Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Suara Tembakan Setiap Hari di Khartoum Sudan Bikin Mahasiswa Indonesia Parno hingga Sulit Tidur

Aribah mengaku masih sering kaget kala mendengar suara keras karena masih terngiang-ngiang suara tembakan di medan perang.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Suara Tembakan Setiap Hari di Khartoum Sudan Bikin Mahasiswa Indonesia Parno hingga Sulit Tidur
TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI
Satgas TNI berhasil evakuasi 110 Warga Negara Indonesia (WNI) di Sudan di bawah pimpinan Mission Commander Kolonel Pnb Noto Casnoto, Jeddah, Rabu, (26/4/2023). WNI di Sudan mengisahkan kelamnya kondisi perang yang terjadi di Khartoum, ibu kota Sudan. Satgas evakuasi yang terdiri dari kru pesawat, personel Satbravo Kopasgat, Kesehatan TNI, Psikolog TNI, BAIS TNI, Puspen TNI, dan staf Kemenlu ini berhasil mengevakuasi WNI yang terdiri dari 33 orang perempuan, 71 orang laki-laki dan enam anak-anak, untuk selanjutnya di bawa menuju posko evakuasi. Setelah melaksanakan pemeriksaan kesehatan, para WNI ini diangkut menggunakan Pesawat Boeing 737 A-7305 milik TNI AU sorti 1 dengan rute penerbangan Jeddah - Port Sudan - Jeddah. Dalam keterangannya, Mission Commander menyampaikan bahwa misi evakuasi rencananya akan dibagi menjadi beberapa sorti dan sorti pertama telah terlaksana dengan lancar tanpa kendala. Menurutnya, evakuasi akan diprioritaskan untuk Lansia, ibu hamil dan anak-anak. //PUSPEN TNI 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelajar Warga Negara Indonesia di Sudan, Aribah sudah dievakuasi ke Asrama Haji Pondok Gede Jakarta pada Jumat (28/4/2023).

Mahasiswi International University of Africa (IUA) semester tiga itu mengisahkan kelamnya kondisi perang yang terjadi di Khartoum, ibu kota Sudan.

"Suara tembakan itu bikin parno dan sulit tidur, terjadi terus menerus setiap hari," cerita Aribah kepada Tribun Network.

Aribah mengaku masih sering kaget kala mendengar suara keras karena masih terngiang-ngiang suara tembakan di medan perang.

Baca juga: “Takut bom jatuhnya ke kita“ - Kisah para WNI yang selamat dari konflik di Sudan

"Jadi suara tembakannya itu berturut-turut lalu mereka sepi, tidak lama selang satu jam mendadak suara tembakan lagi," tuturnya.

Aribah menceritakan seisi ruangan aula kampus hanya bisa tertegun menunggu dievakuasi KBRI Khartoum.

Kata dia, seluruh mahasiswa yang menghuni asrama kampus dikumpulkan di dalam aula dan mendapatkan perlindungan.

BERITA REKOMENDASI

"Mendengar suara pesawat saja saya masih terasa seperti di sana (Khartoum, red)," ungkap Aribah.

Menurutnya, serangan udara, tembakan tank, dan artileri sangat mencekam ibu kota Sudan dan kota Bahri.

Dia bersyukur pemerintah Indonesia segera bertindak melakukan evakuasi dan memfasilitasi WNI yang tertahan di Sudan.

Aribah berharap peperangan di Sudan bisa segera berakhir sehingga bisa kembali melanjutkan kuliah.

Baca juga: Krisis Sudan: Gencatan Senjata Diperpanjang, Namun Pertempuran Terus Berlanjut

Banyak orang tewas dalam 'bentrokan etnis yang mematikan'di ibu kota Darfur Barat, El Geneina sejak awal minggu ini.


Situasi di seluruh Sudan saat ini telah memburuk, negara itu kekurangan pasokan air dan makanan pokok, laporan penjarahan pun kian meluas, dengan rumah sakit menjadi sasaran.

"Konflik tersebut telah menyebabkan lebih dari 50 ribu orang melarikan diri dari Sudan ke Chad, Mesir, Sudan Selatan, dan Republik Afrika Tengah," demikian keterangan resmi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas