Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Amalan-amalan yang Dianjurkan saat Malam Takbiran, Mendapat Berkah Melimpah

Berikut ini beberapa amalan-amalan yang dianjurkan saat malam takbiran agar mendapat banyak berkah yang melimpah

Penulis: Pondra Puger Tetuko
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Amalan-amalan yang Dianjurkan saat Malam Takbiran, Mendapat Berkah Melimpah
Warta Kota/Henry Lopulalan
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memukul beduk saat membuka Festival Malam Takbiran 1443 H di Jakarta International Stadium (JIS), Sunter, Jakarta Utara, Minggu (1/4/2022) - Berikut ini beberapa amalan-amalan yang dianjurkan saat malam takbiran. 

TRIBUNNEWS.COM - Simak amalam-amalan yang dianjurkan saat malam takbiran Idul Fitri 1444 H/2023.

Malam takbiran merupakan malam hari sebelum perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Pada malam takbiran itu umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan amalan-amalan agar mendapat berkah dan pahala yang melimpah.

Apalagi umat Islam telah melaksanakan puasa selama bulan Ramadhan, dan akan menyambut hari kemenangan atau Idul Fitri.

Sebagai infomasi, pemerintah telah menetapkan 1 Syawal 1444 H jatuh pada Sabtu, 22 April 2023 melalui sidang Isbat yang digelar pada Kamis (20/4/2023), kemarin.

Sementara PP Muhammadiyah telah menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1444 H/2023 pada hari ini, Jumat, 21 April 2023.

Baca juga: Keutamaan Malam Takbiran Jelang Lebaran Idul Fitri 2023, serta Bacaan Takbir Lengkap

Dikutip dari berbagai sumber, inilah beberapa amalan yang dilaksanakan saat malam takbiran Idul Fitri.

BERITA REKOMENDASI

Amalan yang Dianjurkan saat Malam Takbiran

- Mengumandangkan Takbir

Umat Islam akan memenuhi masjid untuk menyambut hari kemenangan atau Idul Fitri.

Hal itu akan mengumandangkan lafadz takbir hari raya juga dilakukan dari awal matahari terbenam sampai menjelang Salat Ied.

للهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ لاَ اِلـٰهَ إلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ، اللهُ اَكْبَرُ وَ ِللهِ الْحَمْدُ

- Mandi Saat Matahari Mulai Terbenam

Diperbolehkan untuk mandi setelah berbuka puasa.

Hal tersebut berguna untuk mensucikan diri sebelum menyambut hari raya nan fitri.

- Berkunjung untuk Bersilaturahmi

Umat Islam merayakan malam takbir dengan mengunjungi sanak saudaranya untuk bersilaturahmi.

Tradisi turun temurun ini dilestarikan dengan sangat baik. Terutama Umat Islam di Indonesia.

- Membaca Al quran

Membaca Al quran baik dilakukan kapan saja. 

Namun, dengan membaca Al quran saat malam takbir membuat malam takbir hidup dengan bacaan ayat-ayat Al quran.

Adapun lafadz takbir ied yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw adalah:

a. Lafadz takbir ‘Ied seperti disandarkan kepada Ibn Mas’ud, ‘Umar ibn al-Khattab dan ‘Ali ibn Abi Thalib, di antaranya adalah sebagai berikut:

اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ.

“Allahu akbar allahu akbar, la ilaha illallah wallahu akbar alllahu akbar walillahil hamd”

Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan bagi Allah-lah segala puji.”

Lafaz tersebut berdasar berdasarkan hadits riwayat Ibn Abi Syaibah, Mushannaf, tahqiq: Kamal al-Hut, juz 1 hlm 490 no. 5650, 5651, 5653. Ibn al-Mundzir, Al-Awshat, juz 7, hlm 22 no: 223, hlm 23, 24, 25 no:224, 225, 226)

Ucapan Allahu Akbar dalam takbir ‘Ied pada redaksi hadits di atas jelas hanya diucapkan dua kali, tidak tiga kali.

b. Lafadz takbir ‘Ied sesuai hadits riwayat Abdur Razaq dari Salman dengan sanad yang shahih, yang mengatakan:

كَبِّرُوْا، اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا

Artinya: “Bertakbirlah: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Sungguh Maha Besar. (lihat ash-Shan’aniy, Subul as-Salam, Juz II: 76)

كَبِّرُوْا، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا

Artinya: “Bertakbirlah: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Sungguh Maha Besar. (lihat al-Baihaqi,Sunan al-Kubra, Juz III: 316)

Sementara itu, ada pula bacaan takbir yang lebih panjang lagi, yaitu Allahu Akbar Kabira wal-hamdu lil-Lahi katsira… dan seterusnya sampai wa lau karihal-kafirun, musyrikun dan lain-lain.

Berikut lafal lengkapnya.

اللّه أكْبَرُ كَبيراً، والحَمْدُ لِلَّهِ كَثيراً، وَسُبْحانَ اللَّهِ بُكْرَةً وأصِيلاً، لا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ، وَلا نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدينَ وَلَوْ كَرِهَ الكافِرُون، لا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَهَزَمَ الأحْزَابَ وَحْدَهُ، لا إِلهَ إِلاَّ اللّه واللَّهُ أكْبَرُ

“Allahu akbar kabira, wal hamdulillahi katsira, wa subhanallahi bukrataw wa ashila, la ilaha illallah, wa la na’budu iyyahu mukhlisina lahud din, wa law karihal kafirun, la ilaha illlallah wahdah, shadaqa wa’dah, wa nashara ‘abdah, wa hazamal ahzab wahdah, la ilaha illallah wallahu akbar”

Namun demikian, Muhammadiyah berpendapat, belum menemukan dasar atau dalil yang secara jelas menuntunkan bertakbir hari raya dengan lafaz demikian.

Di sisi lain, lafal takbir yang panjang tersebut ditemukan dalam hadis yang menunjukkan bacaan zikir pada akhir pelaksanaan shalat.

Selain itu, juga ditemukan pada sebuah hadist yang berkaitan dengan kepulangan Rasulullah dari perang, haji atau umrah.

Lafadz-lafadz yang terkandung dalam kedua hadis tersebut bukan dikhususkan untuk dibaca sebagai lafadz takbir pada hari raya Idul Fitri maupun Idul Adha.

- Membaca Doa Seperti dibawah ini Sebanyak 10x

يَادَآئِمَ اْلفَضْلِ عَلَى اْلبَرِيَّةِ، يَا بَاسِطَ اْليَدَيْنِ بِالْعَطِيَّةِ، يَاصَاحِبَ الْمَوَاهِبِ السَّنِيَّةِ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ خَيْرِ الْوَرَى سَجِيَّةً، وَاغْفِرْ لَنَا يَا ذَا الْعُلَى فِي هٰذِهِ الْعَشِيَّةِ

(Tribunnews.com/Pondra Puger)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas