Soal Pembebasan Pilot Susi Air, Jokowi: yang Penting Penuh Kehati-hatian
Soal pilot Susi Air Captain Phillip Mark Mehrtens yang disandera Kelompok Separatis Teroris di Papua, Jokowi pesan harus dilakukan dengan hati-hati.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan ia dengan sejumlah kabinet terbatas menggelar rapat internal pada Senin malam, (20/3/2023).
Rapat salah satunya membahas mengenai pembebasan pilot Susi Air Captain Phillip Mark Mehrtens yang disandera Kelompok Separatis Teroris (KST) di Papua.
“Tadi malam kita rapat internal salah satunya membahas itu,” kata Jokowi usai meresmikan Papua Youth Creative Hub (PYCH) di Kota Jayapura.
Dalam rapat tersebut Presiden Jokowi menekankan upaya pembebasan harus dilakukan dengan hati hati sehingga keselamatan tetap terjaga.
“Yang paling penting dengan penuh kehati-hatian agar tetap keselamatan menjadi yang utama,” katanya.
Dalam rapat tersebut juga dibahas mengenai masalah keamanan pilot yang bertugas di sekitar pegunungan Papua.
Terkait pengamanan tersebut, menurut Presiden sebaiknya ditanyakan ke Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo atau ke Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.
“Tadi malam sudah kita bicarakan mengenai itu. Nanti ditanyakan ke Kapolri atau ke Panglima,” pungkasnya.
Sebelumnya Kepala Pusat Penerangan TNI Laksda TNI Kisdiyanto mengungkapkan sampai saat ini satuan TNI di wilayah Papua masih melaksanakan operasi bersama Polri terkait pemebebasan pilot Susi Air Captain Phillip Mark Mehrtens yang disandera Kelompok Separatis Teroris (KST) di Papua.
Namun demikian, kata dia, operasi penegakan hukum tersebut mengutamakan keselamatan sandera.
Hal tersebut disampaikannya di sela-sela kegiatan Media Gathering Puspen TNI di Markas PMPP TNI di Sentul Bogor Jawa Barat pada Rabu (15/3/2023).
"Seperti Bapak Panglima sampaikan, bahwa kalau kita mau, satuan khusus yang dimiliki oleh TNI mampu untuk segera mengeksekusi para separatis itu," kata Kisdiyanto.
"Namun kita, karena mengikuti kebijakan pemerintah bahwa kita (pemerintah daerah) bernegosiasi dulu agar sandera ini selamat tanpa ada cedera apapun," sambung dia.
Negosiasi tersebut, kata dia, merupakan permintaan dari pemerintah Selandia Baru.