Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Contoh Khutbah Idul Adha 2023/1444 H: Haji dan Qurban adalah Syiar Islam

Berikut contoh teks naskah khutbah singkat Idul Adha 1444 H/2023 berjudul Haji dan Qurban adalah Syiar Islam.

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Daryono
zoom-in Contoh Khutbah Idul Adha 2023/1444 H: Haji dan Qurban adalah Syiar Islam
Freepik
Ilustrasi khutbah - Contoh teks naskah khutbah singkat Idul Adha 1444 H/2023 yang berjudul Haji dan Qurban adalah Syiar Islam. 

TRIBUNNEWS.COM - Simak inilah contoh teks naskah khutbah singkat Idul Adha 1444 H/2023.

Terdapat perbedaan penetapan Hari Raya Idul Adha 1444 H/2023 antara pemerintah dan PP Muhammadiyah.

Diketahui, pemerintah menetapkan Hari Raya Idul Adha 2023 jatuh pada Kamis, 29 Juni 2023.

Sementara Muhammadiyah menetapkan Hari Raya Idul Adha 2023 jatuh pada Rabu, 28 Juni 2023.

Saat merayakan Idul Adha, umat Islam disunnahkan untuk melaksanakan ibadah sholat Ied.

Baca juga: MUI Keluarkan Fatwa Terbaru: Khutbah Jum’at oleh Wanita Tidak Sah

Setelah sholat Ied, umat Islam dianjurkan untuk mendengarkan khutbah.

Bagi Anda yang mendapat tugas untuk berkhutbah selepas sholat Ied, inilah contoh teks naskah khutbah singkat Idul Adha.

Baca juga: Teks Khutbah Idul Adha 1444 H yang Singkat

BERITA REKOMENDASI

Dikutip dari laman bengkulu.kemenag.go.id, berikut contoh teks naskah khutbah singkat Idul Adha 1444 H/2023.

Haji dan Qurban adalah Syiar Islam

Hadirin Rahimakumullah,
Alhamdulillah gemuruh suara takbir, tahlil dan tahmid dikumandangkan oleh kaum muslimin di seluruh belahan bumi ini, sebagai ungkapan rasa syukur kita atas segala nikmat dan karunia Allah SWT yang telah diberikan kepada kita. Sehubungan dengan hari raya ini, saudara-saudara kita sedang menunaikan ibadah haji ke Baitullah tanah suci Mekkah Al-Mukarramah. Alhamdulillah pada tahun ini pemerintah Arab Saudi kembali menerima jemaah haji dari luar Arab Saudi, termasuk Indonesia kembali normal seperti biasa baik jumlah maupun umur jemaah haji. Maka tahun ini mengambil tema : "Haji ramah lansia". Kita doakan agar mereka memperoleh haji yang mabrur, karena haji yang mabrur adalah syurga balasannya. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW: "Haji Mabrur ganjarannya tidak lain kecuali syurga". (HR.Bukhari)

Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia,
Dalam menunaikan ibadah haji dituntut tiga hal utama, yaitu: TENAGA, HARTA DAN JIWA. Ibadah haji adalah ibadah yang membutuhkan tenaga, seperti pada waktu Thawaf, Sa’i, dan melontar jamarat atau selama dalam perjalanan haji. Dan begitu juga dalam perjalan haji harus menyiapkan pembekalan harta yang cukup untuk dirinya dan keluarga yang ditinggalkan. Oleh karena itu mengerjakan haji adalah kewajiban setiap orang Muslim yang mampu, mampu biaya, kesehatan dan ilmu pengetahuan tentang manasik haji. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah dalam QS.Ali Imran 97:

وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ


Artinya: "Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup Mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam."

Pada tanggal 9 Dzulhijjah waktu Arab Saudi adalah merupakan hari puncak ibadah haji bagi seluruh jemaah haji yaitu wukuf di padang Arafah, sabda Rasulullah AL-HAJJU ARAFAH, bahwa "Haji adalah di Arafah", dengan berpakai Ihram seraya mereka mengucapkan kalimat "Inilah kami ya Allah, ya tuhan kami,inilah kami datang memenuhi panggilan Mu ya Allah, kami datang hanya memenuhi panggilan Mu, tiada sekutu bagi Mu. Sesungguhnya, segala puji dan nikmat adalah bagi Mu dan Engkau lah maha menguasai sesuatu tiada sekutu bagi Mu."

Allahu Akbar 3X ... Walillahil Hamd
Kemudian pada hari raya Idul Adha ini pula bagi yang mampu agar menyembelih Hewan Kurban, yang merupakan syari’at nabi Ibrahim yang kemudian dilanjutkan dalam syari’at Islam. Sesuai dengan perintah Allah dalam QS.Al-Kausar ayat 1-3.

اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَ
Artinya: "Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak."

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Artinya: "Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah)."

اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ
Artinya: "Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah)."

Allahu Akbar 3X ...
Kaum muslimin yang dirahmati Allah,
Rela berkurban bukan segampang apa yang kita ucapkan karena berkurban harus didorong oleh rasa cinta, sebagaimana pepatah mengatakan "Tiada beban tanpa derita melainkan beban bahagia, tiada kurban tanpa cinta selain kurban yang sia-sia”. Pepatah tersebut dapat kita buktikan kebenarannya, bahwa seorang ayah tidak akan rela berkurban untuk anak dan istrinya jika dia tidak cinta kepada anak dan istrinya, begitu juga kita baca kisah putra Adam yaitu, Qabil dan Habil terjadi pengurbanan karena cinta, kemudian para pejuang bangsa dan Negara kita, mereka rela berkurban harta benda bahkan jiwa demi bangsa dan Negara, karena mereka cinta kepada bangsa dan negara yang kita cintai ini.

Kemudian sedikit kita kembali kepada peristiwa Ibrahim terhadap anaknya Ismail dari pasangannya dengan Siti Hajar, melahirkan anak yang shaleh yang diberi nama "Ismail". Setelah anak tersebut mulai hidup bersenang-senang dan sedang lucu-lucunya, pada suatu malam Ibrahim diperintakan oleh Allah SWT, didalam mimpinya untuk mengurbankan "Ismail", sudah berulang kali perintah tersebut, maka Ibrahim datang kepada anaknya Ismail, dia berkata: "Hai anakku, Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar". (QS.Ash-shafat 102 )

Maka akhirnya tepat pada tanggal 10 Dzulhijjah, nabi Ibrahim membawa anaknya Ismail ke tanah lapang dan diiringi dengan takbir "ALLAHU AKBAR"….. tentu saja dalam bayangan kita dengan tetesan air mata, kemudian didudukanlah Ismail anak yang satu-satunya yang sudah lama didambakan oleh seorang ayah, sebagai generasi pengganti dirinya, sibiran tulang cahaya mata, pelepas rindu di dalam qalbu, tiba-tiba harus dikurbankan. Maka pada waktu itu sebelum terjadi penyembelihan, ada permintaan Ismail kepada Ayahnya. Kisah ini ditulis dalam sebuah buku Duratun Nasihin Karya Usman Bin Hasan, yang diterjemahkan oleh Abu H.F. Ramadlon, halaman 713 adalah sebagai berikut:

  • Ikatlah tangan dan kakiku, supaya aku tidak bisa bergerak, yang nanti akan merepotkan Ayah.
  • Telungkupkan aku ! Ayah, lebih baik aku bercermin kepada bumi dari pada bercermin kemukamu, Ayah. dan nanti Ayah merasa kasihan kepadaku.
  • Singsingkan baju dan kain mu! Ayah, supaya tidak kena percikan darah, yang bisa mengecilkan pahalaku dan jika dilihat ibuku nanti dia akan bersedih.
  • Tajamkanlah pisau mu Ayah, supaya mudah proses penyembelihan, karena proses maut itu pedih,..Ayah.
  • Jangan Ayah biarkan anak-anak bermain kerumahmu, karena nanti Ayah dan ibu akan teringat dengan kehidupanku.
  • Bawalah pulang bajuku, sampaikan salam kepada ibuku "Bersabarlah dalam menghadapi ujian Allah, dan bersabarlah dengan peristiwa ini".

Kemudian mengucapkan salam terakhir, selamat tinggal ayah. Kemudian Ayahnya mengucapkan, "Bismillahi Allahuakbar" sambil memotong leher Ismail. Akan tetapi dengan kebesaran dan kekuasaan Allah, pisau yang disiapkan oleh Ibrahim tidak mampu memutuskan leher Ismail. Maka digantilah Ismail dengan seekor Kibas yang besar dan selamatlah Ismail.

Allahu Akbar 3X ...
Kaum muslimin yang dirahmati Allah,
Dengan dibukanya sedikit kisah Ibrahim dan Ismail, maka melalui mimbar ini saya ingin mengetuk hati kita semua, mari kita rela berkurban demi Allah, baik tenaga, harta bahkan jiwa demi mencari ridha Allah. Karena salah satu tanda kita mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita semua adalah berkurban. Jika ada diantara kita yang telah mempunyai kecukupan tapi tidak mau berkurban , maka ancaman Rasulullah sangat keras, sebagai mana Haditsnya: "Barang siapa yang mempunyai kecukupan untuk berkurban dan ia tidak suka, maka janganlah dekat-dekat tempat shalat kami (masjid)." ( HR. Ahmad dan Ibnu Majah )

Hadits tersebut menunjukan kepada kita betapa pentingnya berkurban. Bahkan Ibnu Abbas pernah perkata “berkurbanlah kamu walaupun hanya seekor angsa dan ayam jantan, walaupun jumhur ulama tidak membolehkan kita berkurban ayam atau angsa. Rasa kurban harus kita tumbuhkan pada diri kita masing-masing, dalam rangka untuk mencari ridho Allah. Kita pupuk persatuan diantara kita, terjadi suatu perbedaan jangan sampai menjadikan kita umat yang berpecah-belah, karena kebenaran yang muthlak hanya ditangan Allah.Tidak perlu saling menyalahkan antara kita.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah,
Mari kita sama-sama meningkatkan syi’ar agama Islam ini dengan cara menunaikan ibadah Haji bagi yang sudah mampu, dan memotong hewan kurban bagi kita yang belum mampu menunaikan ibadah haji. Mari kita tumbuhkan kesadaran kita masing-masing untuk mendekatkan diri kepada Allah dalam rangka untuk mencari ridhoNya, dan senatiasa kita berdo’a semoga Allah selalu memberikan rizki kepada kita, sehingga kita dapat menunaikan ibadah haji ke tanah suci Mekkah Al-Mukarramah atau melaksanakan kurban pada tahun yang akan datang.

Demikianlah semoga khutbah yang singkat ini ada manfaatnya bagi kita semua Amiiin ya Rabbal alamin.

(Tribunnews.com/Latifah)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas