Wamen ATR Turun Tangan Selesaikan Sengketa Vihara, Hikmahbudhi: Bukti Serius Berantas Mafia Tanah
Hikmahbudhi siap mengawal kasus ini sampai tuntas bahkan bila perlu nanti kami akan melakukan aksi besar-besaran di PT Danataru Jaya
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Raja Juli Antoni mengunjungi Vihara Amurva Bhumi Hok Tek Tjeng Sin.
Hal ini menyikapi sengketa lahan antara pihak Vihara di Jalan Prof Dr Satrio, Setiabudi, Jakarta Selatan itu, dengan pihak swasta.
Hasil dari kunjungan, Kementerian ATR/BPN akan mengundang pengurus Vihara dalam waktu dekat.
Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Hikmahbudhi) memuji upaya Raja Juli tersebut.
"Saya sebagai Ketua Umum PP Hikmahbudhi sangat mengapresiasi kedatangan Bro Raja Juli Antoni selaku Wamen ATR ke Vihara Amura Bhumi," kata Ketua Umum Pengurus Pusat (Ketum PP) Hikmahbudhi Wiryawan, kepada wartawan Senin (19/6/2023).
Kehadiran Wamen, kata dia, wujud kehadiran negara dalam menyelesaikan persoalan ini.
Baca juga: Korban Mafia Tanah Kas Desa di Sleman Bertambah, Ratusan Orang telah Melapor ke LKBH
Juga, bukti bahwa pemerintah memang serius dalam membasmi pihak-pihak yang diduga mafia tanah.
"Kedatangan Wamen ATR menunjukkan keseriusan negara dalam upaya memberantas mafia tanah," ucapnya.
Wiryawan menegaskan Hikmahbudhi siap mengawasi penyelesaian kasus ini.
Jika perlu, mereka akan turun ke jalan guna menyuarakan keadilan.
"Hikmahbudhi siap mengawal kasus ini sampai tuntas bahkan bila perlu nanti kami akan melakukan aksi besar-besaran di PT Danataru Jaya," tandas Wiryawan.
Raja Juli sendiri menjelaskan, bahwa upayanya ini sejalan dengan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yaitu mempermudah umat beragama untuk beribadah.
"Sesuai instruksi Pak Menteri dan perintah Pak Jokowi agar pemerintah memudahkan warga negara untuk beribadah," kata dia.
Raja Juli mengakui ada urusan bisnis dalam persoalan ini.
Walau begitu, ia mengingatkan agar sebaiknya tak ada umat beragama yang dirugikan dalam setiap aktivitas bisnis.
"Saya tahu pengusaha ingin cuan, ingin untung, tapi nanti enggak berkah kalau ambil dari rumah ibadah. Jadi kita probisnis, tapi tentu tidak merugikan rakyat dan umat, dalam konteks ini umat Buddha," ungkap Raja Juli.