Diserang Pernyataan Bernada Rasis, Anies Baswedan Unggah Surat Buya Hamka kepada Kakeknya
Unggahan tersebut dibuat Anies di tengah munculnya video dari Ketua DPP KNPI Umar Bonte yang menyinggung asal usul Anies.
Penulis: Daryono
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Bakal calon presiden (Bacapres) dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan mengunggah surat dari Buya Hamka kepada kakek Anies, AR Baswedan.
Surat tersebut ditulis Buya Hamka kepada AR Baswedan pada tahun 1974.
Unggahan tersebut dibuat Anies di tengah munculnya video dari Ketua DPP KNPI Umar Bonte yang menyinggung asal usul Anies.
Video pernyataan Umar Bonte itu beredar di media sosial.
Oleh sebagian kalangan, pernyataan Umar Bonte dianggap bernada rasis.
Dalam unggahannya di akun Instagram pribadinya, @aniesbaswedan, Jumat (5/12/2023), Anies mengatakan surat Buya Hamka kepada kakeknya itu juga dimuat di Majalah Panji Masyarakat.
Anies kemudian mengunggah foto dari Malajah Panji Masyarakat yang memuat surat Buya Hamka.
"Mengenang dan membaca kembali surat dari Buya Hamka kepada kakek di tahun 1974, yang kemudian juga dimuat di majalah Panji Masyarakat," tulis Anies dalam caption foto yang ia unggah.
Dibaca Tribunnews, surat Buya Hamka kepada kakek Anies itu cukup panjang.
Di antaranya menyinggung soal peranakan Arab.
Di akhir surat itu, Buya Hamka menuliskan soal pendirian kakek Anies sebagai bangsa Indonesia.
"Saudara Baswedan!
Saya renungkan sekali lag fotomu di amslog muka Panjimas no 1631. Engkau telah mulai tua sebagai juga aku. Tetapi mata masih bersinar berapi-api, menunjukkan keyakinan akan kebenaran pendirian. Dan membayangkan juga rasa syukur, karena golonganmu tidak lagi bermimpi tentang padang pasir melainkan hidup dalam 'alam kenyataan: Kami adalah bansga Indonesia! Tak ada kekuatan yang dapat menyisihkan kami!"
Tidak diketahui, apakah unggahan Anies itu bermaksud meng-counter pernyataan Umar Bonte soal asal-usul Anies.
Adapun pernyataan Umar Bonte diunggah di akun TikTok Umar Bonte @UmarBonte_official.
Berikut pernyataan lengkap Umar Bonte:
Sebagai Ketua Umum DPP KNPI secara tegas dan lugas saya tidak ingin Anies Baswedan menjadi presiden republik Indonesia yang harus memimpin putra putra terbaik bangsa ini. Bangsa ini sudah memberikan ruang yang begitu besar kepada Anies Baswedan, sudah diberi kesempatan untuk menjadi menteri, pernah diberi kesempatan untuk menjadi gubernur, itu cukup dalam pentas politik tanah air, tapi kalau sampai meminta ingin jadi ini terlalu berlebihan. Biarkanlah putra putra bangsa Indonesia sendiri yang menjadi presiden republik Indonesia. Saya setuju Anda lahir dan besar di sini, tapi Belanda menjajah republik Indonesia selama 350 tahun, mereka memiliki anak cucu dan lahir di sini. Mereka tetap saja penjajah dan tetap saja bukan bangsa Indonesia, Belanda juga datang di Indonesia mengaku jadi pahlawan, ingin menyelamatkan ekonomi bangsa Indonesia, tetapi mereka tetap saja bukan putra putra asli bangsa Indonesia.
Karena itu saya meminta kepada seluruh pemuda Indonesia seluruh bangsa Indonesia, seluruh rakyat Indonesia berilah kesempatan terbaik untuk memimpin bangsa ini dari putra bangsamu sendiri, Prabowo oke, Ganjar Pranowo oke. Jangan karena terpilih menjadi gubernur DKI Jakarta lalu kemudian menjadi kepedean mau jadi presiden juga. Jangan, Anda menjadi gubernur DKI Jakarta bukan karena komunitas yang kuat di situ, bukan karena kontestasi politik kemarin, mendorong dorong agama, memaksa maksa agama, kemudian melahirkan Anies Baswedan menjadi gubernur, tetapi untuk menjadi presiden, jangan jugalah. Bangsa Indonesia ini terdiri dari beberapa bangsa-bangsa yang memang memiliki leluhur yang asli, Papua memiliki leluhur, Kalimantan memiliki leluhur, Jawa memiliki leluhur, Sumatera memiliki leluhur, leluhur-leluhur inilah menjadi putra bangsa asli yang harusnya diberikan kemenangan untuk memimpinnya. Saya berilustrasi Anda boleh saja lahir dan besar di rumah saya, tetapi untuk menjadi tuan rumah di rumah saya tidak mungkin saya akan berikan kesempatan itu, tidak logis namanya. Anda boleh saja memiliki orang tua atau mengaku memiliki orang tua menjadi pahlawan negara ini, tetapi untuk menjadi presiden sadar diri, jangan, ini yang saya ingin menggugah. Terima kasih. Assalamualaikum.
(Tribunnews.com/Daryono)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.