Kolaborasi Antar-Pemangku Kepentingan Cegah Misinformasi Produk Tembakau Alternatif
Produk tembakau alternatif seperti produk tembakau yang dipanaskan dan rokok elektrik menerapkan sistem pemanasan bukan sistem pembakaran.
Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Produk tembakau alternatif seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik atau vape, dan kantong nikotin disebut secara ilmiah memiliki risiko yang lebih rendah daripada rokok.
Namun publik belum sepenuhnya mengetahui fakta tersebut lantaran masih adanya informasi keliru mengenai produk tembakau alternatif di masyarakat.
Ketua Asosiasi Konsumen Vape Indonesia (Akvindo), Paido Siahaan, mengatakan produk tembakau alternatif telah teruji secara ilmiah mampu menekan risiko kesehatan berkat penerapan konsep pengurangan bahaya tembakau (harm reduction).
“Konsep pengurangan bahaya tembakau adalah strategi mengurangi dampak buruk penggunaan tembakau dengan cara mengurangi risiko kesehatan yang terkait dengan merokok,” terangnya, Kamis (4/5/2023).
Baca juga: Para Ahli Ungkap Produk Tembakau Alternatif Lebih Rendah Risiko Bagi Kesehatan
Ia mengatakan dalam konsep pengurangan bahaya tembakau, penggunaan produk tembakau yang lebih rendah risiko tidak dilihat sebagai solusi ideal.
Tetapi sebagai alternatif yang lebih baik ketimbang rokok.
“Dengan cara ini, pengguna dapat mengurangi risiko kesehatan mereka secara bertahap, sementara masih tetap menggunakan produk tembakau,” ujar Paido.
Produk tembakau alternatif seperti produk tembakau yang dipanaskan dan rokok elektrik menerapkan sistem pemanasan bukan sistem pembakaran seperti rokok.
Oleh karena itu, produk tersebut dapat mengurangi risiko hingga 90-95 persen lebih rendah daripada rokok.
Bukti ini juga diperkuat oleh penelitian internasional, termasuk kajian ilmiah bertajuk “Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products 2018”, oleh Public Health England (saat ini bernama UK Health Security Agency), divisi dalam Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial di Inggris.
Lebih lanjut, Paido menjelaskan, produk tembakau alternatif dapat membantu pengguna menghindari paparan asap rokok yang mengandung sekitar 7 ribu bahan kimia, dan sebagian di antaranya bersifat karsinogenik.
Pasalnya, asap rokok maupun TAR yang dihasilkan ketika rokok dibakar dapat meningkatkan risiko kanker, penyakit jantung, dan masalah kesehatan lainnya.
Oleh karena itu, produk tembakau alternatif dapat dimanfaatkan oleh perokok dewasa yang ingin beralih dari kebiasaan merokok.
“Sebagian besar produk tersebut dirancang untuk mengurangi risiko kesehatan yang terkait dengan merokok,” kata Paido.
Sebagai asosiasi konsumen, Paido berharap misinformasi mengenai produk tembakau alternatif dapat dihentikan seiring dengan meningkatnya edukasi publik, kajian ilmiah, serta kolaborasi bersama antara ahli kesehatan dan pemerintah.
Akvindo pun siap berkerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan terkait untuk memberikan edukasi tentang produk tembakau alternatif yang berlandaskan hasil kajian ilmiah.
“Dengan melakukan beberapa langkah di atas, semoga asosiasi konsumen dapat membantu mengedukasi soal produk tembakau alternatif kepada publik,” tegas Paido.
Pada kesempatan berbeda, Ketua Aliansi Vaper Indonesia (AVI), Johan Sumantri, juga mengatakan produk tembakau alternatif bisa menjadi pilihan perokok dewasa untuk beralih dari kebiasaan merokok.
Untuk itu, kolaborasi antara pemangku kepentingan terkait kajian ilmiah produk tersebut perlu ditingkatkan.
“Sosialisasi dan kajian ilmiah tentang produk tembakau alternatif perlu lebih masif. Tak hanya dari asosiasi, pemerintah dan pihak terkait pun perlu terlibat. Upaya ini sangat penting bagi masyarakat yang hendak berhenti dari kebiasaan merokok,” kata Johan.