Pidato Megawati di GBK: Pak Marhaen Itu Petani, Bukan Komunis!
Megawati Soekarnoputri menegaskan sosok Marhaen yang ditemui Soekarno (Bung Karno) sekitar 1920-an di Bandung bukanlah seorang komunis.
Penulis: Fersianus Waku
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menegaskan sosok Marhaen yang ditemui Soekarno (Bung Karno) sekitar 1920-an di Bandung bukanlah seorang komunis.
Hal itu disampaikan Megawati dalam pidatonya pada puncak peringatan Bulan Bung Karno di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (24/6/2023).
Megawati menceritakan kisah Bung Karno bertemu dengan Megawati saat ayahnya itu kuliah di Bandung.
"Beliau (Bung Karno) bertanya begini 'Bapak seorang petani, tanah ini punya siapa, punya abdi (saya). Kalau tanaman padi ini punya siapa, punya abdi. Alat- alat cangkulnya dan sebagainya punya siapa, punya abdi. Kalau sudah dipanen, dijual, uangnya untuk siapa. Uangnya untuk abdi," kata Megawati meniru percakapan Bung Karno dengan Marhaen.
Baca juga: Megawati Tidak Masalah Bila Golkar, PAN, dan PKB Tak Dukung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024
Dari percakapan itu Bung Karno, kata presiden ke-5 ini, kemudian berkontemplasi panjang.
Menurut Megawati, semua sudah dimiliki Marhaen.
Marhaen memiliki lahan dan alat produksi akan tetapi hidupnya tetap sederhana dan ala sekadarnya.
"Maka Bung Karno merasa bahwa perjuangan ini harus seperti apa yang dimiliki Pak Marhaen," ujar Megawati.
"Di dalam mengekstraksi cara berpikirnya maka Bung Karno melahirkan Pancasila pada tanggal 1 Juni 1945," sambung Megawati.
Megawati sempat risau tentang konsep pemikiran dan ideologi Marhaen yang kemudian oleh segelintir pihak kerap dikaitkan dengan ide-ide paham komunis.
Dia lalu meminta mereka yang terpengaruh mengenai pandangan seperti itu terhadap Marhaen untuk belajar sejarah.
"Seringkali orang memplesetkan katanya kalau Marhaen itu adalah komunis. Padahal saya sebut Bapak Marhaen," ucap Megawati.
"Jadi saya sudah pernah loh ada yang ndak percaya itu ada makamnya. Di daerah Bandung. Jadi jangan dikatakan kalau saya bilang Marhaen, lalu (dituduh Marhaen itu) komunis," imbuhnya.