HUT ke-496 Jakarta 2023: Tema, Makna Logo, dan Sejarah Kota Jakarta
Berikut ini tema, makna logo, dan sejarah Kota Jakarta dalam menyambut HUT Jakarta ke-496 2023 pada 22 Juni 2023, besok.
Penulis: Pondra Puger Tetuko
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Hari Ulang Tahun (HUT) ke-496 Kota Jakarta akan diperingati pada Kamis, 22 Juni 2023.
Untuk memeriahkan HUT Jakarta, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta meluncurkan tema serta logo HUT Jakarta.
Dikutip dari jakarta.go.id, tema hUT Jakarta tahun ini adalah Jadi Karya untuk Nusantara.
Tema tersebut bermakna kesiapan Jakarta untuk mengoptimalisasi seluruh sumber daya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, serta pemantik kemajuan bagi daerah lain di Indonesia.
Baca juga: Rekomendasi 5 Spot Nyore di Jakarta yang Gratis, Termasuk Hutan Kota GBK
Logo HUT ke-496 Jakarta 2023
Baca juga: Sejarah Kota Jakarta, Memperingati HUT ke-496 Jakarta pada 22 Juni 2023
Dalam logo HUT ke-496 Jakarta, terdapat lima warna yang masing-masing memiliki makna.
1. Warna biru muda
Warna ini mewakili pertumbuhan Jakarta menjadi kota global dan barometer bagi kemajuan kota lain di Indonesia.
2. Warna biru tua
Warna ini memiliki arti komitmen Jakarta untuk tetap memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakarat.
3. Warna hijau
Warna hijau ini menggambarkan keharmonian. sinergi, dan integrasi masyarakat dalam mewujudkan Jakarta untuk pembangunan berkelanjutan.
4. Warna kuning
Kuning sebagai warna yang menggambarkan optimisme dan harapan Jakarta untuk bertransformasi dari ibu kota negara menjadi kota bisnis global.
5. Warna merah
Warna meraah menyala ini mempresentasikan keberanian dan semangat Jakarta menghadapi berbagai tantangan bari dari segala faktor.
Downlaod logo HUT Jakarta ke-496 2023, klik disini.
Selain itu, dalam logo tersebut terdapat angka 496 sebagai usia Kota Jakarta di tahun 2023.n
Bentuk spiral pada angka 9 menggambarkan pertumbuhan dan transformasi Jakarta menjadi kota bisnis global.
Kemudian, antara angka 9 dan 6 terdapat bentuk seperti 'Kembang Api' yang merupakan semangat Jakarta untuk merayakan pembangunan kota berkelanjutan.
Pada bagian angka 4 dan 9 bagian bawah terdapat gambar 'Anak Panah' yang mengarah ke bawah.
Hal ini merupakan bentuk sinergi seluruh warga Jakarta dalam menyambut event internasional keketuaan ASEAN.
Sementara bentuk 'Atap Rumah' antara angka 9 dan 6 tersebut mengartikan bahwa Kota Jakarta siap melindungi seluruh warganya dari marabahaya.
Baca juga: 30 Ucapan Selamat Ulang Tahun ke-496 Jakarta, Cocok Diunggah ke Media Sosial
Sejarah Kota Jakarta
Kota Jakarta awalnya sebuah pelabuhan kecil di Sungai Ciliwung, sekitar 500 tahun yang lalu .
Kemudian, tempat tersebut berganti menjadi pusat perdagangan yang terkenal di dunia.
Hal itu dapat ditemukan di beberapa prasasti peninggalan di sekitar pelabuhan Sungai Ciliwung.
Adapun catatan para pengembara Eropa abad ke-16, Jakarta disebut dengan Kalapa, pelabuhan utama Kerajaan Sunda.
Pelabuhan utama Kerajaan Sunda tersebut diserang oleh Pangeran Fatahillah pada 22 Juni 1527.
Ia pun mengganti nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta.
Kemudian, pada abad yang sama, VOC Belanda mengambil alih kekuasaan Jayakarta.
VOC mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia, yang diambil dari nenek moyang bangsa Belanda, yakni Batavieren.
Diketahui, letak geografis Batavia serupa dengan negara Belanda
Sehingga pemerintah kolonial Belanda membangun kota dengan kanal untuk melindungi Batavia dari ancaman banjir.
Mereka juga mendirikan pusat pemerintahan serta memindahkan ke daratan yang lebih tinggi dengan nama Weltevreden.
Nama Batavia pun semakin terkenal dan menjadi pusat pergerakan nasional pada abad ke-20.
Tepat pada tahun 1928, Batavia semakin terkenal dengan adanya Kongres Pemuda dan dimulainya juga pendudukan Jepang di Indonesia karena terjadinya Perang Dunia II.
Perang Dunia II itu terjadi pada tahun 1942-1945 yang berakibat juga nama Batavia berganti menjadi Jakarta atau Jakarta Tokubetsu Shi.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tahun 1945, Jakarta menjadi pusat kegiatan politik dan pemerintahan.
Kemudian Jakarta secara resmi menjadi ibu kota negara pada tahun 1966.
Hingga kini, Jakarta terus berkembang pesat dan menjadi kota megapolitan di Indonesia.
(Tribunnews.com/Pondra Puger)