Wapres Ma'ruf Berharap Mudik Lebaran Tingkatkan Perekonomian Daerah
KH Ma'ruf Amin berharap perekonomian di daerah dapat meningkatkan pada mudik Lebaran tahun 2023 ini.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin berharap perekonomian di daerah dapat meningkatkan pada mudik Lebaran tahun 2023 ini.
Dirinya menilai kondisi tahun ini sudah lebih kondusif bagi masyarakat untuk dapat menjalin tali silaturahmi.
"Secara ekonomi itu kita harapkan ada dampaknya, yaitu bergeraknya ekonomi di daerah," ujar Ma'ruf di Masjid Agung Baiturrahman, Limboto, Kelurahan Kayubulan, Kabupaten Gorontalo, Jumat (14/4/2023).
Dirinya menyebutkan keberadaan masyarakat di kampung halaman akan memberikan dampak pada peningkatan perekonomian di daerah, khususnya melalui aktivitas perbelanjaan.
Baca juga: Masyarakat Diimbau Hindari Puncak Arus Mudik dan Arus Balik
Masyarakat yang mudik, kata Ma'ruf, bakal berbelanja di daerahnya masing-masing.
"Mereka akan berbelanja di daerah, hidup di daerah, ini akan menimbulkan peningkatan ekonomi daerah. Itu saya kira dampaknya," jelas Ma'ruf.
Perekonomian daerah, kata Ma'ruf, akan meningkat secara signifikan karena diperkirakan sejumlah 123 juta jiwa akan melakukan mudik lebaran di tahun ini.
"Diperkirakan 130 juta orang mudik. Sehingga akan terjadi pergerakan dari kota-kota ke daerah," tutur Ma'ruf.
"Karena kalau 130 juta bergerak kembali ke daerah, membeli makanan di daerah, belanja di daerah, maka roda ekonomi daerah akan bergerak naik," tambah Ma'ruf.
Seperti diketahui, Kementerian Perhubungan memprediksi ada peningkatan mobilisasi masyarakat pada arus Lebaran mencapai 47 persen dari tahun lalu.
Kemenhub memprediksi akan ada 123 juta orang yang mudik pada Lebaran tahun 2023.
Sedangkan khusus di Jabodetabek, kenaikan pemudik diprediksi naik 4 juta atau 27 persen pemudik dari semula 14 juta ke 18 juta.
Kemudian berdasarkan riset lonjakan pemudik tahun ini, ada sebanyak 22 persen akan menggunakan kendaraan mobil pribadi, dan 20 persen sepeda motor.
Sisanya memanfaatkan transportasi massal seperti bus, kereta api, pesawat dan kapal.