saja, namun bisa di semua pesantren yang ada di daerah Jawa Tengah bahkan Indonesia,” harap Mahksun.
Pada pelatihan tersebut dihadirkan dua narasumber yakni, (1) Mahrus Elmawa dari RMINU yang memperkenalkan ‘Perspektif Islam tentang Lingkungan Hidup (Fiqhul Bi’ah)’; (2) Dewi Ambar Sari dari PT Inovasi Waskita Teknologi (Inowastek), dengan materi ‘Penguatan Kapasitas Penggerak Untuk Mewujudkan Pesantren Hijau’ dan ‘Change Makers Action for Sustainability’.
Baca juga: Pelatihan Santri Penggerak Pesantren Hijau Digelar di Ponpes Mahasina Bekasi
Mahrus menerangkan bahwa Fiqhul Bi’ah (Fikih Lingkungan) mengajarkan tentang bagaimana cara menjaga lingkungan dan kesepakatan para ulama terkait praktik tentang kebersihan itu sendiri.
“Jika lingkungan tidak bersih, kita mau ngapa-ngapain bingung, ibadah pun tidak nyaman,” terangnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.