Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PPP Tingkat Pengenalannya Rendah, Peneliti: Kemungkinan Besar Konstituennya Menua

Menurut Toto sebagai partai lama, PPP gagal mengembangkan konstituennya yang menua belum berhasil dikembangkan.

Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in PPP Tingkat Pengenalannya Rendah, Peneliti: Kemungkinan Besar Konstituennya Menua
Tribunnews.com/Rahmat Nugraha
Peneliti Senior Litbang Kompas, Toto Suryaningtyas (Baju biru). Toto Suryaningtyas mengungkapkan penyebab tingkat pengenalan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) rendah. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W. Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Senior Litbang Kompas, Toto Suryaningtyas mengungkapkan penyebab tingkat pengenalan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) rendah.

Menurut Toto sebagai partai lama, PPP gagal mengembangkan konstituennya yang menua belum berhasil dikembangkan.

Baca juga: Sandiaga Jawab Rumor Dirinya akan Bergabung ke PPP: Mungkin dalam Waktu Dekat

Adapun hal itu disampaikan Toto merujuk Survei Kepemipinan Nasional Litbang Kompas Mei 2023 pada  diskusi PARA Syndicate bertajuk Mengapa Prabowo Salip Ganjar: Mesin Partai, Efek Jokowi, Posisi Relawan di Jakarta Selatan, Rabu (31/5/2023).

"Kita lihat PPP itu kenapa partai lama tapi tingkat pengenalannya rendah. Kita harus cek, ini kemungkinan besar karena konstituennya semakin menua dan belum berhasil mengembangkan generasi-generasi pemilih PPP," kata Toto.

Kemudian dikatakan Toto tingkat pengenalan Partai Golkar dan PDIP cukup tinggi.

Baca juga: Sandiaga Uno Ungkap Bakal Bertemu Generasi Muda PPP Malam Ini

"Ternyata tingkat pengenalan partai-partai untuk partai-partai terutama Golkar dan PDIP ini sekarang sangat bagus. Ada di 86 persen untuk Golkar dan 83,8% untuk PDIP," sambungnya.

Berita Rekomendasi

Tak hanya itu dikatakan Toto partai politik lainnya tingkat pengenalannya juga tinggi.

"Kemudian juga Demokrat ini sebagai partai yang pernah 10 tahun berkuasa juga tinggi. Lalu Gerindra karena sekarang sedang mempunyai capres yang sudah berkali-kali ikut pemilu," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas