Gaya Hidup Sendentari Jadi Faktor Risiko Obesitas di Indonesia
Gaya hidup sendentari merupakan pola hidup tidak sehat ketika seseorang cenderung malas untuk menggerakkan tubuhnya.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gaya hidup sendentari jadi faktor risiko dominan penyebab obesitas di Indonesia.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Tim Kerja Penyakit Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik, Kementerian Kesehatan RI, dr. Esti Widiastuti.
"Faktor risiko obesitas dominan terkait dengan gaya hidup sendetary seperti diet yang tidak sehat maupun aktivitas fisik kurang," kata dia saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (6/7/2023).
Meski tidak tertutup kemungkinan penyebab lain dari obesitas adalah faktor genetik.
Baca juga: Jangan Anggap Sepele Obesitas, Dokter Gizi Sebut Kegemukan Picu Penyakit Kronis
Gaya hidup sendentari merupakan pola hidup tidak sehat ketika seseorang cenderung malas untuk menggerakkan tubuhnya.
Seperti duduk di depan laptop dalam kurun waktu lama atau bermain ponsel seharian.
Karena itu, saat kalori yang masuk ke dalam tubuh dengan kalori yang dikeluarkan dari tubuh tidak seimbang maka terjadi obesitas.
"Mencegah dan mengatasi ya harus dijaga antara makanan yang dikonsumsi dengan aktivitas fisik setiap harinya," tutur dia.
Esti menuturkan, hasil Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi obesitas pada penduduk berusia > 18 tahun meningkat dari 15,4 persen di tahun 2013 menjadi 21,8 persen.
"Dengan 3 provinsi terbanyak prevalensi obesitas adalah Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Kalimantan Timur," urai dia.
Esti pun mengimbau, jika sudah menemukan tanda-tanda kelebihan berat badan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
"Konsultasikan dengan nakes untuk mendapatkan advis serta tatalaksana yang mungkin diperlukan," terang dia.
Mengutip WHO, perilaku gaya hidup sedentari merugikan tubuh.
Gaya hidup sedentari merupakan salah satu penyebab kematian yang kasusnya sering terjadi di dunia.
Selain obesitas, gaya hidup sedentari bisa membahayakan tubuh, seperti diabetes, penyakit jantung, hingga gangguan mental.