Lebih Dulu Puasa Syawal atau Bayar Utang Puasa Ramadhan? Ini Penjelasannya
Manakah yang lebih dulu antara puasa Syawal atau bayar hutang puasa Ramadhan? Simak penjelasan berikut ini lengkap dengan bacaan niat puasa Syawal.
Penulis: Enggar Kusuma Wardani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Berikut penjelasan terkait manakah yang harus diutamakan antara puasa syawal atau bayar hutang puasa Ramadhan terlebih dahulu.
Pertanyaan terebut mucul ketika umat muslim mulai memasuki bulan Syawal setelah selesai Ramadhan.
Puasa Syawal ialah puasa sunnah yang dilakukan selama 6 hari setelah Hari Raya Idul Fitri.
Ibadah sunnah berupa puasa Syawal sangat dianjurkan untuk dikerjakan oleh umat muslim karena memiliki keutamaan serta pahala yang berlimpah.
Namun dalam pelaksanaannya, masih terdapat pertanyaan terkait manakah yang harus didahulukan antara puasa Syawal atau membayar puasa Ramadhan.
Pasalnya, sebagian umat muslim memiliki hutang puasa selama bulan Ramadhan yang disebabkan oleh berbagai hal.
Baca juga: Kapan Puasa Syawal 2023? Simak Tanggalnya dan Keutamaan Puasa Syawal 6 Hari
Untuk itu, simak penjelasan menurut ulama untuk mengetahui lebih dulu mana antara puasa Syawal dan bayar hutang puasa Ramadhan berikut ini:
Dikutip dari laman Kemenag, menurut para ulama, jika seseorang tidak berpuasa di bulan Ramadan karena ada udzur, misalnya karena sakit atau karena haid, maka dia boleh langsung berpuasa enam hari di bulan Syawal.
Sehingga tidak ada masalah baginya apabila langsung berpuasa Syawal, meskipun dia belum bayar hutang puasa Ramadhan.
Hal tersebut diperbolehkan karena seseorang yang tidak berpuasa di bulan Ramadhan sebab ada udzur tidak wajib segera bayar hutang puasa Ramadhan.
Ia boleh menunda bayar hutang puasa Ramadhan di bulan-bulan selain bulan Syawal.
Oleh sebab itu, meskipun dia tidak bayar hutang puasa Ramadhan di bulan Syawal, maka hukumnya tidak berdosa dan dia boleh langsung berpuasa Syawal.
Akan tetapi, bagi orang yang dengan sengaja tidak berpuasa di bulan Ramadhan, padahal dia sedang dalam keadaan tidak ada udzur, maka haram baginya melakukan puasa enam hari bulan Syawal.
Dia wajib segera bayar hutang puasa Ramadhan di bulan Syawal, dan sebelum dia selesai menggantinya, maka dia tidak boleh berpuasa sunnah, termasuk puasa enam hari bulan Syawal.
Hal tersebut telah dijelaskan dalam kitab Hasyiatul Jamal 'ala Syarh Al-Minhaj, yang berbunyi:
"Jika seseorang sengaja tidak melakukan puasa Ramadan, maka haram baginya melakukan puasa enam hari bulan Syawal, selain (mengganti) puasa Ramadan. Hal ini karena dia wajib mengganti puasa Ramadan dengan segera."
Baca juga: Puasa Syawal setelah Lebaran: Tata Cara, Niat, Doa, dan Keutamaan
Niat Puasa Syawal
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.
Artinya:
“Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT.”
Tidak seperti puasa Ramadhan, niat puasa Syawal bisa dilakukan pada siang hari selama belum makan atau minum.
Berikut niat puasa Syawal yang dibaca siang hari:
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.
Artinya:
“Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT.
Baca juga: 5 Keutamaan Puasa Syawal, Menghapus Dosa Selama Setahun hingga Menyempurnakan Ibadah
Tata Cara Puasa Syawal
Dikutip dari laman Gramedia, berikut tata cara puasa Syawal:
1. Niat puasa syawal dijalankan selama enam hari
Sebagaimana yang sudah disebutkan dalam hadis, puasa syawal dilakukan selama enam hari.
Berikut hadis yang disebutkan:
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164). Dari hadis tersebut, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin berkata, “Yang disunnahkan adalah berpuasa enam hari di bulan Syawal.” (Syarhul Mumti’, 6: 464).
2. Diutamakan dikerjakan secara berurutan
Puasa syawal diutamakan dijalankan secara berurutan.
Namun, jika tidak bisa dikerjakan secara berurutan, maka niat puasa syawal bisa dikerjakan secara terpisah-pisah.
Syaikh Ibnu Utsaimin berkata bahwa “Lebih utama puasa Syawal dilakukan secara berurutan karena itulah yang umumnya lebih mudah. Itu pun tanda berlomba-lomba dalam hal yang diperintahkan.”
3. Diutamakan untuk mengganti utang puasa Ramadhan terlebih dahulu
Kalau kamu mempunyai utang puasa Ramadan, maka disarankan untuk menggantinya terlebih dahulu (puasa qadha).
Hal ini berdasarkan pada penjelasan dari Ibnu Hambali dalam kitabnya Lathoiful Ma’arif.
Ibnu Rajab Al Hambali berkata:
“Siapa yang mempunyai kewajiban qodho’ puasa Ramadhan, hendaklah ia memulai puasa qodho’nya di bulan Syawal. Hal itu lebih akan membuat kewajiban seorang muslim menjadi gugur. Bahkan puasa qodho’ itu lebih utama dari puasa enam hari Syawal.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 391).
(Tribunnews.com/Enggar Kusuma)