Kemendikbudristek: Indonesia-Prancis Kerjasama Pengembangan Center of Excellence SMK
Pemerintah Indonesia dan Prancis bekerjasama dalam pengembangan Center of Excellence jenjang pendidikan SMK.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Prancis bekerjasama dalam pengembangan Center of Excellence jenjang pendidikan SMK.
Kerja sama ini ditandai dengan kunjungan Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Saryadi, serta Eksekutif Schneider Electric Global yaitu Gwenaelle Avice Huet dan Roberto Rossi di Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPPMPV BMTI) sebagai tempat fasilitas Centre of Excellence, Cimahi.
Dalam sambutannya, Saryadi menyampaikan bahwa CoE merupakan bentuk dari kemitraan yang kuat dan solid antara Indonesia dan Prancis.
"CoE ini menjadi gerbang untuk mendukung agenda nasional Making Indonesia 4.0,” tutur Saryadi melalui keterangan tertulis, Selasa (28/3/2023).
Saryadi juga menegaskan kembali bahwa terbentuknya CoE dapat menghadirkan insan yang kompeten dan kecakapan berstandar industri.
Hal tersebut bisa menjadi jalan untuk link and match antara pendidikan vokasi dengan industri.
Saryadi berharap bahwa kerjasama ini dapat meningkatkan komitmen semua pihak yang terlibat untuk memajukan pendidikan vokasi.
"CoE merupakan program bantuan dari industri untuk peningkatan mutu dan upskilling siswa dan guru," kata Saryadi.
Dalam penerapan program, pengembangan profesional dipimpin oleh seorang ahli Perancis.
Sedangkan untuk kurikulum, diselaraskan dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
Baca juga: Jalankan MBKM Kemendikbudristek, UKI Beri Pengalaman Mahasiswa Vokasi Magang di Australia
Sebelumnya, Kementerian Pendidikan Prancis dan Kemendikbudristek sudah menjalin kerjasama di bidang pendidikan selama lebih dari 50 tahun.
Kerjasama yang terjalin dalam kurun waktu tersebut membawa dampak positif yang luar biasa.
Kerjasama kolektif ini telah merevitalisasi 184 perangkat pelatihan laboratorium SMK. Hasil revitalisasi tersebut berdampak pada 24.800 siswa, 402 guru, dan teknisi yang kini sudah terlatih.
Sejalan dengan tersebut, Kedutaan Prancis turut mendukung CoE secara penuh.
Stephane Dovart selaku Konselor Kedutaan Prancis mengatakan bahwa Indonesia memiliki kekuatan dalam bidang industri dan ekonomi.
"Hal itu menandakan sumber daya manusia Indonesia yang banyak dan dapat dilakukan pelatihan untuk meningkatkan kualitasnya,” ungkap Stephane.
Baca juga: Kemendikbudristek Ajak Kampus Vokasi Kirim Mahasiswa Ikut Pertukaran Mahasiswa Merdeka
Di sisi lain, Kepala BBPPMPV BMTI, Supriyono, menyambut berbagai bentuk investasi yang diberikan oleh Schneider Electric Global.
Menurutnya, dengan fasilitas yang lengkap, BBPPMPV BMTI menjadi tempat pelatihan yang ideal bukan hanya untuk siswa dan guru SMK di Indonesia, tetapi juga untuk teknisi yang berasal dari luar negeri, seperti Thailand, Malaysia, dan negara Asia Tenggara lainnya.