FPSN 2023, KLHK Sebut Tingkat Polusi Plastik di Laut Dapat Meningkat Hingga 37 Juta Ton per Tahun
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar menyoroti terkait tingkat polusi plastik di laut, yang hampir meningkat hingga tiga kali
Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar menyoroti terkait tingkat polusi plastik di laut, yang hampir meningkat hingga tiga kali lipat.
Hal ini disampaikan Siti Nurbaya dalam sambutannya di acara Pembukaan Festival Hari Peduli Sampah Nasional (FPSN) 2023, di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta Pusat.
Siti mengatakan, tingkat polusi plastik yang meningkat dengan cepat merupakan masalah lingkungan global yang serius dan berdampak negatif pada dimensi lingkungan, sosal, ekonomi, serta kesehatan.
Ia menuturkan, kenaikan tingkat polusi plastik bisa saja mengalami kenaikan hingga tiga kali lipat, jika tidak ada tindakan yang berarti, dalam skenario bisnis dan tanpa adanya intervensi yang diperlukan.
Kenaikan tersebut, dijelaskan Siti, berdasarkan data United Nations Environment Programme (UNEP).
"Maka menurut UNEP bahwa jumlah sampah plastik yang masuk ke ekosistem akuatik dapat meningkat hampir tiga kali lipat, yaitu dari sekitar 9-14 juta ton per tahun 2016 menjadi 23-37 juta ton per tahun pada tahun 2040," kata Siti Nurbaya, dalam sambutannya, Selasa (13/6/2023).
Siti mengatakan, dalam pertemuan kedua session of the Intergovermental Negotiation Committe to develop an international legally binding instrument of plastic pollution, including in the marime enviroment (INC2) di Paris, pada tanggal 29 Mei -2 Juni 2023 lalu, memberikan gambaran situasi persoalan polusi plastik merupakan persoalan bersama, secara global, yang harus diselesaikan bersama.
"Diharapkan dengan Agreement yang akan terbentuk dengan sifat legally binding secara internasional, maka akan meningkat sebagai kekuatan bersama untuk mengatasi persoalan polusi plastik," ucapnya.
Sementara itu, Siti Nurbaya mengatakan, pada sektor limbah, Indonesia menargetkan penurunan tingkat emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 40Mton CO2e melalui kebijakan dan upaya sendiri (CM1).
Selain itu, 43,5 Mton CO2eq melalui skenario kebijakan dengan dukungan kerjasama internasional M2), di tahun 2030.
Oleh karena itu, kata Siti, dalam mencapai target, pada sub sektor sampah, pemerintah Indonesia mendalami dan memperluas strategi “Reduce, Reuse, Recycle”.
"Dengan menerapkan skema pengelolaan sampah dengan mengoptimalkan rantai nilai pengelolaan sampah di sumber dengan penerapan konsep ekonomi sirkular dan membangun industrialisasi penanganan sampah melalui pemanfaatan
teknologi dan peningkatan fasilitas pengolahan sampah yang dikelola secara profesional serta terintegrasi, yang di orientasikan untuk sampah plastik, menjadi pendekatan reuse-recycle-reorient and diversity," ungkapnya.
Baca juga: Gelar Perayaan HPSN 2023, Pegadaian MengEMASkan Sampah di Kabupaten Jember
Sebagai informasi, FPSN 2023 mengangkat tema "Solusi untuk Polusi Plastik".
Dalam acara pembukaan acara tersebut, dihadiri oleh seluruh Pejabat Eselon I Pusat KLHK dan kementerian lembaga; para Pejabat Eselon II Pusat dan Daerah
Kepala Dinas Lingkungan Hidup; Pimpinan BUMN dan Perusahaan yang hadir; Perwakilan Produsen, Sociopreneurs, Asosiasi dan Komunitas; Para Penggerak Pegiat Bank Sampah dan Pegiat Lingkungan.