Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tembus Rp80,2 T, Pengamat Apresiasi Kinerja Erick Thohir Cetak Rekor Dividen BUMN Terbesar

Sebagai perbandingan, tahun lalu dividen BUMN yang disetor ke negara mencapai Rp 39,7 triliun, atau setengah dari dividen tahun ini.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Tembus Rp80,2 T, Pengamat Apresiasi Kinerja Erick Thohir Cetak Rekor Dividen BUMN Terbesar
Instagram Erick Thohir
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan, pihaknya akan memberikan dividen BUMN kepada negara sebesar Rp 80,2 triliun pada tahun 2023.

Angka itu merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah.

Adapun sumber dividen tersebut berasal dari kinerja BUMN tahun 2022.

Sebagai perbandingan, tahun lalu dividen BUMN yang disetor ke negara mencapai Rp 39,7 triliun, atau setengah dari dividen tahun ini.

Pengamat BUMN Rizki Yoctavian mengatakan, meski ekonomi RI sempat tertekan saat pandemi virus Corona melanda sejak akhir tahun 2019 hingga 2022, Erick Thohir berhasil mendorong perusahaan plat merah itu mencatatkan kinerja positif.

Bahkan, sederet BUMN siap membagikan dividen yang bila diakumulasi menjadi dividen terbesar sepanjang sejarah, yakni Rp 80,2 triliun

Berita Rekomendasi

“Apresiasi yang tinggi untuk Menteri BUMN Erick Thohir. Ini merupakan buah dari kerja keras yang sangat fokus semua insan BUMN dibawah kementerian BUMN yang dipimpin Erick Thohir,” kata Rizki dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (2/5/2023).

Baca juga: Menteri BUMN Erick Thohir Kembali Tunjuk Budi Waseso Jadi Direktur Utama Perum Bulog

Dikatakan Rizki, program transformasi BUMN yang digagas oleh Erick Thohir terus berjalan dan selalu menyesuaikan dengan kebutuhan bisnis di BUMN.

Lewat konsistensi ini, Kementerian BUMN selalu mencatatkan kinerja tang baik setiap tahun dan terus meningkatkan, baik itu bisnisnya hingga keuntungan.

“Hasil dari bisnis BUMN itu ada 3 yaitu berkembangnya bisnis BUMN, Keuntungan yang diperoleh untuk negara dan tentunya kontribusi kepada rakyat Indonesia,” ucapnya.

Diakui Rizki, Erick Thohir berhasil membangun harmonisasi dalam menjalankan transformasi BUMN, terutama keberhasilannya menerapkan AKHLAK sebagai inti atau Core Value BUMN.

Sehingga mendorong produktivitas kerja dan menghasilkan performa positif yang ditandai dengan nilai dividen yang besar.

“Kinerja Kementerian BUMN saya nilai sangat baik, sesuai dengan roadmap kementerian BUMN yang menjalankan program transformasi. Baik itu pembenahan korporasi maupun pembangunan SDM melalui core value AKHLAK. Sehingga tercermin dari tingkat kesehatan BUMN tersebut dan pendapatan berupa laba bersih,” ucapnya.

“Yang terpenting adalah disamping BUMN berbisnis untuk menghasilkan deviden bagi negara, juga pemberdayaan yang berguna bagi masyarakat Indonesia,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Rizki mengatakan kepemimpinan Erick Thohir secara nyata berhasil menjaga keseimbangan bisnis, di mana BUMN-nya sehat, tapi tetap memberikan kontribusi kepada rakyat Indonesia.

“Pandangan saya bahwa Erick Thohir orang yang sangat fokus, kedepannya saya yakin BUMN akan semakin maju,” katanya.

Untuk itu, Rizki berharap selain terus menigkatkan performa bisnis yang bagus, juga terus memberikan kontribusi melalui program sosial/CSR bagi peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia.

“Saya menyarankan agar program-program terus dilakukan seperti pemurnian bisnis BUMN sesuai dengan core binis, menciptakan leadership di BUMN serta terus melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat melalui program-program CSR yang produktif dan langsung menyentuh kepada ekonomi rakyat,” ucapnya.

Sebelumnya pada 2022, Erick menjelaskan bahwa realisasi dividen BUMN mencapai Rp 39,7 triliun. Nilai kontribusi itu lebih tinggi Rp 3 triliun dari target sebelumnya.

"Awalnya waktu itu dari kami menargetkan Rp 36,4 triliun, tapi dari Komisi VI meminta ada peningkatan waktu itu. Kita bekerja keras hampir mencapai Rp 40 triliun, tepatnya Rp 39,7 triliun," imbuhnya.

"Kita tidak bicara yang namanya pajak dan PNBP yang sudah pernah saya sampaikan itu sebenarnya nilainya hampir Rp 1.198 triliun tiga tahun terakhir," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas