Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gabung PSI, Ade Armando Pensiun Dini Jadi Dosen UI

Ade Armando sudah mengajukan proses pensiun dini dalam jabatannya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) selaku dosen akademisi Universitas Indonesia (UI)

Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Gabung PSI, Ade Armando Pensiun Dini Jadi Dosen UI
Tribunnews.com/ Mario Christian Sumampow
Ade Armando resmi bergabung dengan PSI, Selasa (11/4/2023). Ia mengaku sudah mengajukan proses pensiun dini dalam jabatannya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) selaku dosen akademisi Universitas Indonesia (UI) 

Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Suamampow

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ade Armando sudah mengajukan proses pensiun dini dalam jabatannya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) selaku dosen akademisi Universitas Indonesia (UI).

Proses pensiun dini Ade Armando diajukan karena dirinya kini resmi menjadi kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

"Proses-prosesnya pensiun dini namanya. Jadi sudah diajukan, sedang diurus di UI di Dapodikbud," kata Ade Armando kepada awak media saat ditemui di Kantor DPP PSI, Jakarta, Selasa (11/4/2023).

Proses pengajuan pensiun dini ini, jelas Ade, sudah ia layangkan cukup lama.

"Sudah cukup lama, tapi resminya baru sekitar bulan lalu lah ya," kata Ade.

Baca juga: Suara Ade Armando Tercekat Saat Ceritakan Kejadian Pengeroyokan yang Jadi Alasannya Masuk PSI

Sebagai informasi Ade baru saja bergabung menjadi kader PSI hari ini.

Berita Rekomendasi

Alasan Ade bergabung tak lepas kaitannya pascaperistiwa yang menimpa dirinya tepat satu tahun lalu ketika ia dikeroyok massa saat demo menolak tiga periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Ade melihat ada dua isu besar yang dihadapi Indonesia saat ini dan harus dilawan.

Baca juga: Ade Armando Beberkan Alasannya Gabung PSI

Dua isu ini ia percayai dapat dihadapi bersama PSI.

"Ada dua isu besar yang saya percaya dihadapi Indonesia, dan otu harus dilawan melalui partai politik dan DPR. Pertama korupsi, kedua intoleransi," tegasnya.

"Ini semua harus diubah. Dan cara untuk mengubahnya adalah dengan masuk ke dalam parlemen," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas