Wacana Koalisi Besar KKIR-KIB, Demokrat: Tidak Mudah Satukan Partai
Herman Khaeron mengatakan tidak mudah untuk menyatukan partai-partai, ini terkait wacana peleburan KKIR dan KIB menjadi koalisi besar.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Partai Demokrat Herman Khaeron mengatakan tidak mudah untuk menyatukan partai-partai.
Hal itu terkait wacana peleburan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) menjadi koalisi besar.
"Tidak mudah menyatukan partai-partai seperti halnya Koalisi Perubahan," kata Herman Khaeron di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Senin (3/4/2023).
Herman Khaeron menanyakan perihal alasan rencana dibentuknya koalisi besar untuk Pilpres 2024 itu.
"Nah dengan koalisi besar kami belum mengerti apa yang kemudian mendasari terhadap terjadinya koalisi besar," ujarnya.
Namun, dia menambahkan semua partai politik (parpol) memiliki hak entah itu menggabungkan koalisi.
"Tetapi kan itu menjadi hak partai-partai untuk bisa menggabungkan diri dalam koalisi," ucap Herman.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut dua koalisi partai saat ini yakni Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Golkar, PPP, dan PAN cocok dengan koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang terdiri dari Gerindra dan PKB.
Hal itu disampaikan Jokowi usai menghadiri acara Silaturahmi antara PAN dengan Presiden, di Kantor DPP, Jakarta Selatan, Minggu, (2/4/2023).
“Cocok,” kata Jokowi.
Baca juga: PKB Nilai Wacana Koalisi Besar Rumit, Capres dan Cawapres Jadi Kendala
Terkait penggabungan dua koalisi partai tersebut kata Jokowi terserah para Ketum partai masing-masing. Yang pasti kata Presiden koalisi harus dibangun untuk kepentingan bangsa dan negara.
“Saya hanya bilang cocok, terserah pada ketua umum partai atau gabungan ketua umum partai, untuk kebaikan negara, untuk kebaikan bangsa untuk kebaikan rakyat, hal yang berkaitan bisa dimusyawarahkan akan lebih baik,” katanya.
Dalam acara silaturahmi tersebut kata Presiden membicarakan masalah kebangsaan sekaligus keberlanjutan program pembangunan ke depannya.
Presiden mengaku dalam pertemuan, ia lebih banyak mendengarkan. Dalam membahas politik para Ketua Umum Partai yang banyak berbicara.
“Yang berbicara itu ketua-ketua partai, saya bagian mendengarkan saja,” katanya.
Baca juga: Soal Potensi KIB-KIR Melebur Jadi Koalisi Besar, Prabowo: Ada Frekuensi yang Sama
Presiden tidak menjawab apakah dalam acara silaturahmi partai pemerintah tersebut turut dibahas masalah Capres dan Cawapres Pilpres 2024. Menurut Presiden hal itu sebaiknya ditanyakan kepada para Ketum Partai.
“Nanti ditanyakan kepada ketua-ketua partai,” katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.