Gubernur Lemhannas Sebut Sila Ke-4 Jadi Sila Terkuat Pancasila
Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Andi Widjajanto mengatakan indeks sila terkuat Pancasila merupakan sila ke-4
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Andi Widjajanto mengatakan indeks sila terkuat Pancasila merupakan sila ke-4 jika dibandingkan secara global.
Adapun sila ke-4 Pancasila berbunyi 'Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan'.
Hal ini disampaikan Andi dalam Talkshow Gebyar Wawasan Kebangsaan memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni Tahun 2023 di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (24/5/2023).
"Paling kuat sila 4, karena kita berhasil menjalankan 5 kali pemilu demokratik sampai 2019, 2024 pemilu demokratis kita ke-6, 2029 pemilu demokratis kita ke-7, setelah 7 kali, Indonesia menjadi negara demokrasi matang, yang terkuatnya sila ke-4," kata Andi.
Meski menjadi sila terkuat, Gubernur Lemhannas ini menyebutkan ada bentuk dari sila ke-4 yang sulit untuk dicari, yakni kombinasi hikmat dan kebijaksanaan.
"Dua kata yang hampir tidak pernah kita pakai. Kapan kita ingin membuat keputusan, stop, cari dulu hikmat kebijaksanaannya," jelas dia.
Pada kesempatan itu, Andi juga menyampaikan bahwa sila terlemah dari Pancasila adalah sila pertama, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa.
Sebab kata dia, sila tersebut mengatur tentang hubungan antara agama dan negara, menjamin kebebasan beribadah, serta menjaga toleransi.
Menurut Andi, Indonesia merupakan negara antara sekuler dan teokrasi karena menjamin kebebasan beribadah, tetapi juga mengatur agama.
Nilai Indonesia dalam hubungan antara agama dan negara berada pada spektrum tujuh 'Kantong Yurisdiksi Agama', jika dilihat dari spektrum satu sampai sembilan Tipologi Hirschl. Hal ini disebabkan adanya yurisdiksi yang diatur oleh negara.
Kajian tentang indeks global Pancasila tersebut merupakan cara di Lemhannas RI dalam memikirkan Pancasila yang dibenturkan dengan tantangan geopolitik.
Andi pun mengungkap bahwa nilai implementasi Pancasila saat ini ada di angka tiga jika menggunakan skala satu sampai lima.
"Dari situ bisa membayangkan bagaimana kita berjalan ke 2030, ke 2045," katanya.
Adapun kegiatan yang diselenggarakan secara hibrida dan juga dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-58 Lemhannas RI ini, mengangkat tema 'Penguatan Pancasila sebagai Jati Diri Bangsa di Era Digital dalam Rangka Mendukung dan Meningkatkan
Ketahanan Nasional'.
Baca juga: Cerita Andi Widjajanto Soal Arahan Megawati Saat Dirinya Dilantik Jadi Gubernur Lemhanas
Narasumber yang hadir antara lain, Wakil Ketua MPR RI periode 2019 - 2024 Ahmad Basarah, Founder Yayasan Harapan Pemuda Indonesia Laila Nihayati, dan Influencer Sherly Annavita Rahmi.
Turut hadir pejabat internal Lemhannas RI, di antaranya, Wakil Gubernur Lemhannas RI Letnan Jenderal TNI Mohamad Sabrar Fadhilah, Sekretaris Utama Lemhannas RI Komisaris Jenderal Polisi Purwadi Arianto, para deputi Lemhannas RI, para tenaga ahli pengajar, tenaga ahli pengkaji, dan tenaga profesional, serta para pejabat struktural Lemhannas RI.