IPI : Endorsement Presiden Jokowi Tidak Berdampak Signifikan Naiknya Elektabilitas Prabowo
Burhanuddin menilai basis pemilih Prabowo Subianto yang tidak memilih kembali yakni basis Islamis, yang tersisa hanya core voter
Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W. Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia (IPI), Burhanuddin Muhtadi mengungkapkan bahwa endorsement Presiden Jokowi tidak berdampak signifikan untuk elektabilitas Prabowo Subianto.
Dari hasil analis yang dilakukan IPI dikatakan di kalangan pemilih Jokowi 2019, efek endorsement Jokowi adalah pembalikan tren negatif.
Ada kenaikan elektabilitas 2 persen untuk Prabowo di kalangan pemilih Jokowi 2019.
"Pemilih Pak Jokowi dengan asumsi tidak ada endorsement. Pemilih Pak Jokowi yang memilih Pak Prabowo tinggal menunggu waktu habis. Kemudian ada endorsement Pak Jokowi mengalami kenaikan. Kalau kita bandingkan tidak ada endorsement dengan tren setelah ada endorsement kenaikan sekitar dua persen," kata Burhanuddin dalam keterangannya dari hasil survei IPI terbaru secara daring, Minggu (26/3/2023).
Baca juga: Jubir Sebut Prabowo Subianto Punya Potensi Menang di Pilpres 2024, Diklaim Probabilitasnya Tinggi
Kemudian dikatakan pada kalangan pemilih Prabowo di Pilpres 2019 dikatakan tidak ada efek jelas dari endorsement Jokowi. Pemilih Prabowo 2019 Sebagian besar sudah beralih ke Anies bahkan sebelum yang bersangkutan dideklarasikan Nasdem sebagai capres pada Oktober 2022.
"Sementara untuk pemilih Pak Prabowo di 2019 endorsement Pak Jokowi terhadap Pak Prabowo efeknya tidak jelas. Kita bisa simpulkan pemilih Pak Prabowo 2019 sudah pada lari bahkan sebelum Anies jadi bacawapres NasDem di bulan Oktober," sambungnya.
Menurut Burhanuddin basis pemilih Prabowo Subianto yang tidak memilih kembali yakni basis Islamis, yang tersisa hanya core voter.
"Makanya ketika Pak Jokowi melakukan endorsement kepada Pak Prabowo efek terhadap pendukung Pak Prabowo 2019 itu kecil. Karena sebagian pendukung Pak Prabowo terutama basis Islamis sudah lari. Terutama setelah Pak Prabowo bergabung dengan pemerintah," tegasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menyinggung soal Pemilihan Presiden 2024 saat hadir dalam HUT ke-8 Partai Perindro di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin, (7/11/2022).
Jokowi memprediksi Ketua Umum Gerindra yang juga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto akan menjadi Presiden.
“Kelihatannya setelah ini jatahnya Pak Prabowo,” ujar Jokowi yang disambut tepuk tangan para peserta hadir.
Mendengar ucapan Presiden, Prabowo yang juga hadir dalam acara tersebut lalu berdiri dan memberikan hormat pada presiden.
Pernyataan Jokowi soal Presiden yang akan menggantikannya nanti tersebut berawal dari permintaan Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo kepada Jokowi untuk memberikan tips agar raihan suara Perindo tinggi pada Pileg 2024 mendatang.