Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menteri Agama Minta seluruh Pemda di Indonesia Fasilitasi Salat Idulfitri Warga Muhammadiyah

Imbauan itu dilayangkan Menag Yaqut menyusul adanya polemik pelarangan ibadah salat Idulfitri oleh Wali Kota Sukabumi dan Pekalongan.

Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Menteri Agama Minta seluruh Pemda di Indonesia Fasilitasi Salat Idulfitri Warga Muhammadiyah
Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra
Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas saat ditemui awak media di Kantor Kemenag RI, Jakarta Pusat, Selasa (18/4/2023). 

Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas mengimbau, kepada seluruh pemerintah daerah (Pemda) di Indonesia untuk memfasilitasi ibadah salat IdulFitri bagi warga Muhammadiyah.

Imbauan itu dilayangkan Menag Yaqut menyusul adanya polemik pelarangan ibadah salat Idulfitri oleh Wali Kota Sukabumi dan Pekalongan.

Baca juga: Mahfud Minta Pemda Izinkan Lapangan Dipakai Salat Id Meski Beda Hari Lebaran

Sebagai informasi, umat muslim Muhammadiyah bakal merayakan Idulfitri pada Jumat 21 April 2023 besok, sementara pemerintah melalui Kemenag belum memastikan kapan penetapan 1 Syawal.

"Kita minta kepada pemerintah daerah seluruh pemerintah daerah agar jika ada saudara-saudara Muhammadiyah yang besok hari Jumat ingin menyelenggarakan salat IdulFitri agar memberikan fasilitas," kata Yaqut kepada awak media di Kantor Kemenag RI, Selasa (18/4/2023).

Baca juga: Sekum PP Muhammadiyah: Penolakan Izin Penggunaan Lapangan untuk Salat Idul Fitri Inkonstitusional

Kata dia, sejatinya pemerintah daerah tidak harus menghambat izin para warga Muhammadiyah yang hendak menggunakan lahan untuk salat id.

Sebab kata Menag Yaqut, perbedaan yang selama ini ada di Indonesia merupakan Rahmat yang seharusnya disyukuri oleh umat muslim.

Berita Rekomendasi

"Tidak perlu ada yang dihambat-hambat tidak perlu ada yang dilarang," kata dia.

Meski demikian, sejatinya kata Yaqut, penetapan 1 Syawal bagi umat muslim itu sama. Hanya saja, terkadang, hari dari ketetapan 1 Syawalnya yang berbeda.

"Pada hakikatnya sebenarnya sama saja, lebarannya itu ya sama sama 1 Syawal, itu cuma beda harinya saja orang sama-sama 1 Syawal," tutur dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas