Hubungan Jokowi dan Paloh Renggang, Pengamat: Pengganti Plate Jelas Bukan dari NasDem
Kasus menteri terjerat korupsi dalam periode pemerintahan Jokowi tidak terjadi sekali ini saja.
Penulis: Mario Christian Sumampow
Editor: Malvyandie Haryadi
![Hubungan Jokowi dan Paloh Renggang, Pengamat: Pengganti Plate Jelas Bukan dari NasDem](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/keterangan-partai-nasdem-terkait-kasus-johnny-g-plate_20230517_220434.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Ujang Komarudin melihat Presiden Joko Widodo (Widodo) jelas tidak akan memilih figur dari Partai Nasional Demokrat (NasDem) sebagai pengganti Johnny G Plate sebagai Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo).
Kasus menteri terjerat korupsi dalam periode pemerintahan Jokowi tidak terjadi sekali ini saja.
Sebelumnya mantan Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara dan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo sudah lebih dulu mengalami kasus serupa.
Ujang pun menjelaskan, kedua menteri yang terjaring korupsi itu posisinya diganti dengan sosok yang masih berkaitan erat dengan koalisi pemerintahan Jokowi, yakni Tri Rismaharini dari PDIP sebagai Mensos dan Wahyu Sakti Trenggono sebagai Menteri KPP yang dulunya pernah menjadi Tim Pemenangan Jokowi-JK di Pilpres 2014.
“Kita punya pengalaman misalkan ketika menteri PDIP Mensos Juliari Batubara ditangkap KPK maka penggantinya adalah menteri PDIP lagi, Risma. Lalu menteri Edhy Prabowo di Gerindra ketika ditangkap. Itu (penggantinya) masih bagian dari koalisi pendukung Jokowi,” ujar Ujang saat dihubungi, Kamis (18/5/2023).
Baca juga: Temui Surya Paloh, Anies Sebut Tak Bicarakan Soal Elektoral
Seperti diketahui, Plate merupakan Sekretaris Jenderal Partai NasDem, sementara dalam kontestasi menuju Pilpres 2024 tampak hubungan Jokowi dengan Ketua Umum NasDem, Surya Paloh kian renggang sejak ia mengusung Anies Baswedan sebagai capresnya.
Jalan berbeda yang ditempuh oleh Jokowi dan Paloh ini juga semakin terlihat, kata Ujang, saat beberapa waktu lalu pertemuan partai koalisi pemerintahan Jokowi tidak mengundang NasDem.
“Tapi kan NasDem saat ini dianggap Jokowi bukan lagi penduduk koalisi pemerintah. Kita tahu pertemuan, di DPP PAN, lima partai koalisi pemerintah Jokowi hadir tapi Nasdem tidak diundang. Beberapa waktu lalu pertemuan enam partai koalisi pemerintah Jokowi, NasDem juga tidak diundang,” tuturnya.
Dari beberapa pertemuan itu pun sudah sangat jelas bagaimana Jokowi tidak lagi menganggap Paloh dan NasDem merupakan bagian dari koalisi.
“Jokowi sudah jelas mengisyaratkan bahwa NasDem bukanlah bagian dari koalisi pemerintah, makanya tidak diundang. Dalam kasus Johnny G Plate ini akan diganti, saya melihat bukani kader NasDem,” tegas Ujang.
Diberitakan sebelumnya, Kejaksaan Agung telah menetapkan Menkominfo Johnny G Plate sebagai tersangka kasus korupsi tower base transceiver station (BTS).
Setelah ditetapkan tersangka, Johnny G Plate langsung ditahan selama 20 hari ke depan terhitung sejak hari ini, Rabu (17/5/2023).
Dirinya ditahan di Rutan Salemba cabang Agung.
Dalam perkara ini, Johnny G Plate dimintai pertanggungjawaban sebagai pengguna anggaran (PA).
Oleh sebab itu, dirinya dijerat Pasal 2 dan Pasal 3 Undang-Undang Tipikor juncto Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP.
Sebagai informasi, perkara ini sebelumnya telah menyeret lima tersangka.
Mereka ialah: Direktur Utama BAKTI Kominfo, Anang Achmad Latif; Direktur Utama PT Mora Telematika Indonesia, Galumbang Menak Simanjuntak; Tenaga Ahli Human Development (HUDEV) Universitas Indonesia tahun 2020, Yohan Suryanto; Account Director of Integrated Account Departement PT Huawei Tech Investment, Mukti Ali; dan Komisaris PT Solitech Media Sinergy, Irwan Hermawan.
Oleh sebab itu, Menkominfo Johnny G Plate menjadi tersangka keenam dalam rasuah tower BTS ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.