Berbagi Pengalaman, Mbak Ita Beberkan Strategi Turunkan Kasus Stunting di Kota Semarang
Keberhasilan Wali kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menurunkan angka kasus stunting menarik untuk dibagikan kepada banyak orang.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keberhasilan Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu beserta jajarannya dalam menurunkan angka kasus stunting menarik banyak pihak untuk meminta dirinya berbagi pengalaman. Terbaru, Rabu (15/3/2023) dalam acara Expert Meeting III di Ballroom Hotel Raffles, Jakarta perempuan yang akrab disapa Mbak Ita menceritakan berbagai upaya dan inovasi yang ditempuh dalam rangka menurunkan angka stunting di ibu kota Provinsi Jawa Tengah.
"Hari ini saya menjadi nara sumber terkait dengan best practice untuk penurunan stunting di Kota Semarang. Inovasi-inovasi yang ada di Kota Semarang yang mana sudah membuktikan bahwa dengan program-program tersebut di Kota Semarang (angka prevalensi stunting) turun dari 21,3 persen (tahun 2021) menjadi 10,4% (tahun 2022)," ungkap wali kota perempuan pertama di Kota Semarang tersebut.
Mbak Ita lebih lanjut menerangkan jika penanganan stunting tidak bisa dilakukan oleh segelintir dinas saja, tetapi harus melibatkan dinas-dinas lintas sektor. Hal ini dilakukan untuk memberantas akar penyebab stunting yang dapat berasal dari berbagai faktor.
"Tentunya menjadi satu hal yang sangat luar biasa sehingga (program-program penanganan stunting) bisa menjadi satu inovasi yang bisa diterapkan (oleh daerah lain) tapi mungkin tidak sama ya. Jadi bisa di ATM-kan. Amati, tiru, dan modifikasi," tutur Mbak Ita.
Inovasi terbaru Mbak Ita beserta jajarannya dalam penanganan stunting adalah dengan melaunching Daycare Rumah Pelita pada bulan Februari lalu. Di Daycare Rumah Pelita, selain didampingi oleh pengasuh, anak-anak stunting yang dititipkan juga akan dipantau oleh dokter untuk mengecek pertumbuhan dan perkembangannya.
Aktivitas anak-anak stunting di Rumah Pelita ini dijadwalkan secara teratur, seperti kapan waktu makan, bermain, istirahat, hingga sore hari saat anak-anak dijemput orang tuanya. Rumah Pelita juga menyediakan makanan bergizi yang sudah ditentukan oleh ahli gizi yang ditunjuk Pemerintah Kota Semarang.
Di sisi lain, Mbak Ita juga menyampaikan jika Kota Semarang tengah melaju ke tahap 2 penilaian Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Republik Indonesia (RI). Pihaknya optimis inovasi-inovasi yang digagas jajarannya, termasuk yang berkaitan dengan stunting, dapat menghantarkan Kota Semarang meraih hasil terbaik dalam PPD tahun ini.
"Diharapkan dengan adanya inovasi-inovasi ini, perencanaan dari Kota Semarang bisa mendapatkan yang terbaik," tandas Mbak Ita.