Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sejarah Hari Reformasi Nasional 21 Mei 1998, Mundurnya Soeharto sebagai Presiden RI

Sejarah Hari Reformasi Nasional 21 Mei 1998, mundurnya Soeharto dari Presiden RI setelah demo besar dan tewasnya 4 mahasiswa dalam tragedi Trisakti.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Sejarah Hari Reformasi Nasional 21 Mei 1998, Mundurnya Soeharto sebagai Presiden RI
KOMPAS/JB SURATNO
Presiden Soeharto saat berkuasa. - Soeharto mundur dari jabatan Presiden pada 21 Mei 1998 yang kemudian diperingati sebagai Hari Reformasi Nasional. Sebelumnya, terjadi demonstrasi besar dan penembakan 4 mahasiswa Universitas Trisakti pada 12 Mei 1998. 

Mundurnya Soeharto dari Jabatan Presiden

Kematian para mahasiswa Trisakti ini memicu protes dalam skala besar yang dimotori oleh mahasiswa.

Pada 18 Mei 1998, mahasiswa berhasil menduduki Gedung MPR/DPR dan mendesak Ketua MPR/DPR Harmoko menuntut Presiden Soeharto untuk mundur dari jabatannya, dikutip dari Kemdikbud.

Setelah mendapat protes keras, maka pada Kamis, 21 Mei 1998 sekitar pukul 09.00, Presiden Soeharto mengenakan safari warna hitam dan berpeci.

Soeharto menyatakan berhenti dari Jabatan Presiden dan digantikan oleh Wakil Presiden BJ. Habibie.

Soeharto saat membacakan surat pengunduran dirinya sebagai Presiden RI pada Kamis, 21 Mei 1998 sekitar pukul 09.00 WIB di Credentials Room di Istana Merdeka, Jakarta. Soeharto kemudian digantikan oleh Wakil Presiden, BJ. Habibie.
Soeharto saat membacakan surat pengunduran dirinya sebagai Presiden RI pada Kamis, 21 Mei 1998 sekitar pukul 09.00 WIB di Credentials Room di Istana Merdeka, Jakarta. Soeharto kemudian digantikan oleh Wakil Presiden, BJ. Habibie. (kemdikbud.go.id)

Baca juga: Sejarah 21 Mei 1998, Demo Besar-besaran hingga Presiden Soeharto Mundur setelah Berkuasa 32 Tahun

Dengan bergulirnya era reformasi di Indonesia, memunculkan tuntutan masyarakat agar Polri memisahkan diri dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).

Masyarakat berharap Polri menjadi lembaga yang profesional dan mandiri, jauh dari intervensi dalam rangka penegakan hukum.

BERITA TERKAIT

Hal tersebut didasari akan perbedaan dalam pelaksanaan tugas, dimana polisi seharusnya bertugas mengamankan masyarakat dalam menciptakan ketertiban dan keamanan.

Sedangkan tugas militer adalah mengamankan negara dari ancaman musuh atau dapat dikatakan sebagai alat untuk bertempur.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait Sejarah 21 Mei 1998

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas