Dorong Pencegahan Stunting, Warga LDII Gerakkan Ekonomi Rp 652 Miliar untuk Kurban
Kurban bukan hanya sebagai kesalehan individu, namun juga kesalehan sosial.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Daryono
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kurban bukan hanya sebagai kesalehan individu, namun juga kesalehan sosial.
Ibadah yang dinanti umat Islam setiap Idul Adha tersebut.
Kurban dinilai mampu menyelesaikan beberapa masalah sosial yang terjadi, termasuk dalam penanganan stunting.
Untuk itu, semangat berkurban harus terus dilaksanakan oleh umat Islam dalam keseharian mereka.
Baca juga: Golkar DKI Salurkan 119 Hewan Kurban ke 6 Wilayah di Jakarta
Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso mengatakan pembagian daging kurban menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain.
Dari sisi sosial kemasyarakatan, berkurban mampu meningkatkan membangun hubungan yang positif di tengah masyarakat.
“Warga bisa memberi tanpa pamrih dan bisa menerima dengan ikhlas. Dengan itu akan terbangun kekuatan sosial yang luar biasa,” Chriswanto Santoso saat dihubungi usai salat Idul Adha, pada Kamis (29/6/2023).
Ia mengatakan berkurban memiliki multiplayer effect atau efek berganda yang signifikan.
Kurban memiliki tempat tersendiri bagi umat Islam, karena bukan sekadar wujud kesalehan dan ketakwaan terhadap Allah, namun memberi manfaat kepada banyak pihak.
Baca juga: Dewi Perssik Ungkap Alasan Marah-marah kepada Ketua RT Saat Mediasi Terkait Sapi Kurban
Sementara daging yang dibagikan dapat meningkatkan asupan gizi masyarakat, yang berguna mencegah stunting.
“Idul Adha bisa menjadi momentum untuk pencegahan stunting. Terlebih lagi saat ini pemerintah sedang menggalakkan pencegahan stunting. Jika pembagian daging kurban merata kepada masyarakat angka stunting dapat ditekan,” tutur KH Chriswanto.
KH Chriswanto mengapresiasi kepada seluruh warga LDII, yang selalu antusias dalam setiap pelaksanaan ibadah kurban.
Pasalnya, mereka mempersiapkan jauh sebelum Idul Adha, yakni dengan menabung yang dikelola secara khusus di masing-masing majelis taklim.
Antusias warga LDII ditunjukkan dengan peningkatan jumlah hewan kurban.
Pada 2020, kurban warga LDII mencapai 40.190 ekor ternak.
Pada 2021 akibat pandemi Covid-19 dan ekonomi lesu, jumlah kurban turun menjadi 39.301 ekor.
Pada 2022, jumlah kurban meningkat mencapai 42.646 ekor ternak.
Baca juga: Baznas Berkomitmen Distribusikan Hewan Kurban untuk Wilayah Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal
Pada 2023, jumlah kurban warga kami meningkat dimana data menunjukkan jumlah hewan kurban warga LDII mencapai 43.493 ekor, dengan rincian 23.710 ekor sapi, 19.766 ekor kambing/domba, dan 17 ekor kerbau.
Dalam catatan awak media, bila rata-rata harga seekor sapi mencapai Rp25 juta dan Rp 3 juta untuk seekor kambing maka kurban warga LDII di seluruh Indonesia mampu memutar ekonomi senilai Rp652 miliar.
“Karena kekuatan LDII itu pada konsolidasi berbasis majelis taklim yakni pengajian yang sifatnya rutin yang dilaksanakan 3-4 hari dalam seminggu. Acara itu juga dapat dimanfaatkan untuk mengisi tabungan kurban yang dikelola secara khusus. Ketika Idul Adha tiba warga LDII sudah siap untuk berkurban,” paparnya. (*)