Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Porter Demi Kebutuhan Keluarga, Anak Kecewa karena Dirinya Tidak Pulang Kampung saat Lebaran

Khamid mengungkapkan pada momen mudik lebaran seperti saat ini pendapatnya meningkat jauh.

Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Kisah Porter Demi Kebutuhan Keluarga, Anak Kecewa karena Dirinya Tidak Pulang Kampung saat Lebaran
Ist
Porter di Stasiun Pasar Senen bernama Khamid yang sudah bekerja sejak 25 tahun yang lalu. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Demi bisa penuhi kebutuhan keluarga seorang porter di Stasiun Pasar Senen bernama Khamid mengungkap dirinya pernah buat sang anak kecewa karena tidak bisa pulang kampung ke Kebumen pada momen mudik lebaran.

Menurut Khamid hal itu ia lakukan untuk memanfaatkan momen mudik lebaran di Stasiun Pasar Senen yang ramai pemudik.

Banyaknya pengguna jasa kereta api di Stasiun Pasar Senen disebutnya bisa bantu penuhi kebutuhan keluarganya di kampung halaman.

"Kalau lebaran pasti di rumah terus walau sehari dua hari. Pernah sekali nggak pulang anak kecewa karena ditanyakan tetangga bapaknya mana kok nggak pulang lalu nangis," kata Khamid ditemui di Stasiun Pasar Senen, Kamis (20/4/2023).

Khamid mengungkapkan kala itu ia tidak bisa balik ke kampung halaman demi memenuhi kebutuhan keluarga.

"Waktu itu nggak balik karena kebutuhan, lalu di Stasiun Pasar Senen lagi ramai. Kita cari momen bagaimana bisa mencukupi keluarga yang ada di rumah," jelasnya.

Pria yang telah menjadi porter sejak 25 tahun lalu itu mengungkapkan bahwa pendapatannya menjadi seorang porter tidak menentu.

Berita Rekomendasi

"Setiap kerja pasti ada suka dukanya kalau kita ambil dukanya karena karakter penumpang lain-lain, ada yang kasih Rp 5 ribu, Rp 7 ribu bahkan hanya ucapan terima kasih. Adanya seperti itu saya ikhlas saja," katanya.

Khamid mengungkapkan pada momen mudik lebaran seperti saat ini pendapatnya meningkat jauh.

"Kalau lagi ramai seperti ini bisa Rp 200 ribu hingga Rp 250 ribu. Jika tidak momen lebaran sehari hanya manggul sekali saja Rp 30 ribu. Kadang buat makan saja nggak nutup," jelasnya.

Bapak dari tiga anak ini mengungkapkan bahwa kalau lagi sepi dirinya bahkan harus berhutang ke warung untuk sekadar untuk makan

"Kalau udah kaya gitu makan ngutang dulu di warung," ungkapnya.

Baca juga: Porter Ini Curhat Pemasukan Tak Sebanding dengan Pemudik yang Membludak

Meski begitu Khamid mengaku bersyukur bisa menafkahi ketiga anaknya untuk bisa mendapatkan pendidikan yang layak di kampung.

"Alhamdulillah kalau kita syukuri kita jalani insyaallah tercukupi tiga anak sudah sekolah semua SMK, SMP dan SD," tutupnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas