Kasus Covid-19 di Indonesia Naik, Presiden Jokowi: Jauh di Bawah Standar WHO, Masih Terkendali Baik
Kasus Covid-19 di Indoensia mengalami kenaikan, tetapi masih jauh di bawha standar WHO, Presiden Jokowi sebuutkan masih terkendali dengan baik.
Penulis: Rifqah
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa terdapat kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia.
Kendati demikian, Jokowi mengatakan bahwa angka kenaikan Covid-19 di Indonesia masih di bawah standar World Health Organization (WHO).
"Memang ada kenaikan, tetapi kita masih jauh di bawah standarnya WHO."
"Standarnya WHO kurang lebih 8000 dan kita berada di angka 600 sampai 900," ungkap Jokowi, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Kamis (13/4/2023).
Jokowi pun menilai bahwa penularan Covid-19 di Indonesia masih terkendali.
"Kita masih terkendali dengan baik," ujar Jokowi.
Jokowi kemudian menyampaikan hal yang paling penting dalam mencegah penularan adalah dengan vaksinasi.
"Yang paling penting satu, vaksinasi itu penting, booster itu penting, jadi yang belum itu segera booster," katanya.
Baca juga: Arcturus, Varian Covid yang Sangat Menular, Tampaknya Miliki Gejala Baru, Ini yang Perlu Diketahui
Selain itu, dikatakan Jokowi, dari seluruh survei yang dimiliki menunjukkan bahwa imunitas masyarakat Indonesia sudah mencapai 98,5 persen atau tinggi sekali.
"Yang kedua, dari seluruh survei yang kita miliki, imunitas kita sudah mencapai 98,5 persen, artinya tinggi sekali," ucapnya.
Meskipun demikian, Jokowi tetap mengimbau agar masyarakat Indonesia tetap berhati-hati.
Terutama bagi masyarakat yang belum melakukan vaksinasi booster, sehingga ia meminta agar segera melakukan vaksin demi menjaga sesama.
"Tetapi juga hati-hati, yang belum vaksin apalagi, yang belum booster itu segera minta divaksin, agar semuanya lingkungan kita terjaga dari Covid," ucap Jokowi.
Waspada Subvarian Omicron Arcturus
Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global, Dicky Budiman ingatkan masyarakat Indonesia untuk waspada terhadap XBB. 1.16 atau Arcturus.
Lantaran kemungkinan varian tersebut sudah masuk ke Indonesia.
"Kita harus tetap waspada ya. Apalagi Arcturus yang XBB.1.16 Ini menurut saya kemungkinan sudah masuk ke Indonesia," ungkapnya pada Tribunnews, Rabu (12/4/2023).
Kewaspadaan tersebut, kata Dicky terutama harus ditingkatkan pada kelompok rentan seperti anak-anak dan lanjut usia.
Terlebih lagi masih banyak anak di Indonesia yang belum mendapatkan vaksin booster.
Baca juga: Airlangga Hartarto Berikan Apresiasi pada Mantan Nakes COVID-19 Wisma Atlet
Selain itu, juga kepada orang yang terinfeksi berulang Covid-19, Dicky mengatakan bahwa orang tersebut termasuk orang semakin rawan.
"Kemudian juga pada orang yang terinfeksi berulang oleh Covid-19 adalah orang semakin rawan."
"Apa lagi jika sudah lebih dari dua kali. Cenderung mengalami gangguan dalam sistim imunitas atau ketahanan tubuhnya," papar Dicky.
Protokol Kesehatan Harus Dibiasakan
Meski situasi pandemi sudah membaik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, turunan subvarian Omicron seperti XBB.1.16 masih bisa membawa risiko.
Maka dari itu, Dicky mengatakan bahwa protokol kesehatan harus dibiasakan dengan cara setidaknya tetap menggunakan masker, menjauhi kerumunan, dan memastikan tidak membawa virus saat bepergian.
Hal tersebut bisa menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan, terutama untuk melindungi orang-orang yang rawan terkena virus.
Selain itu, Dicky juga menyampaikan bahwa kesadaran diri mengenai pencegahan Covid-19 adalah penting.
"Kalau bisa sebelum mudik pastikan status booster bagaimana. Meski tidak jadi syarat, kesadaran sendiri menjadi penting. Terutama pada kelompok yang rawan," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Rifqah/Aisyah Nursyamsi)