Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kubu Anas Urbaningrum Tantang Ketua Umum Partai Demokrat AHY Debat Terbuka

Koordinator Nasional Sahabat Anas Urbaningrum, Muhammad Rahmad memberikan tanggapan atas pernyataan Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat, Herzaky.

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Kubu Anas Urbaningrum Tantang Ketua Umum Partai Demokrat AHY Debat Terbuka
Istimewa
Koordinator Nasional Sahabat Anas Urbaningrum, Muhammad Rahmad memberikan tanggapan atas pernyataan Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Nasional Sahabat Anas Urbaningrum, Muhammad Rahmad memberikan tanggapan atas pernyataan Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, Senin (3/4/23).

Muhammad Rahmad menyebut Herzaky Mahendra Putra sebagai anak kemarin sore.

"Herzaky Mahendra Putra adalah anak kemaren sore yang arogan dan angkuh. Ia juga tidak tahu cara membaca data dan melihat fakta di dalam Partai Demokrat," Muhammad Rahmd dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, Senin (3/4/2023).

Menurut Wakil Direktur Eksekutif DPP Partai Demokrat tahun 2011-2012 tersebut, sejarah kelam Demokrat justru terjadi ketika Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan anak-anaknya membawa Partai Demokrat yang awalnya sangat demokratis, merakyat, dan milik rakyat, kini berubah menjadi partai tirani keluargais, otoriter, sewenang-wenang dan pura pura merakyat.

Baca juga: Anak Buah AHY: Yang Nangkap Anas Urbaningrum KPK, Bukan Demokrat

"Sejarah kelam kedua adalah Perolehan suara pemilu dan kursi DPR RI terendah sepanjang sejarah Demokrat, terjadi ketika SBY menjadi Ketua Umum dan ketika AHY dan Ibas (keduanya anak SBY) diserahi tugas memenangkan pemilu," katanya.

Sejarah kelam ketiga, kata dia, ketika SBY mengaku sebagai pendiri partai demokrat dan mendaftarkannya ke Kemenkumham secara diam-diam.

Selanjutnya, menurut Rahmad, sejarah kelam keempat Partai Demokrat terjadi ketika AD/ART Partai Demokrat tahun 2020 dibuat kroni-kroni SBY dan AHY menjadi Partai anti-Demokrasi yang pura-pura demokratis.

Baca juga: Kilas Balik Kasus Anas Urbaningrum, Jadi Tersangka Kasus Korupsi hingga Segera Bebas April Ini

Berita Rekomendasi

"Jika publik mau membuktikan, saya tantang Partai Demokrat AHY debat terbuka untuk membuktikan bahwa sejarah kelam itu terjadi dimasa siapa? Masa Anas atau masa SBY dan AHY," katanya.

Sebelumnya, Partai Demokrat menanggapi terpidana kasus korupsi proyek Hambalang, Anas Urbaningrum yang akan bebas 10 April 2023 mendatang.

Partai berlambang mercy itu menegaskan Anas ditangkap oleh KPK.

Juru Bicara sekaligus Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan bahwa partainya bukan penegak hukum yang bisa menangkap Anas Urbaningrum.

Baca juga: Kilas Balik Kasus Anas Urbaningrum, Jadi Tersangka Kasus Korupsi hingga Segera Bebas April Ini

Karena itu, anak buah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu menyebut Demokrat tidak masalah jika nantinya Anas Urbaningrum bakal buka-bukaan selepas keluar dari penjara.


"Buka aja. Itu malah kita tunggu. Silakan buka-bukaan. Dia kan masalahnya di KPK. Yang nangkap dia kan KPK bukan Demokrat," ujar Herzaky saat ditemui di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Senin (3/4/2023).

Herzaky menyatakan bahwa tindakan korupsi yang dilakukan oleh Anas Urbaningrum justru merugikan partai Demokrat. Apalagi, partai besutan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu tak mudah untuk mengembalikan elektabilitas partai.

"Yang rugi itu Demokrat loh. Karena perbuatan mereka dan gangnya itu merusak Demokrat di saat sedang tinggi-tingginya elektabilitas tidak mudah untuk recovery. Alhamdulillah di era mas AHY kita bisa recovery," ungkap Herzaky.

"Pak SBY bisa menahan penurunannya, tapi di era mas AHY bisa kembali meningkatkan. Bisa konsolidasi, ada konsolidasi, ada kaderisasi. Hasil apa? Demokrat ini generasi baru. Silakan," sambungnya.

Di sisi lain, Herzaky membantah anggapan Anas Urbaningrum merupakan kriminalisasi. Dia pun menantang agar pihak Anas untuk menuntut KPK.

"Kalau dibilang kriminalisasi kan dia kaitannya dengan KPK, yaudah tuntut saja KPK. Dulu siapa ketua KPK yang mengkasuskan dia? Silakan. Kami nggak ada kaitannya sama sekali," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas