Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mental Juara yang Ditularkan Erick Bagian dari Nilai Adiluhur, Bisa Dijadikan Modal Membangun Bangsa

Menurut Presiden Jokowi dan Erick, mental juara atlet tersebut sudah terlihat sejak Timnas U22 masuk ke laga semi final SEA Games 2023.

Penulis: Erik S
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Mental Juara yang Ditularkan Erick Bagian dari Nilai Adiluhur, Bisa Dijadikan Modal Membangun Bangsa
Laman Resmi PSSI
President of Japan Football Association (JFA), Tashima Kohzo (kiri) dan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir (kanan) dalam pertemuan membahas kerjasama sepak bola Indonesia-Jepang, Senin (22/5/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Erik Sinaga

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir memuji terbentuknya mental juara yang dimiliki Timnas U22 ketika bertanding di SEA Games 2023. 

Menurut Presiden Jokowi dan Erick, mental juara atlet tersebut sudah terlihat sejak Timnas U22 masuk ke laga semi final SEA Games 2023.

Erick mengatakan mental juara merupakan salah satu faktor utama Timnas U22 bisa membawa emas di SEA Games 2023.

Menurut Dekan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Prof Dr Suryanto mental juara yang dibangkitkan Erick pada atlet sepak bola tersebut bisa diaplikasikan ke berbagai sektor. 

Termasuk di sekor sosial dan ekonomi. Diharapkan nantinya penerapan mental juara bisa membawa cita-cita pendiri bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang maju dan dapat berkompetisi di pasar global.

Baca juga: PSSI Jalin Kerjasama dengan JFA, Erick Thohir Pastikan Liga 1 Bakal Memakai Wasit dari Jepang

Namun menurut Suryanto, dalam penerapan mental juara di berbagai sektor, harus disesuaikan dengan dinamika yang terjadi di sektor tersebut.

BERITA REKOMENDASI

“Contohnya saja untuk membangun mental juara di perusahaan BUMN akan berbeda dengan pengambilan keputusan atlet sepak bola. Pengambil keputusan di perusahaan BUMN harus melalui analisis yang mendalam. Sedangkan disepak bola harus dilakukan cepat karena dibatasi oleh waktu,”kata Suryanto, Senin (23/5/2023).

Dalam ilmu psikologi, mental juara terdiri dari dua bagian yaitu psikologis dan sikap.

Pengejawantahan dari sikap ini dapat dilihat dari mental mudah disuap, memiliki kedisiplinan yang tinggi dan menunjukan integritas yang baik.

Sedangkan manivestasi dari psikologis diantaranya memiliki kepercayaan diri, rendahnya akan kecemasan, kemampuan adaptasi terhadap situasi kompetisi, kemampuan mengambil keputusan dan kemampuan untuk membaca gerakan lawan.

“Sehingga mental juara yang disampaikan Ketua PSSI kemarin sebenarnya sangat valid dan dapat dilaksanakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Sehingga penerapan mental juara tak hanya di sektor olahraga semata. Dengan program yang jelas, berkelanjutan dan keteladaan pemimpin, mental juara ini bisa diaplikasikan ke berbagai sektor."


"Sehingga dengan mental juara, diharapkan bisa membawa Indonesia menjadi negara maju adil sejahtera dan dapat berkompetisi di pasar global. Dengan kemenangan Timnas U22 dan Hari Kebangkitan Nasional ke 155 bisa dijadikan momentum menjadi bangsa Indonesia untuk menjadi juara di kancah dunia,”ucap Suryanto.
Sejatinya sudah banyak konsep yang baik untuk membangun Indonesia. Mental juara yang disampaikan Erick merupakan bagian dari membentuk ideologi yang sebenarnya sudah tertuang dalam Pedoman Penghayatan Dan Pengamalan Pancasila (P4).

Ideologi P4 tersebut memiliki nilai adiluhur bangsa Indonesia. Seperti memiliki jiwa tidak mudah disuap, kedisiplinan, memberikan contoh keteladanan dan memiliki integritas tinggi. 

Pemimpin yang memiliki jiwa adiluhur, menurut Suryanto merupakan modal utama untuk pemimpin nasional yang dapat membawa Indonesia menjadi negara yang maju dan dapat berkompetisi di kancah global.

“Nilai adiluhur yang disampaikan Erick bisa menciptakan keteladaan pemimpin yang baik. Keteladanan pemimpin ini modal membangun bangsa. Mental juara yang disampaikan Erick di SEA Games kemarin, seharusnya bisa diimplementasikan ke partai politik. Sehingga nantinya kader-kader partai politik yang akan menjadi pemimpin nasional lebih menguntamakan kepentingan masyarakat dan negara. Sehingga nantinya menurut Suryanto, pemimpin nasional nantinya bukan lagi semata-mata menjadi petugas partai. Tetapi sebagai petugas masyarakat Indonesia,”pungkas Suryanto.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas