Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wacana Capres-Cawapres Debat di Kampus, Pengamat: Biar Publik Tahu Bobot Para Kandidat

meski UU Pemilu jelas melarang kampanye di tempat pendidikan, namun penjelasan Pasal 280 ayat (1) huruf h soal kampanye di kampus dibolehkan asal

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Wacana Capres-Cawapres Debat di Kampus, Pengamat: Biar Publik Tahu Bobot Para Kandidat
NET
Wacana Capres-Cawapres Debat di Kampus, Pengamat: Biar Publik Tahu Bobot Para Kandidat 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wacana para kandidat calon presiden dan wakil presiden debat di kampus untuk diuji wawasannya oleh para akademisi, belakangan menyeruak.

Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari menyatakan meski UU Pemilu jelas melarang kampanye di tempat pendidikan, namun penjelasan Pasal 280 ayat (1) huruf h soal kampanye di kampus dibolehkan asal datang tanpa atribut dan atas undangan lembaga pendidikan.

Direktur Eksekutif Lembaga Populi Center, Afrimadona mengatakan setuju dengan wacana debat di kampus. Terlebih cara tersebut juga telah diterapkan pada negara demokrasi maju seperti Amerika Serikat. 

"Saya sepakat dengan gagasan atau ide narasi perlunya para kandidat capres-cawapres 'masuk kampus'. Ini sebenarnya juga sesuatu yang lazim dilakukan di negara demokrasi maju. Di Amerika Serikat, misalnya, debat-debat capres biasa diadakan di kampus-kampus," kata Afrimadona saat dikonfirmasi, Selasa (14/3/2023).

Ia menerangkan bahwa wacana debat kandidat di kampus dapat membuat publik paham siapa pemimpin yang punya wawasan dan kepemimpinan solutif, serta mana yang tidak. 

Menurutnya wacana debat masuk kampus sekaligus dapat memberikan pendidikan politik kepada para generasi muda seperti mahasiswa di kampus.

"Jika perdebatan capres-cawapres lebih berbobot, maka ini akan memberikan pendidikan politik yang sangat baik bagi publik dan terutama bagi generasi muda, yakni para mahasiswa, yang suatu saat nanti akan mengikuti jejak mereka menjadi pemimpin bangsa," katanya.

BERITA TERKAIT

Ia menyampaikan komunitas kampus yang kritis dengan pertanyaan spontan diharapkan mampu menggali alam pikir para kandidat dalam memahami persoalan dan cara mengatasinya.

"Perdebatan di kampus akan berfokus pada substansi, issue positioning dan bahkan paradigma governance strategy, sesuatu yang seringkali hilang dari perdebatan-perdebatan capres selama ini. Dengan demikian, skill problem solving mereka akan terlihat secara spontan oleh publik," jelas dia.

Afrimadona juga menyoroti soal pengaruh debat di kampus terhadap popularitas dan elektabilitas para kandidat yang bertarung adu gagasan. Terutama jika asumsi yang berlaku adalah para pemilih yang berpikir rasional.

Menurutnya kecakapan seorang calon untuk meyakinkan kepemimpinannya di depan publik akan selaras dengan layaknya calon tersebut untuk dipilih.

Baca juga: Bambang Pacul Tegaskan PDIP Usung Kader Sendiri Jadi Capres 2024

"Ini pertanyaan empiris yang harus diverifikasi dengan data. Namun, secara umum semakin tinggi tingkat eksposur calon ke publik, semakin tinggi popularitas seorang calon. Secara teoritis, semakin mampu seorang calon untuk meyakinkan publik akan kepemimpinannya, maka semakin electable calon tersebut di mata publik," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas