Wakil Ketua Umum MUI Kritik Adanya Pihak Tertentu yang Ingin Memisahkan Agama dan Politik
Wakil Ketua Umum MUI KH Anwar Abbas mengkritik upaya pihak-pihak tertentu yang ingin memisahkan agama dengan politik.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Adi Suhendi
![Wakil Ketua Umum MUI Kritik Adanya Pihak Tertentu yang Ingin Memisahkan Agama dan Politik](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/gelora-talks-bertema-ramadhan-1444-h-di-tahun-politik.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Anwar Abbas mengkritik upaya pihak-pihak tertentu yang ingin memisahkan agama dengan politik.
Padahal agama dan politik tidak bisa dipisahkan, karena konstitusi negara diatur berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
Hal itu disampaikannya dalam Gelora Talks bertema 'Ramadhan 1444 H di Tahun Politik, Menggelorakan Spiritualitas Bangsa' secara daring Rabu (22/3/2023).
"Saya sampaikan, kalau agama tidak boleh dibawa dalam kehidupan politik, tentu itu jelas melanggar konstitusi dan ajaran agama. Kalau agama dianggap momok, itu sengaja dihembuskan oleh orang-orang sekuler, termasuk soal politik identitas itu," kata Anwar Abbas.
Menurut Anwar Abbas, justru orang-orang sekuler yang memanfaatkan agama untuk kepentingan politiknya.
Baca juga: Ketua MUI Ajak Masyarakat Tingkatkan Kesalehan Sosial di Bulan Ramadan
"Mereka-mereka yang sebelumnya tidak pernah pakai baju koko dan tidak pernah pakai peci hitam, tetapi begitu mendekati tahun 2024 mereka mulai pakai baju koko dan juga pakai peci hitam. Mereka ini begitu sempurna memanfaatkan agama," ucapnya.
Sementara itu, Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta Nasaruddin Umar berharap dalam bulan suci Ramadan ini agar semua pihak dapat melunakkan hatinya dan membersihkan jiwanya.
"Saya ingin mengimbaukan kepada segenap warga masyarakat bangsa, yang Islam ataupun temen-teman agama lain hendaklah saling menjaga toleransi," kata Nasaruddin.
Nasaradudin mengajak semua pihak agar menjadikan Indonesia sebagai Wisata Ramadan dengan menyemarakkan bulan suci Ramadan.
Baca juga: Ketua MUI Ungkap Kemungkinan Perbedaan Waktu Lebaran: Tetap Saling Menghormati
Namun, ia mengingatkan agar tidak menyajikan tontotan-tontotan yang tidak baik, karena justru akan melecehkan bulan suci Ramadan.
"Jangan ada tontotan yang buat tertawa terbahak-bahak, karena tidak menghargai bulan suci Ramadhan. Kalau seandainya tahu, kalian pasti lebih banyak menangis daripada ketawa-ketawa. Mari kita menghargai bulan suci Ramadhan ini, jangan diisi dengan lawakan," tandasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.