Heran Dituduh Adu Domba Anas Urbaningrum dan Demokrat, Bapilu PKN: Jangan Baper, Elektabilitas Turun
Ketua Bapilu Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) tanggapi tudiangan PKN dan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) mengadu domba Anas Urbaningrum dan demokrat.
Penulis: Rifqah
Editor: Sri Juliati

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Badan Pegendali Pemilu (Bapilu) Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Bona Simanjuntak membalas tudingan yang menyebutkan, PKN dan kubu Kepala Staf Kepresidenan (KSP) mengadu domba Anas Urbaningrum dengan Partai Demokrat.
Ia mengatakan bahwa agar tidak bawa perasaan (baper) dalam berpolitik.
Lantaran, dikatakan Bona, jika nanti baperan maka akan berdampak pada turunnya elektabilitas.
“Politik itu jangan baperan, kalau baperan nanti elektabilitas turun,” kata Bona, Jumat (14/4/2023).
Bona justru merasa heran sebab Ketua Badan Pembina Organisasi Keanggotaan dan Kaderisasi (BPOPKK) Partai Demokrat Herman Khaeron justru menuduh PKN mengadu domba.
Anas Urbaningrum, kata Bona, pasti mempunyai maksud tertentu dalam pidatonya setelah bebas dari penjara.
Menurut Bona, pidato Anas itu akan membuat orang yang disebut menjadi baperan dan merasa tersinggung.
Baca juga: Anas Urbaningrum Diyakini Tak Ingin Cari Musuh, Disebut Dapat Kritik karena Gede Pasek dan Moeldoko
“Kalau Mas Herman Khaeron menuduh PKN mengadu domba, saya justru jadi 'kepikiran' bahwa itu mengarah ke situ."
"Mas Anas menyampaikan beberapa hal dalam pidatonya dan tentu pasti ada maksudnya. Mereka yang baperan pasti merasa tersinggung,” tutur Bona.
Bona menuturkan bahwa PKN terlahir dari persahabatan Ketua Umum PKN Gede Pasek Suardika dengan Anas Urbaningrum.
Hal tersebut yang menjadi pembeda dengan Partai Demokrat.
“PKN terlahir dari persahabatan sebagaimana Gede Pasek dan Mas Anas telah mencontohkan dan mungkin ini yang berbeda dengan Partai Demokrat,” ujarnya.

Bona pun mencontohkan, Anas Urbaningrum dan Gede Pasek bersama pergi ke Blitar dan mendapatkan sambuatan yang luar biasa dari masyarakat.
“Mas Anas dan Bli Gede Pasek serta sahabat AU (Anas Urbaningrum) jalan bersama sama ke Blitar."
"Sambutan luar biasa datang dari para masyarakat ditempat yang di singgahi, bahkan tak habis habisnya diminta berfoto bersama,” sambungnya.
Partai Demokrat Tuduh PKN dan KSP Adu Domba Anas Urbaningrum
Sebelumnya, Partai Demokrat menuding PKN dan Demokrat KSP mengadu domba Anas Urbaningrum.
"Ini kan hanya diadu domba saja apakah itu oleh kubu PKN maupun kubu Moeldoko," kata Herman Khaeron di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/4/2023).
Hal tersebut disebabkan selepas keluar penjara, Anas Urbaningrum tidak menyampaikan apapun sebagaimana yang disebut-sebut selama ini.
Herman pun meminta agar PKN dan kubu Moeldoko berhenti mengadu domba Anas Urbaningrum dengan Partai Demokrat karena tidak ada masalah.

"Sehingga berhentilah kubu Moeldoko dan PKN untuk terus mengadu domba keberadaan Anas terhadap Partai Demokrat, tidak ada masalah gitu," ujar Herman.
Bahkan Anas Urbaningrum pun dalam pidatonya setelah keluar penjara tak menyinggung Partai Demokrat.
"Bahkan dalam statementnya bahwa Anas itu lebih suka pada politik persahabatan, bukan politik permusuhan," ungkapnya.
Sebagai informasi, Anas Urbaningrum resmi bebas setelah menjalani hukuman sejak 2014 silam, yakni selama sembilan tahun tiga bulan.
Anas Urbaningrum keluar dari Lapas Sukamiskin pada Selasa (11/4/2023) lalu.
Kini, Anas tengah menjalani cuti menjelang bebas (CMB) selama tiga bulan ke depan.
(Tribunnews.com/Rifqah/Mario Christian Sumampow/Fersianus Waku)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.