Kondisi Jalan Jadi Aspek Terburuk dalam Penyelenggaraan Mudik 2023
Kondisi jalan rusak menjadi aspek terburuk mempengaruhi kepuasan masyarakat dalam penyelenggaraan mudik tahun 2023.
Penulis: Ashri Fadilla
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ashri Fadilla
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kondisi jalan rusak menjadi aspek terburuk mempengaruhi kepuasan masyarakat dalam penyelenggaraan mudik tahun 2023.
Dari total 1,218 responden umum, kepuasan terhadap kondisi jalan hanya mencapai 64,3 persen.
Persentase berbeda 17,5 persen dari aspek yang paling membuat para responden puas, yaitu pengaturan lalu lintas sebesar 81,8 persen.
Kemudian tingkat kepuasan lainnya diikuti oleh aspek angkutan umum, yaitu 73,4 persen dan ketersediaan bahan bakar 71,8 persen.
"Meskipun masih tinggi ya, tapi tingkat kepuasannya di bawah tiga aspek lain, itu adalah kondisi jalan," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam rilis Survei Indikator: Evaluasi Publik Atas penanganan Mudik 2023, Minggu (14/5/2023).
Temuan survei ini sejalan dengan isu jalanan rusak yang beberapa waktu belakangan viral, khususnya di Provinsi Lampung.
"Apalagi kalau ke Lampung, mungkin lebih rendah lagi (tingkat kepuasannya). Kemarin saja jadi bahan omongan di medsos," ujarnya.
Baca juga: 89,5 Persen Masyarakat Puas Atas Penyelenggaraan Mudik 2023
Secara rinci, ada 13,1 persen responden yang merasa sangat puas dengan kondisi jalan selama masa mudik 2023.
Kemudian 51,2 persen merasa cukup puas, 27,3 persen kurang puas, 6,3 persen tidak puas, dan 2,2 persen tidak menjawab.
Sementara dari total responden yang menjalani mudik, ada 20 persen yang merasa sangat puas.
Kemudian ada 45,3 persen pemudik merasa cukup puas dengan kondisi jalan selama masa mudik, 28,7 persen kurang puas, 5,6 persen tidak puas, dan 0,4 persen tidak menjawab.
"Di kelompok pemudik, evaluasi positif yang diberikan sedikit lebih tinggi," ujat Burhanuddin.
Baca juga: Survei: Kepuasan Masyarakat 78 Persen Pada Layanan Mudik Lebaran 2023
Sebagai informasi, survei ini dilaksanakan menggunakan metode random digit dialing (RDD) untuk pemilihan sampelnya.
"RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak," ujar Burhanuddin Muhtadi.
Dengan metode itu, diperoleh 1.218 responden dari populasi seluruh warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atu sudah menikah.
Margin of error dari pemilihan sampel ini diperkirakan 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.