Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Perbandingan Elektabilitas Parpol Menurut 7 Lembaga Survei di Awal 2023, PDIP Harus Waspada

Elektabilitas Partai Gerindra semakin mendekati PDIP seiring dengan gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.

Penulis: Adi Suhendi
zoom-in Perbandingan Elektabilitas Parpol Menurut 7 Lembaga Survei di Awal 2023, PDIP Harus Waspada
TRIBUNNEWS/REZA ARIEF DARMAWAN
Partai politik peserta Pemilu 2024. Elektabilitas Partai Gerindra semakin mendekati PDIP seiring gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Elektabilitas Partai Gerindra semakin mendekati PDIP seiring dengan gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.

Sikap PDIP menolak Timnas Israel bertanding di Indonesia disebut-sebut turut menggerus elektabilitas PDIP.

Terlebih penolakan tersebut pun dilontarkan Gubernur Bali Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang merupakan kader PDIP.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan elektabilitas PDIP lebih besar di responden yang tidak tahu soal FIFA membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, yakni 20,4 persen.

"Semakin tahu FIFA membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah, elektabilitas PDIP semakin tertekan," kata Burhanuddin dalam rilis survei terbarunya, Rabu (19/4/2023).

Baca juga: Elektabilitas Parpol Januari-Maret 2023 Versi 6 Lembaga Survei, PKB dan Demokrat Bisa Salip Golkar

"Artinya ada efek dari status pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 itu. Ini membuktikan ada indikasi pembatalan dari FIFA itu punya efek erhadap elektabilitas PDIP," kata dia.

Dilihat dari hasil lembaga survei lainnya, elektabilitas PDIP meskipun berada di puncak tetapi angkanya cenderung turun.

BERITA REKOMENDASI

Seperti hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dilakukan 31 Maret sampai 4 April 2023.

Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan mengatakan elektabilitas sejumlah partai cenderung turun terhitung mulai Juli 2022 sampai April 2023.

Baca juga: Survei Terbaru Indikator: Elektabilitas PDIP Masih Tertinggi, Diikuti Gerindra dan Golkar

Hal tersebut disampaikannya dalam Rilis Temuan Survei Nasional LSI: "Kepercayaan Publik terhadap Lembaga Penegak Hukum, Isu Piala Dunia U-20, Aliran Dana Tak Wajar di Kemenkeu, Dugaan Korupsi BTS, dan Peta Politik Terkini" di kanal Youtube: Lembaga Survei Indonesia pada Minggu (9/4/2023).

"PDIP misalnya pada Januari 2023 lalu di survei LSI masih 22 persen (21,9%) turun menjadi sekitar 19% pada Februari 2023, turun lagi menjadi 17,7% pada April 2023," kata Djayadi.

"Yang lain cenderung stabil atau sedikit mengalami penurunan. Baik itu Golkar, PKB, Demokrat, PPP, maupun PAN," sambung dia.

Namun demikian, kata dia, khusus untuk Gerindra elektabilitasnya cenderung stabil selama hampir setahun terakhir.

Baca juga: Survei PRC: Elektabilitas Sandiaga Uno Sebagai Cawapres Tempati Posisi Teratas

"Khusus untuk Gerindra tampak cenderung stabil selama hampir setahun terakhir. 12,1% pada Juli 2022. 12,8% pada April 2023. Dibandingkan pada Februari (2023) lalu Gerindra sedikit mengalami perbaikan dari 10% atau 11% menjadi 12,8%," kata dia.

Hal serupa, kata dia, juga terjadi pada PKS.

"PKS dibandingkan dengan Februari 2023 sama dengan Gerindra cenderung mengalami sedikit perbaikan," kata dia.

Begitu juga dengan hasil survei SMRC terbaru yang dilakukan pada 2 sampai 11 Maret 2023.

Elektabilitas PDIP diketahui menempati posisi teratas dengan perolehan 23,4%.

Pertanyaan survei yang diajukan adalah, "Jika pemilihan anggota DPR diadakan sekarang, partai atau calon dari partai mana yang akan Ibu/Bapak pilih?".

Bentuk pertanyaan tersebut diklaim sudah dirancang supaya bisa menangkap bagaimana preferensi publik atau pemilih terhadap partai.

Namun demikian, Direktur Riset SMRC Deni Irvani mengatakan partai berlambang banteng tersebut perlu mewaspadai dinamika naik turun elektabilitasnya.

Hal tersebut disampaikannya dalam tayangan bertajuk Trend Elektabilitas Partai: Survei Maret 2023 di kanal Youtube SMRC TV pada Minggu (19/3/2023).

"Pertama PDIP di posisi teratas 23,4%, naik dibanding 2019 dari 19,3% ke 23,4%. Namun juga ada pergerakan naik turun, pernah paling tinggi di survei pada Maret 2022 tahun lalu itu PDIP mencapai 27,6%," kata Deni.

"Kalau kita ambil jarak yang lebih pendek dalam tiga bulan terakhir, katakan begitu, memang tidak ada banyak perubahan pada PDIP dari 24,1% ke 23,4%. Tapi kalau diambil lebih panjang dalam satu tahun misalnya, 27,6% ke 23,4% ada kecenderungan sedikit penurunan. Ini yang perlu diwaspadai oleh partai ini," sambung dia.

Berikut elektabilitas Partai Politik versi 7 Lembaga Survei:

1. Indikator Politik Indonesia

PDIP masih menjadi partai dengan elektabilitas tertinggi dalam hasil survei via telepon Indikator Politik Indonesia.

Direktur Eksekutif Indikator, Burhanudin Muhtadi mengatakan PDIP meraih persentase sebesar 15,2 persen.

"Kemudian ada Gerindra dengan 14,7 persen, Golkar 8,8 persen, dan seterusnya," kata Burhanuddin dalam rilis survei secara daring, Rabu (19/4/2023).

Kemudian, berturut-turut ada Demokrat (6,3 persen), NasDem (6,3 persen), PKB (6,2 persen) PKS (5,2 persen), Perindo (3,6 persen) PAN (2,1 persen), dan PPP (1,9 persen).

Hasil survei terbaru yang dilakukan Indikator Politik Indonesia terkait tingkat elektabilitas Partai Politik saat ini, Rabu (19/4/2023).
Hasil survei terbaru yang dilakukan Indikator Politik Indonesia terkait tingkat elektabilitas Partai Politik saat ini, Rabu (19/4/2023). (Rizki Sandi Saputra)

Namun, Burhanuddin mengatakan survei telepon selalu ditemukan persentase yang tinggi dari responden yang tidak menjawab atau tidak tahu, dan itu adalah kelemahan dari survei telepon.

"Ini undecided relatif besar sekitar 25 persen, dan ini kelemahan survei telepon. Kalau kita tatap muka langsung itu responden lebih terbuka untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan elektabilitas," pungkasnya

Adapun survei Indikator dilakukan dalam rentang 8 sampai 13 April 2023, dengan melibatkan 1.212 responden. Margin of error' sebesar kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen asumsi simple random sampling.

Target populasi survei adalah warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon atau ponsel yakni 83 persen dari total populasi nasional.

Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD) yang merupakan teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.

Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.

2. Lembaga Survei Indonesia

Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) terbaru menunjukkan elektabilitas PDIP, Gerindra, dan Golkar berada di tiga posisi teratas.

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan mengatakan sebanyak 17,7% responden memilih PDIP, 12,8% responden memilih Gerindra, dan 7,8% memilih Golkar.

Namun demikian, kata dia, masih ada 30,7% responden yang belum menentukan pilihannya.

Hal tersebut disampaikannya dalam Rilis Temuan Survei Nasional LSI: "Kepercayaan Publik terhadap Lembaga Penegak Hukum, Isu Piala Dunia U-20, Aliran Dana Tak Wajar di Kemenkeu, Dugaan Korupsi BTS, dan Peta Politik Terkini" di kanal Youtube: Lembaga Survei Indonesia pada Minggu (9/4/2023).

Hasil Survei terbaru LSI terkait elektabilitas partai politik yang dirilis Minggu (9/4/2023).
Hasil Survei terbaru LSI terkait elektabilitas partai politik yang dirilis Minggu (9/4/2023). (Kanal Youtube Lembaga Survei Indonesia)

"Pertama, ada 30,7% dari pemilih atau responden yang kami tanyai atau masyarakat secara umum kalau dikaitkan dengan populasi menyatakan belum punya pilihan (Tidak tahu/tidak jawab)," kata dia.

"Di antara yang sudah punya pilihan 17,7% memilih PDIP, 12,8% memilih Gerindra, 7,8% memilih Golkar, 7,6% PKS, 5,4% Demokrat, 4,4% PKB, 4,1% NasDem, 3,1% Perindo yang lainnya di bawah 2%," sambung dia.

Berikut ini data hasil survei lengkapnya:

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 17,7%

Partai Gerindra 12,8%

Partai Golkar 7,8%

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 7,6%

Partai Demokrat 5,4%

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 4,4%

Partai NasDem 4,1%

Partai Perindo 3,1%

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 1,4%

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 1,0%

Partai Ummat 0,9%

Partai Amanat Nasional (PAN) 0,7%

Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) 0,6%

Partai Buruh 0,5%

Partai Garuda 0,5%

Partai Bulan Bintang (PBB) 0,3%

Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) 0,3%

Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) 0,0%

Survei dilakukan pada 31 Maret sampai 4 April 2023 (setelah pengumuman dibatalkannya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 oleh FIFA).

Target populasi survei adalah warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon atau ponsel yakni 83% dari total populasi nasional.

Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD) yang merupakan teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.

Dengan teknik RDD, sampel sebanyak 1229 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi dan screening.

Margin of Error survei diperkirakan kurang lebih 2,9% pada tingkat kepercayaan 95% dengan asumsi simple random sampling.

Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.

3. Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC)

Survei SMRC terbaru terkait elektabilitas partai politik (parpol) yang dilakukan pada 2 sampai 11 Maret 2023 menunjukkan elektabilitas PDIP berada di posisi teratas dibanding partai-partai lainnya.

Pertanyaan survei yang diajukan adalah, "Jika pemilihan anggota DPR diadakan sekarang, partai atau calon dari partai mana yang akan Ibu/Bapak pilih?".

Bentuk pertanyaan tersebut diklaim sudah dirancang supaya bisa menangkap bagaimana preferensi publik atau pemilih terhadap partai.

Direktur Riset SMRC Deni Irvani menjelaskan tingkat elektabilitas PDIP mencapai 23,4%.

Direktur Riset SMRC Deni Irvani saat menyampaikan hasil survei SMRC terbaru terkait elektabilitas parpol pada Maret 2023.
Direktur Riset SMRC Deni Irvani saat menyampaikan hasil survei SMRC terbaru terkait elektabilitas parpol pada Maret 2023. (Kanal Youtube SMRC TV/Gita Irawan)

Hal tersebut disampaikannya dalam tayangan bertajuk Trend Elektabilitas Partai: Survei Maret 2023 di kanal Youtube SMRC TV pada Minggu (19/3/2023).

"Survei yang dilakukan pada awal Maret 2023 itu menunjukkan jika pemilu legislatif dilaksanakan saat survei dilakukan, PDIP mendapatkan dukungan paling banyak yaitu 23,4%," kata Deni.

Kemudian, kata dia, posisi berikutnya ditempati Gerindra 14,1%, PKB 10,3%, Golkar 9,1%, Nasdem 7%, Demokrat 5,9%, PKS 5,7%, PPP 2,4%, PAN 1,9%, Perindo 1,7%, dan PSI 1,1%.

Partai-partai lain, kata dia, mendapatkan suara di bawah 1% elektabilitasnya.

"Yang belum tahu atau belum memutuskan atau undecided voters ada sebanyak 15,3%," kata dia.

Survei tersebut dilakukan melalui wawancara tatap muka oleh pewawancara yang sudah dilatih pada 2 sampai 11 Maret 2023.

Populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum yaitu mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Dari populasi tersebut dipilih sampel secara random (stratified multistage random sampling) sebanyak 1220 responden.

Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 87% atau 1061 orang

Sebanyak 1061 responden tersebut yang dianalisis.

Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1% pada tingkat kepercayaan 95% (asumsi simple random sampling).

Dilakukan juga quality control dengan cara mensupervisi hasil wawancara secara random sebanyak 20% dari total sampel dan tidak ditemukan masalah berarti dalam proses tersebut.

Telah dilakukan juga validasi sampel dengan cara membandingkan karakteristik sampel dengan populasi dari berbagai variabel demograsi di antaranya, gender, desa-kota, usia, agama, etnis, pendidikan, dan juga wilayah atau provinsi.

Dari proses validasi tersebut sampel dinilai sangat mencerminkan karakteristik populasi dan bisa menggambarkan keadaan populasi secara keseluruhan.

4. Survei IPO

Kemudian lembaga yang melakukan survei eletabilitas pada awal 2023 ini adalah Indonesia Political Opinion (IPO).

IPO melakukan survei elektabilitas partai politik pada 1-7 Maret 2023.

Dalam surveinya, responden ditanya 'jika hari ini dilaksanakan Pemilihan Umum (Pemilu), parpol manakah yang akan dipilih?'.

Hasilnya PDIP berada diurutan pertama dengan tingkat elektabilitas 23,9%.

Kemudian diposisi kedua disusul Partai Golkar 11,5% dan Partai Demokrat 10,1%.

Diposisi ketempat ada Partai Gerindra 9,9%, selanjutnya secara berurutan ada PKB 7,6%, Partai NasDem 7,2%, PAN 5%, PKS 4,9%, Partai Persatuan Indonesia 4,1%, PPP: 1,7%, Partai Hanura 0,3%, Partai Gelora 0,2%, PSI 0,1%, Partai Ummat 0,1%, dan Partai Bulan Bintang 0,1%.

Diketahui jumlah sampel responden dalam survei ini sebanyak 1.200 dengan margin of error 2,90 persen dan tingkat akurasi data 95 persen.

Pengambilan sampel menggunakan teknik multistage random sampling (MRS) atau pengambilan sampel bertingkat.

5. Litbang Kompas

Litbang Kompas melakukan jejak pendapat terbaru soal elektabilitas Parpol pada periode 25 Januari-4 Februari 2023.

Survei dilakukan metode wawancara tatap muka.

Hasilnya, elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berada di puncak dengan angka 22,9 persen.

Kemudian di posisi kedua disusul Partai Gerindra dengan elektabilitas 14,3 persen.

Hasil survei Litbang Kompas terkait tingkat elektabilitas Partai Politik pada Januari 2023. PDIP peringkat pertama, Selasa (21/2/2023).
Hasil survei Litbang Kompas terkait tingkat elektabilitas Partai Politik pada Januari 2023. PDIP peringkat pertama, Selasa (21/2/2023). (Litbang Kompas)

Selanjutnya, Partai Golkar berada di urutan ketiga dengan angka elektabilitas 9,0 persen.

Lalu disusul Partai Demokrat diurutan keempat dengan angka elektabilitas 8,7 persen serta Partai NasDem diurutan kelima dengan angka 7,3 persen.

Hasil survei Litbang Kompas terkait tingkat elektabilitas Partai Politik pada Januari 2023. PDIP peringkat pertama, Selasa (21/2/2023). (Litbang Kompas)

Di posisi keenam ada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan angka 6,1 persen.

Setelah itu, terdapat beberapa nama partai politik yang elektabilitasnya di bawah lima persen versi Litbang Kompas.

Di antaranya PKS (4,8 persen); Perindo (4,1 persen); PPP (2,3 persen); PAN (1,6 persen) serta Partai Hanura, PBB, dan PSI yang masing-masing tingkat elektabilitasnya hanya 0,5 persen.

Berdasarkan hasil survei ini, tingkat elektabilitas dari PDIP sendiri mengalami peningkatan jika dibandingkan pada periode Oktober 2022.

Kala itu, elektabilitas partai pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut hanya berkisar di angka 21,1 persen atau naik sekitar 1,8 persen pada Januari 2023.

Diketahui berdasarkan hasil Survei Litbang Kompas yang digelar 24 September-7 Oktober 2022, elektabilitas Partai Gerindra menempati posisi kedua dengan elektabilitas 16,2 persen.

Tentunya, dibandingkan dengan hasil survei terbaru ada penurunan elektabilitas dari partai Gerindra.

Kemudian, pada Survei Okober 2022, Partai Demokrat berada di posisi ke tiga dengan meraih 14 persen.

Tetapi hasil survei terbaru Litbang Kompas elektabilitas partai yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tersebut melorot dan kembali disalip Partai Golkar.

Justru, berdasarkan survei terbaru Litbang Kompas Partai NasDem merangsak ke posisi kelima, padahal sebelumnya elektabilitas partai besutan Surya Paloh tersebut berada di bawah PKS dan PKB.

Eletabilitas PKB saat ini berada di bawah Partai NasDem.

6. Populi Center

Lembaga survei politik Populi Center merilis hasil surveinya pada Senin (13/2/2023).

Survei dilakukan pada 25 Januari 2023 hingga 2 Februari 2023.

Berdasarkan hasil survei Populi Center, elektabilitas PDI Perjuangan atau PDIP berada di posisi teratas dengan angka 24,5 persen.

Kemudian disusul Partai Gerindra 13,6 persen di posisi kedua dan Partai Golkar di posisi ketiga dengan angka 11,7 persen.

Kemudian, di peringkat keempat ditempati Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 8,4 persen, peringkat kelima Partai NasDem 5,8 persen.

Selanjutnya, berturut-turut ada Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 5,5 persen, Demokrat 4,8 persen, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 2,3 persen, dan Perindo 1,8 persen.

Partai Amanat Nasional (PAN) berada di posisi kesepuluh dengan angka 1,3 persen.

Kemudian PSI 0,5 persen, Hanura 0,4 persen, PBB 0,3 persen, Partai Buruh 0,3 persen, Gelora 0,3 persen, Partai Ummat 0,2 persen, Garuda 0,1 persen, dan PKN 0,1 persen

Sementara 1,7 persen dari 1.200 responden tidak memilih atau golput.

Kemudian, 12,3 persen responden belum memutuskan, dan 4,1 persen lainnya menolak menjawab.

Sebagai informasi, survei Populi Center dilakukan di 120 kelurahan tersebar di 38 provinsi di Indonesia.

1.200 responden survei dipilih secara acak bertingkat, dengan margin of error 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

7. LSI Denny JA

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil surveinya pada Selasa (7/2/2023).

Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa mengatakan dalam survei kali ini terdapat 4 kategori partai politik, yakni partai besar, menengah, kecil dan nol koma.

Untuk kategori partai besar ditempati tiga partai dengan angka elektabilitas tertinggi.

Ada PDI Perjuangan dengan 22,7 persen, Partai Golkar 13,8 persen dan Gerindra 11,2 persen.

“Dari 18 partai yang ada yang siap kontestasi di 2024, hanya 3 partai yang masuk kategori partai besar, PDIP, Golkar, dan Gerindra,” kata Ardian Sopa dalam rilis LSI Denny JA secara virtual, Selasa (7/2/2023).

Kemudian pada kategori menengah terdapat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan angka elektabilitas 8,0 persen, Partai Demokrat 5,0 persen dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 4,9 persen serta Partai Nasdem 4,4 persen.

Ardian menjelaskan bahwa partai kategori menengah ini berdasarkan angka elektabilitas pada rentang 4 hingga 10 persen.

Sementara untuk klasmen selanjutnya, yakni partai kecil yang memiliki angka elektsbilitas pada rentang 1-4 persen.

Kategori ini dipimpin oleh Partai Perindo dengan angka 2,8 persen.

Namun di posisi selanjutnya justru diisi oleh parpol yang saat ini berada di parlemen, yakni Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dengan masing-masing angka 1,9 persen dan 2,1 persen.

“Jadi secara dukungan, 3 partai ini Perindo, PPP dan PAN berada di kategorisasi partai kecil,” tuturnya.

“Sehingga sebenarnya per survei ini dilakukan mereka belom lolos melewati parlementary treashold 4 persen,” lanjut Sopa.

Kemudian kategori terakhir adalah partai nol koma, yakni partai politik dengan angka elektsbilitas di bawah 1 persen.

Terdapat sejumlah partai politik pada kategori ini, di antaranya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dengan angka 0,5 persen.

Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Garuda dan Partai Ummat masing-masing berada di angka 0,3 persen.

Kemudian ada Partai Hanura, Partai Buruh, Partai Gelora dan juga Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) yang berada di angka 0,1 persen.

“Hampir semua partai baru, ada juga partai lama yang masuk ke partai nol koma ini,” tuturnya.

Adapun survei dilakukan dengan merodologi Multistage random sampling yang melibatkan 1.200 responden.

Pengumpulan data dilakukan dengan tatap muka langsung dengan kuesioner yang dilakukan pada 4-15 Januari 2023.

Adapun margin of error dari survei ini kurang lebih 2,9 persen.

(Tribunnews.com/ Gita/ Fersianus Waku/ Rizki/ Umam/ Naufal Lanten/ reza deni)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas