Pengamat Menilai Tidak Ada yang Istimewa dari Pidato Anas Urbaningrum
Pengamat politik sekaligus pendiri Lingkar Madani Indonesia (Lima) Ray Rangkuti menilai tidak ada yang istimewa dari pidato Anas Urbaningrum.
Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Theresia Felisiani
"Dan merasa bahwa kita ini bukan individu-individu yang bisa berjalan bergerak sendiri-sendiri tetapi sebagai sebuah jalinan tujuan perjuangan," tutupnya.
Selain itu dalam pidatonya Anas mengucapkan permintaan maaf bagi pihak yang berpikir dirinya akan jadi bangkai sosial. Ia menyebutkan itu tidak terjadi.
"Selain terima kasih sahabat saya ingin menyampaikan permohonan maaf. Pertama mohon maaf kalau ada yang berpikir bahwa saya di tempat ini mati membusuk," kata Anas dalam pidatonya.
"Kalau ada yang berpikir saya di tempat ini menjadi bangkai fisik, bangkai sosial. Minta maaf bahwa itu Alhamdulillah tidak terjadi," tegasnya.
Baca juga: Angelina Sondakh Anggap Anas Urbaningrum Sahabat Sejati yang Selalu Bertahan untuk Membantu
Anas melanjutkan alhamdulillah dengan dukungan keluarga, teman-teman, sahabat dirinya tetap hadir hidup tegak berdiri.
"Bukan hanya hidup, menurut saya, saya hadir di sini dengan sadar dengan sehat dan waras," jelasannya.
Kemudian Anas mengungkapkan permintaan maafnya kepada orang-orang yang berpikir bahwa dengan waktu lama di penjara bisa memisahkannya dengan sahabat-sahabat seperjuangan.
"Saya agak lama di sini terhitung hari ini berarti 9 tahun 3 bulan waktu yang cukup lama hampir 2 Periode di DPR. Mohon maaf kalau ada yang berpikir dengan waktu yang lama itu kemudian bisa memisahkan saya dengan sahabat-sahabat saya seperjuangan," tutupnya.