Koalisi Besar Bakal Turunkan Kualitas Pemilu, PSI: Tergantung Kandidatnya
PSI berharap dalam pemilu mendatang kualitas sebuah pemilu ditentukan oleh kandidat dan apa program yang akan mereka jual dan juga komitmennya
Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wacana koalisi besar yang diinisiasi Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Golkar, PPP, dan PAN dan Indonesia Raya (KIR) yang terdiri dari Gerindra dan PKB dinilai bakal turunkan kualitas pemilu.
Menurut Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie bahwa hal itu tidak terjadi tergantung siapa kandidatnya.
"Saya rasa kualitas Pemilu itu tergantung dari kandidatnya siapa, dan cara mainnya seperti apa, serta apa yang dijual. Kalau kualitas dan kuantitas mungkin ada sedikit banyak kontribusinya," kata Grace di Kantor DPP PSI, Jakarta Pusat, Rabu (5/4/2023).
Grace melanjutkan tapi kalau kualitasnya sama-sama bagus tidak terlalu mempengaruhi kualitas pemilu. Ia mencontohkan seperti Pemilu di Amerika.
"Jadi PSI berharap dalam pemilu mendatang kualitas sebuah pemilu ditentukan oleh kandidat dan apa program yang akan mereka jual. Dan juga komitmen dari masing-masing pihak untuk lagi-lagi tidak memainkan politik identitas," jelasnya.
Menurut Grace kalau politik identitas yang sudah bermain mau sebagus apapun kandidatnya akhirnya program tidak akan dibahas masyarakat. Yang ada main-main di soal identitas saja.
"Jadi menurut kami disitu letaknya. Apakah sebuah Pemilu itu kualitasnya bagus atau tidak, bukan ada dua pasang, Apakah ada tiga pasang dan seterusnya," tutupnya.
Adapun sebelumnya Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Solidaritas Indonesia (DPP PSI) Giring Ganesha memutuskan partainya masuk ke dalam Koalisi Besar di Pemilu 2024 mendatang.
Baca juga: Pekan Depan PSI Bakal Temui Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Bahas Gabung Koalisi Besar
Adapun koalisi besar itu disebut-sebut beranggotakan partai politik dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
“Maka dengan Bismillahirrahmanirrahim PSI tegak lurus masuk dalam koalisi tim Jokowi mulai hari ini,” kata Giring Ganesha dalam konferensi pers di DPP PSI, Jakarta Pusat, Rabu (5/4/2023).
Ia menjelaskan bahwa keputusan ini didasari dinamika politik belakangan ini. Tak hanya itu, langkah ini juga telah juga didisiusikan bersama seluruh kepengurusan DPP PSI.
Giring menambahkan pihaknya juga beranggapan bahwa ada capaian di era Presiden Joko Widodo yang perlu dijaga serta capaian-capaian yang perlu disempurnakan.
Hal ini pula lah yang menjadi landasan PSI mengikuti langkah-langkah parpol koalisi pemerintahan.
“Kita harus berbuat menjalin komunikasi dan juga bersama-sama berkoalisi dengan parpol yang memilih arah perjuangan yang sama. PSI dari awal saya pribadi seorang Giring Ganesha dari awal selalu bersama Pak Jokowi,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie menyebutkan bahwa partai kolaisi pemerintahan yang di antaranya tergabung dalam KIB dan KKIR mulai menunjukkan komunikasi yang intens.
Baca juga: PSI Jalin Komunikasi Koalisi Besar, Grace Natalie: Kami Ingin Program Presiden Jokowi Berlanjut
PSI, kata Grace, pun tak ingin kehilangan momentum untuk turut bergabung pada Koalisi Besar tersebut.
Meskipun keputusan PSI bergabung Koalisi Besar tersebut belum dilakuakan komunikasi secara formal.
“Kami memutuskan untuk ikut dan komunimasi informal sudah dijalankan, minggu depan komunikasi formal,” kata Grace.
“Terkait koalisi jika semua pihak mengizinkanpsi dengan senang hati ikut masuk dalam tenda besar Pak Jokowi untuk tenda besar Pak Jokowi,” lanjut dia.
Diketahui, koalisi besar KIB-KKIR bergulir seusai Presiden Jokowi bersilaturahmi bersama lima parpol di Kantor DPP PAN, Jakarta Selatan pada Minggu, (2/4/2023).