Panglima TNI Naikkan Status Operasi di Nduga jadi Siaga Tempur, Tidak Ada Penambahan Pasukan
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menaikkan status operasi di Nduga, Papua Pegunungan menjadi siaga tempur, dan akan melakukan rotasi pasukan
Penulis: muhammad abdillahawang
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menaikkan status operasi di Nduga, Papua Pegunungan menjadi siaga tempur.
Hal itu disampaikan langsung panglima TNI dalam konferensi pers di Mimika, Papua Tengah, Selasa (18/4/2023).
"Jadi kalau di Natuna sana itu ada operasi siaga tempur laut, kalau di sini ada operasi siaga tempur darat," kata Yudo Margono, dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa.
Dalam kesempatan itu dia juga mengatakan tidak akan menambah pasukan di Nduga.
"Saya kira tidak ada penambahan pasukan, saya sampaikan bahwa pasukan yang ada ini adalah pasukan rotasi," terangnya.
Yudo Margono menjelaskan pasukan yang sedang yang berada di Nduga tersebut sudah hampir satu tahun bertugas.
Baca juga: Panglima TNI: Tak Ada Humanis untuk KKB di Papua
Namun dia akan melakukan penarikan pasukan dan merotasi dengan pasukan yang baru.
Yudo Margono menegaskan, meskipun status naik menjadi siaga tempur, dia akan terus melakukan operasi teritorial dan komunikasi sosial akan terus dilakukan.
Dalam kesempatan itu Laksamana Yudo Margono menjelaskan, operasi humanis itu bukan untuk Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua, tapi untuk semua masyarakat luas di dalam operasi.
"Tapi kalo melihat KKB tadi kontak (senjata) masak kita humanis? ya habis no," terang Yudo.
Dia menambahkan, humanis itu kalau ada masyarakat yang bersama-sama kita menjaga wilayahnya.
"Tapi kalau kontak tembak ya harus timbul naluri tempurnya prajurit, maka harus siaga tempur tadi," jelasnya.
Baca juga: Keberadaan 5 Prajurit TNI Pasca Kontak Tembak dengan KKB Papua Masih Misterius, Bagaimana Nasibnya?
Sebelumnya, KKB melakukan penyerangan terhadap Satgas TNI Yonif R 321/GT yang bertugas di wilayah Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Penyerangan tersebut terjadi pada Sabtu (15/4/2023) pukul 16.30 WIT.
Akibat penyerangan tersebut satu orang prajurit TNI atas nama Pratu Miftahul Arifin gugur.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Laksamana Muda Julius Widjojono, dalam konferensi pers yang digelar pada Minggu (16/4/2023).
"Dari laporan yang kami peroleh, yang gugur pada 15 April 2023 kemarin pukul 16.30 WIT, yaitu Prajurit TNI dari Satgas Yonif R 321/GT, yakni Pratu Miftahul Arifin," ujarnya, dikutip dari YouTube Puspen TNI.
KKB di bawah pimpinan Egianus Kogoya diduga menjadi dalang penyerangan tersebut.
Hal itu dikatakan oleh Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, yang juga mengatakan pihaknya berhasil merampas sembilan pucuk senjata api.
"Pasukan Komando Daerah Pertahanan (Kodap) III Ndugama Derakma, serang pos militer Indonesia, dan berhasil tembak mati sembilan anggota TNI kemudian sembilan pucuk senjata juga telah berpindah tangan," kata Sebby Sambom, Minggu.
Menurutnya, pihaknya bertanggung jawab atas gugurnya sembilan anggota TNI tersebut.
Dia juga mengatakan, penyerangan tersebut dilakukan oleh Egianus Kogoya dan pasukannnya.
"Panglima komando daerah pertahanan III Ndugama Darakkma, Egianus Kogoya, dan pasukannya bertanggungjawab atas serangan-serangan yang menewaskan sembilan anggota TNI dan sembilan anggota yang berpindah tangan dari TNI ke TPNPB OPM, dan perang terus berlanjut," ujarnya.
(Tribunnews.com/Muhammad Abdillah Awang/Tribun-Papua.com Hendrik Rikarsyo Rewapatara)