Prabowo Cerita Awal Mula Terima Tawaran Jadi Menteri Jokowi, Sempat Minta Posisi Ketua Wantimpres
Menhan Prabowo Subianto ceritakan awal mula dirinya mau menjadi bagian dari kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengungkapkan alasan dirinya mau menjadi anak buah Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kabinet Indonesia Maju.
Padahal, Seperti diketahui Prabowo merupakan rival Jokowi di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dan 2019.
Prabowo mengungkapkan, awalnya dirinya enggan menerima tawaran untuk menjadi menteri Jokowi.
Saat itu, Prabowo sejatinya hanya ingin mengusulkan ke Jokowi sejumlah nama untuk menduduki posisi kursi menteri.
Pernyataan tersebut disampaikan Prabowo dalam program Mata Najwa yang ditayangkan di YouTube Najwa Shihab, Jumat (30/6/2023).
Baca juga: Prabowo-Erick Thohir Bisa Jadi Pasangan Ideal untuk Pilpres 2024
"Niat saya dulu tidak masuk kabinet, saya akan memberi nama-nama untuk kabinet, beberapa nama saya berikan, akhirnya diterima dua nama."
"Nah pada proses itu saya tidak mau masuk, di luar (kabinet) saja," kata Prabowo, dikutip dari youTube Najwa Shihab, Jumat.
Prabowo mengatakan, setelah dirinya mengusulkan nama ke Jokowi, tawaran posisi menteri itu justru semakin kencang dialamatkan kepadannya.
Ia pun berhasil diyakinkan untuk masuk menjadi bagian dari kabinet Jokowi.
"Tapi terus ada tawaran-tawaran dan akhirnya berhasil saya diyakinkan untuk masuk."
"Saya bilang kalau saya masuk Kabinet bidang yang saya kuasai adalah pertahanan akhirnya saya jadi menteri pertahanan," kata Prabowo.
Sebelum dirinya menerima tawaran sebagai menteri, Prabowo mengaku sempat meminta posisi menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Presiden yang mana saat ini dijabat Wiranto.
"Dan waktu saya masuk, tadinya terus terang saja saya mintanya jadi Ketua Dewan Pertimbangan Presiden."
"Karena berfikir, saya ini kan istilahnya rival Pak Jokowi kalau saya wantimpres intinya bisa lebih longgar aktivitasnya," jelasnya.
Lanjut Prabowo mengatakan, dengan segala proses tersebut dirinya mengaku bersyukur.
Ia menilai dengan bergabungnya di kabinet Jokowi bisa menjadi jalan untuk menuntaskan janji-janji politiknya.
"Ini saya rasa sangat positif, saya bisa berbakti sesuai dengan janji-janji politik saya," ujarnya.
Lanjut Prabowo mengungkapkan sejumlah tantangan menjadi seorang Menteri Pertahanan.
Menurutnya, tantangan terbesarnya adalah saat menghadapi mindset masyarakat yang berada di zona nyaman dengan kondisi Indonesia yang damai.
Ia menilai, kondisi Indonesia yang damai saat ini justru adalah hal yang sulit untuk dipertahankan.
"Tantangan terbesar adalah mindset elite kita, menurut saya elite kita terlalu nyaman."
"Kita dalam masa yang cukup lama damai, sehingga kita merasa keadaan damai ini adalah keadaan yang normal."
"Padahal keadaan damai itu adalah keadaan yang sulit untuk dipertahankan, sangat mahal," kata Prabowo.
Prabowo mengatakan, pertahanan adalah aspek vital bagi keberlangsungan sebuah negara.
"Di sekeliling kita memang banyak negara yang bersahabat dengan kita, jadi kita merasa tidak ada ancaman."
"Padahal pertahanan itu vital, kita bisa aman dan makmur karena kita bisa mempertahankan negara kita," jelasnya.
(Tribunnews.com/Milani Resti)