Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat: Jokowi Ingin Presiden Berikutnya Setarikan Napas Lanjutkan Program, dari Inner Circle

Pengamat menyebutkan Presiden Jokowi menginginkan capres yang setarikan napas dengannya untuk melanjutkan legacy-nya.

Penulis: Rifqah
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Pengamat: Jokowi Ingin Presiden Berikutnya Setarikan Napas Lanjutkan Program, dari Inner Circle
Tangkap layar akun Youtube Setpres
Presiden Joko Widodo merayakan kemenangan Timnas Sepak Bola SEA Games 2023 di Medan, Sumatera Utara, Selasa (16/5/2023) - Pengamat menyebutkan Presiden Jokowi menginginkan capres yang setarikan napas dengannya untuk melanjutkan legacy-nya. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebutkan menginginkan calon presiden (capres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 yang bisa melanjutkan kerjanya. 

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayitno ketika menanggapi terkait cawe-cawe yang dilakukan oleh Presiden Jokowi.

"Presiden Jokowi pun menginginkan siapa yang nantinya menjadi presiden adalah mereka yang harus setarikan napas dengannya untuk melanjutkan semua legacy-nya," ungkapnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Rabu (31/5/2023).

Oleh karena itu, dikatakan Adi, Presiden Jokowi mempunyai kepentingan yang menjadi presiden nantinya adalah orang-orang yang berada di inner circle kekuasaannya, seperti Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

"Makannya itu Jokowi punya kepentingan yang jadi presiden adalah orang yang Jokowi atau orang-orang saat ini berada di inner circle kekuasaan Jokowi, seperti Ganjar ataupun Prabowo Subianto," katanya.

Hal tersebut juga sekaligus menegaskan maksud dari cawe-cawe yang dilakukan presiden Jokowi belakangan ini yang ramai dibicarakan publik.

"Tapi pada saat yang bersamaan ini, cawe-cawe yang ramai dibicarakan publik, bahwa Jokowi juga ingin memastikan bahwa siapapun nantinya yang jadi presiden adalah mereka yang mampu melanjutkan semua hal yang dilakukan oleh Jokowi," ujar Adi.

Baca juga: Kata Pengamat soal Presiden Jokowi Cawe-cawe Pilpres 2024: Ingin Pastikan Pemilu 2024 Berjalan Adil

Berita Rekomendasi

Cawe-cawe Presiden Jokowi untuk Pastikan Pemilu 2024 Berjalan Damai

Adapun, kata Adi, Cawe-cawe itu dimaksudkan Presiden Jokowi untuk memastikan bahwa Pemilu 2024 berlangsung secara adil, jujur, dan transparan.

Sehingga tidak ada polarisasi yang ekstrem, di mana hal tersebut dikhawatirkan akan memecah belah rakyat.

"Cawe-cawe yang pertama itu Jokowi ingin memastikan bahwa Pemilu itu akan berlangsung adil, jujur, transparan, sehingga tidak ada polarisasi yang cukup ekstrem yang dikhawairkan akan membelah rakyat," ungkap Adi, dikutip dari YouTube Kompas TV, Rabu.

Selain untuk memastikan Pemilu 2024 berjalan dengan damai, Presiden Jokowi juga ingin memastikan siapa presiden berikutnya yang memiliki tarikan napas politik yang sama dengannya.

"Saya kira hal itu ya sepertinya ingin ditegaskan oleh Jokowi soal cawe-cawe, satu sisi ingin memastikan Pemilu berjalan dengan damai, tapi pada saat yang bersamaan, Jokowi juga ingin memastikan yang jadi presiden adalah orang yang memiliki tarikan napas politik yang seirama, yang memiliki joget politik yang sama dengan Jokowi," ujar Adi.

"Bukan mereka yang memiliki joget politik yang justru membuat Jokowi itu akan di-downgrade semua hal yang sudah dilakukan." 

"Karenanya, Jokowi dengan bahasa yang secara eksplisit menyampaikan bahwa di Pilpres, yang bertanding itu jogetnya boleh berbeda tapi gerakaannya harus sama-sama ke depan," imbuhnya.

Cawe-cawe Presiden Jokowi Timbulkan Pro dan Kontra

Presiden Jokowi - Pengamat menyebutkan Presiden Jokowi menginginkan capres yang setarikan napas dengannya untuk melanjutkan legacy-nya.
Presiden Jokowi - Pengamat menyebutkan Presiden Jokowi menginginkan capres yang setarikan napas dengannya untuk melanjutkan legacy-nya. (Instagram @jokowi)

Pernyataan Presiden Jokowi soal dirinya yang akan cawe-cawe dalam urusan Pilpres 2024 demi kepentingan bangsa dan negara tersebut menuai pro dan kontra.

Hal tersebut kemudian menuai kritik tajam juga dari beberapa pengamat politik, meskipun dari pihak istana sudah memberikan klarifikasi maksud dari Presiden Jokowi itu.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Benny K Harman berpendapat, sebagai seorang pemimpin negara, tidak sepatutnya Presiden Jokowi ikut campur dalam urusan politik.

"Loh, presiden itu kan kepala negara, bukan ketua umum partai juga. Kepala negara menurut kami sih harus netral ya, tidak boleh cawe-cawe," kata Benny di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (30/5/2023), dikutip dari TribunJogja.com.

Apabila kepala negara ikut cawe-cawe, maka terbuka peluang pemimpin lembaga negara lainnya juga turut mencampuri urusan Pemilu. Padahal, hal tersebut tak semestinya terjadi.

Kemudian, presiden juga sangat mungkin menggunakan aparatur negara untuk mewujudkan kepentingannya jika ikut campur dalam urusan Pemilu. Oleh karenanya, Benny berharap presiden lebih bersikap bijak.

Baca juga: Pernyataan Jokowi Soal Cawe cawe Tuai Reaksi, Berikut Pihak yang Kritik dan Membela sang Presiden

"(Sebaliknya) dia (Jokowi) harus menjaga iklim demokrasi, menjaga iklim persaingan sehat dalam politik sebab dia adalah Kepala Negara, dia bukan kepala petugas partai," tutur anggota Komisi III DPR RI tersebut.

Selain itu, Demokrat juga meminta Jokowi fokus bekerja untuk rakyat ketimbang cawe-cawe urusan Pemilu 2024.

Namun, sebaliknya, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP PDOP, Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul meyakini Presiden Jokowi cawe-cawe sesuai adab dan tidak akan mengintervensi hasil Pemilu 2024.

"Cawe-cawe ini bahasa kosakata diksi Jawa, diksi Jawa Tengah kalau orang Jawa Tengah tahu."

"Cawe-cawe itu artinya adalah akan ikut campur, ikut mewarnai," kata Pacul di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (30/5/2023).

Bambang Pacul juga setuju presiden tak boleh ikut campur dalam penetapan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

Pasalnya, hal itu merupakan urusan partai politik.

Bambang Pacul menegaskan, Presiden Jokowi tidak punya keinginan untuk melakukan intervensi hasil pemilu.

"Enggak dong, itu maka saya katakan kepatutannya cawe-cawe dalam bahasa Jawa ada kepatutannya. Enggak boleh cawe-cawe mengintervensi itu, enggak boleh," kata Pacul lagi.

(Tribunnews.com/Rifqah) (TribunJogja.com/Editor:Yoseph Hary W)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas