Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Satu Prajurit Gugur, Panglima TNI Bertolak ke Papua Evaluasi Operasi Pencarian Pilot Susi Air

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono akan evaluasi terhadap operasi pencarian pilot Susi Air yang disandera oleh Kelompok Separatis Teroris (KST).

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Satu Prajurit Gugur, Panglima TNI Bertolak ke Papua Evaluasi Operasi Pencarian Pilot Susi Air
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono bersiap mengikuti rapat kerja bersama Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (2/2/2023) - Yudo Margono dikabarkan bertolak ke Papua pada hari ini, Senin (17/4/2023). Kedatangannya ke Papua untuk melakukan evaluasi terhadap operasi pencarian pilot Susi Air yang disandera oleh Kelompok Separatis Teroris (KST). 

Adapun kondisi prajurit lainnya yang juga ikut dalam operasi bersama Pratu Miftahul Arifin hingga saat ini belum bisa dilacak.

Pasalnya kondisi cuaca yang tidak menentu menghambat pencarian prajurit.

Pencarian akan terus dilakukan sebelum dengan kekuatan maksimal.

Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) Pratu Miftahul Arifin gugur akibat serangan Kelompok Separatis Teroris (KST) terhadap prajurit TNI di wilayah Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (15/4/2023).
Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) Pratu Miftahul Arifin gugur akibat serangan Kelompok Separatis Teroris (KST) terhadap prajurit TNI di wilayah Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (15/4/2023). (Surya.co.id)

Baca juga: Penyerangan KKB di Mugi-Mam: 1 Prajurit TNI Gugur hingga Panglima TNI akan Berangkat ke Papua

Siklus Kekerasan Terus Terjadi

Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Papua, Frits Ramandey menyebut selalu ada kekerasan baru di setiap terjadinya konflik.

Dalam perspektif Hak Asasi Manusia, lanjut Ramandey, konflik dimana-mana itu tidak akan bisa menyelesaikan masalah.

"Konflik itu selalu menimbulkan kekerasan baru."

BERITA TERKAIT

"Dalam konteks Papua sekarang, kalau negara membiarkan TNI - Polri berhadapan langsung dengan Kelompok Kriminal bersenjata, yang ada siklus kekerasan akan terus terjadi silih berganti," kata Ramandey dikutip dari Tribun-Papua.com, Minggu (16/4/2023).

Sehingga kekerasan ini akan terus berlanjut dan menciptakan siklus kekerasan yang tak ada hentinya.

"Sungguh sangat disayangkan," lanjut Ramandey.

Atas gugurnya Pratu Miftahul Arifin, Ramandey selaku perwakilan dari Komnas HAM turut berbela sungkawa.

"Kami Komnas Ham Papua turut berbela sungkawa, atas gugurnya aparat TNI yang menjadi korban kontak tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB)," ujar Ramandey.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Dewi Agustina)(Tribun-Papua.com/Hendrik Rikarsyo Rewapatara)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas