Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jaksa dan Hakim Tanya soal Restitusi, Ayah David: Nggak Sebanding, Kecuali Pelaku Dibikin Koma

Ayah David menegaskan restitusi yang diberikan kepada pihaknya tidak sebanding dengan apa yang dialami anaknya. Baru sebanding jika Mario juga koma.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Daryono
zoom-in Jaksa dan Hakim Tanya soal Restitusi, Ayah David: Nggak Sebanding, Kecuali Pelaku Dibikin Koma
Fahmi Ramadhan
Ayahanda Cyrstalino David Ozora, Jonathan Latumahina bersaksi dalam sidang kasus penganiayaan yang dilakukan terdakwa Mario Dandy Satriyo dan Shane Lukas di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (13/6/2023). 

TRIBUNNEWS.COM - Ayah David Ozora, Jonathan Latumahina menegaskan tidak memikirkan terkait ganti rugi atau restitusi usai sang anak menjadi korban penganiayaan oleh terdakwa, Mario Dandy Satriyo.

Hal ini dikatakannya saat ditanya oleh jaksa sebagai saksi dalam sidang lanjutan kasus penganiayaan di Pengadilan Negeri (PN) Jaksel, Selasa (13/6/2023).

Awalnya, jaksa bertanya ke Jonathan terkait apakah permohonan restitusi sudah diurus.

Lalu, Jonathan menjawab bahwa restitusi telah diurus oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

"Dari pihak keluarga Saudara sebagai orang tua, apakah pernah mengajukan permohonan restitusi atau ganti kerugian baik langsung maupun melalui LPSK?" tanya jaksa dikutip dari YouTube Kompas TV.

"Iya, melalui LPSK," jawab Jonathan.

Baca juga: Jadi Saksi di Persidangan, Ayah David Ozora Sebut Anaknya Diancam Ditembak oleh Mario Dandy

Selanjutnya, jaksa bertanya terkait pengajuan komponen perhitungan restitusi oleh LPSK apakah sudah dilakukan.

Berita Rekomendasi

Menurut Jonathan, pihaknya tidak mengetahui komponen perhitungan tersebut.

Ia menambahkan hanya mengetahui bahwa LPSK mengurusi hak-hak David lewat restitusi.

"Cuma ngasih tahu kita mau urus hak-haknya David melalui restitusi, hanya bertanya waktu itu LPSK ini terapinya mau sampai kapan, biayanya, berapanya, dan lain-lain yang terkait hal tersebut, tapi berapa saya kurang paham," jelas Jonathan.

"Komponen perhitungannya?" tanya Jaksa.

"Kurang tahu," jawab Jonathan lagi.

Kemudian, Jonathan mengatakan LPSK menjelaskan terkait restitusi dapat diberikan kepada David lantaran menurunnya kualitas hidup akibat dianiaya oleh Mario Dandy.

"Hanya disampaikan akan diajukan restitusi atas kerugian materil dan imateril karena David kondisinya masih seperti ini. Dokter Tatang menyampaikan terjadi penurunan kualitas hidup yang seharusnya cita-citanya tercapai menjadi terhambat dan hal semacam itu," jelasnya.

Selanjutnya, hakim yang bertanya ke jaksa terkait perhitungan restitusi dalam berkas.

Jaksa pun mengatakan perhitungan ganti rugi sudah terdapat di berkas.

Baca juga: Mario Dandy Minta Maaf saat Persidangan, Jonathan Latumahina: Lanjut Saja di Pengadilan

Kemudian, Jonathan menegaskan bahwa tidak ada restitusi yang sebanding untuk dibayarkan dibandingkan dengan yang terjadi kepada anaknya akibat dianiaya Mario.

Menurutnya, hal yang sebanding adalah Mario Dandy sama-sama dibuat koma seperti David.

"Karena bagi saya, tentang nilai dan lain-lain saya memang nggak, saya pikir nggak ada yang sebanding kecuali pelaku dilakukan yang sama, dibikin koma."

"Itu baru sebanding menurut saya. Tapi misalnya sudah ada perhitungan dari LPSK, ya saya sih ikut saja bagaimana prosesnya," tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Jonathan juga memberikan secarik kertas yang berisi bukti dan foto David saat dirawat.

Dalam kertas tersebut juga tertulis terkait pernyataan RS Mayapada soal kondisi David lalu dibacakan oleh jaksa.

Baca juga: Polsek Pesanggrahan Jemput AGH Pakai Rubicon Mario Dandy, Ayah David Ozora Marah

RS Mayapada, kata jaksa, menyatakan bahwa David mengalami amnesia sehingga tidak bisa dijadikan saksi dalam kasus ini.

"Bahwa pasien pada tanggal 11 Mei 2023, mengalami amnesia sehingga pasien tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi kepada dirinya sehingga dengan dugaan tindak pidana kekerasan."

"Kemudian DPJP juga menegaskan apabila proses pemeriksaan atau permintaan keterangan kepada pasien tetap dilakukan, maka akan menimbulkan trauma kepada pasien sehingga memengaruhi proses pemulihan recovery dari pasien," kata jaksa membacakan surat tersebut.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Artikel lain terkait Anak Pejabat Pajak Aniaya Remaja

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas