Kereta Api, Pilihan Transportasi untuk Kurangi Masalah Polusi
Naik kereta api menjadi alternatif ramah lingkungan yang menarik, terlebih dengan banyaknya layanan kereta api yang tersedia.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Permasalahan polusi udara mencuat di Jabodetabek dalam beberapa waktu belakangan ini. Tingginya pencemaran udara di kawasan ini sudah sangat memprihatinkan, sehingga disoroti banyak pihak, termasuk para pemerhati lingkungan.
Di saat yang bersamaan, kini, tak sedikit dari kita yang mulai sadar akan bahaya dari perubahan iklim. Transportasi memang punya kaitan erat dengan pencemaran udara sebagai salah satu isu lingkungan. Karenanya, banyak dari kita yang mulai melek soal emisi dari kendaraan. Sebab, gas buang dari kendaraan juga berkontribusi cukup besar terhadap pencemaran udara.
Untuk mengurangi polusi udara, penggunaan moda transportasi massal dalam mobilitas sehari-hari menjadi salah satu solusi yang disarankan. Salah satunya adalah penggunaan kereta api. Selain menawarkan kenyamanan dan efisiensi perjalanan, naik kereta api juga dianggap sebagai transportasi yang ramah lingkungan dibanding kendaraan bermotor lainnya.
Dibandingkan dengan moda lain, kereta api memiliki sejumlah manfaat yang signifikan dalam hal keberlanjutan. Salah satunya adalah pengurangan emisi karbon. Kereta api menggunakan tenaga listrik atau diesel yang lebih efisien, menghasilkan emisi gas rumah kaca yang lebih rendah dibandingkan dengan kendaraan lainnya. Hal ini membantu mengurangi dampak negatif terhadap perubahan iklim dan lingkungan.
Efisiensi kereta api dapat dilihat dari kapasitas angkut yang besar. Misalnya satu rangkaian kereta api jarak jauh yang terdiri dari 8 hingga 14 kereta dapat mengangkut penumpang dengan kapasitas hingga 1.120 tempat duduk sekali jalan. Jika dibandingkan dengan mobil pribadi yang memiliki kapasitas 7 orang atau motor berkapasitas 2 orang, maka sekali perjalanan kereta api dapat menggantikan 160 mobil atau 560 motor.
"Hal ini mengurangi kebutuhan akan bahan bakar fosil dan membantu menjaga ketersediaan sumber daya energi," ungkap Vice President Public Relations KAI Joni Martinus.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Departemen Bisnis, Energi, dan Strategi Industri Inggris melalui Our World in Data, emisi setara CO2 per penumpang km pada kereta api adalah 41 gram, sepeda motor 103 gram, dan mobil 192 gram. Dengan demikian, saat melakukan perjalanan dengan kereta api yang mengangkut 1.120 penumpang, emisi CO2 yang dihasilkan hanya sebanyak 45.920 gram per km. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan emisi CO2 yang dihasilkan oleh sepeda motor sebesar 115.360 gram dan mobil sebanyak 215.040 gram dalam perjalanan yang sama.
Data ini menunjukkan bahwa kereta api memiliki jejak karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan sepeda motor dan mobil. Dengan memilih naik kereta api, kita dapat berperan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan memberikan kontribusi terhadap perlindungan lingkungan.
KAI hadirkan layanan kereta api yang lebih ramah lingkungan
KAI juga memiliki layanan kereta yang lebih ramah lingkungan dengan menggunakan sumber energi listrik. Beberapa layanan tersebut antara lain KRL Jabodetabek, KRL Yogyakarta-Solo, KA Bandara Soekarno-Hatta, serta LRT Sumatera Selatan. Sebagai contoh, untuk perjalanan kereta komuter, satu rangkaian KRL terdiri dari 8 hingga 12 kereta dengan kapasitas maksimal 3.000 penumpang. Dengan demikian, satu rangkaian KRL tersebut mampu menggantikan penggunaan 428 mobil pribadi dan 1.500 sepeda motor.
"Ke depannya, KAI juga akan memperkenalkan kereta berenergi listrik pada LRT Jabodebek dan Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung," tambah Joni.
Untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat akan transportasi massal guna mengurangi emisi, KAI juga melakukan penambahan jumlah perjalanan kereta api seiring dengan diberlakukannya Gapeka (Grafik Perjalanan Kereta Api) 2023 mulai 1 Juni 2023. Jumlah perjalanan kereta api penumpang bertambah sebanyak 48 perjalanan, meningkat dari 605 KA menjadi 653 KA. Selain itu, untuk kereta api barang bertambah 6 KA dari 322 KA menjadi 328 KA.
Selain itu, pada Gapeka 2023, KAI melalui anak perusahaannya, KAI Commuter, juga melakukan beberapa peningkatan pelayanan dari segi perjalanan keretanya. Peningkatan-peningkatan layanan ini dilakukan untuk menarik masyarakat sehingga beralih dari kendaraan pribadi ke kereta api. Di wilayah 1 Merak misalnya, Commuter Line menyediakan 14 perjalanan dengan waktu tempuh perjalanannya yang menjadi lebih cepat 8 menit dan rata-rata headway lebih singkat 5 menit.
Di wilayah 2 Bandung tersedia 58 perjalanan yang terdiri dari 40 perjalanan Commuter Line Bandung Raya relasi Padalarang–Cicalengka, 6 Perjalanan Commuter Line Garut relasi Garut/Cibatu - Padalarang/Purwakarta, 10 Perjalanan Commuter Line Walahar relasi Purwakarta – Cikarang, dan 2 Perjalanan Commuter Line Jatiluhur relasi Cikampek – Cikarang. Waktu perjalanan Commuter Line menjadi lebih singkat 6 menit, yaitu dari 119 menit menjadi 113 menit. Demi meningkatkan pelayananannya, Stasiun Gedebage juga telah diaktifkan di wilayah 2 Bandung sebagai tempat naik dan turun penumpang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.