Menguak Jejak 'Permainan' Intelijen pada Pembentukan Ponpes Al Zaytun & Menyeret Nama Tokoh Militer
Awalnya, Mahfud menyebut pada saat awal kemerdekaan Indonesia, banyak pejuang dari kalangan Islam merasa terpinggirkan dalam pemerintahan.
Editor: Malvyandie Haryadi
Imam membeberkan bahwa Panji pernah mengaku bisa mengetahui nomor handphone, ciri orang dan identitasnya dengan menggunakan alat intelijen tersebut.
"Itu sudah canggih sekali, sampai (dilengkapi juga) buzzer dan sebagainya, sampai perangkat IT (informasi teknologi), jadi sudah seperti mau perang saja," ucap Imam.
Lebih lanjut, Imam mengatakan fasilitas intelijen itu didapat Al Zaytun sekitar tahun 2020, di mana ketika Moeldoko sudah memberikan pernyataan akan melindungi Al Zaytun.
"Ketika (Moeldoko) sudah jadi KSP. Kan mulai Panji itu mulai nyeleneh-nyelenehnya itu belakangan ini (setelah dilindungi Moeldoko), mulai 2020 ke sini. Dan puncaknya itu waktu Idulfitri kemarin sampai sekarang," ujar Imam.
Sementara itu, Moeldoko berulang kali membantah tudingan yang menyebut dirinya memiliki kedekatan dengan Pondok Pesantren Al Zaytun.
"Jangan mantan Panglima dibilangnya beking, emang gue preman apa? Enggak benar nih. Saya juga bisa marah, saya juga bisa marah," ujar Moeldoko di Gedung Bina Graha, Jakarta, Senin (3/7/2023).
Moeldoko mengeklaim bakal menjadi orang pertama yang bertindak menangani Al Zaytun jika ada penyimpangan di ponpes tersebut.
"Begitu ada penyimpangan saya orang pertama yang bertindak," katanya.
Moeldoko pun tak mempersoalkan bila Panji akhirnya diperiksa Bareskrim Polri. Sebab, sebagai warga negara, tidak ada istilah kekebalan hukum untuk siapa pun.
"Ya periksa saja, kenapa, sebagai warga negara enggak ada kekebalan, siapa saja periksa saja. Saya sering tegaskan, saya sudah bicara ke Pak Panji Gumilang, 'Hei macem-macem gue orang pertama yang akan beresin', itu," ucap Moeldoko.