Menguak Jejak 'Permainan' Intelijen pada Pembentukan Ponpes Al Zaytun & Menyeret Nama Tokoh Militer
Awalnya, Mahfud menyebut pada saat awal kemerdekaan Indonesia, banyak pejuang dari kalangan Islam merasa terpinggirkan dalam pemerintahan.
Editor: Malvyandie Haryadi
Hal itu dilontarkan mantan pendiri Ponpes Al Zaytun, Imam Supriyanto dalam sebuah acara ditayangkan di stasiun televisi nasional.
Imam Supriyanto menyebut ada sosok "Pak Kumis" di belakang Al Zaytun.
Belakangan diungkap sosok Pak Kumis dimaksud adalah Hendropriyono.
Punya perangkat intelijen
Pondok Pesantren al zaytun disebut mempunyai peralatan intelijen super canggih yang bisa melacak hingga menghilangkan sinyal telepon seluler atau ponsel.
Demikian hal tersebut diungkapkan oleh pendiri Pondok Pesantren Al Zaytun, Imam Supriyanto, dalam acara Gaspol di Kompas.com.
Imam mengatakan ada peran Kepala Staf Presiden atau KSP Moeldoko terkait perangkat intelijen yang dimiliki oleh Al Zaytun.
Menurut dia, keberadaan alat itu berawal dari kedekatan Moeldoko dengan Panji Gumilang. Diketahui, Moeldoko beberapa kali berkunjung ke Al Zaytun.
Moeldoko datang baik sebagai penceramah maupun acara lainnya, seperti acara Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) yang pernah diselenggarakan di pesantren itu.
"Akhirnya dengan kewenangan Pak Moeldoko (sebagai KSP), Panji diberi akses (ke aparat penegak hukum)," kata Imam.
"Kapan waktu ada masalah, ada gangguan dari pihak mana pun yang mengancam keamanan Al Zaytun kontak saja ke Kapolres, ke Kapolda, atau ke Mabes Polri.”
Imam melanjutkan, pembicaraan Moeldoko itu kemudian dilanjutkan dengan salah satu pentolan Al Zaytun, Datuk MYR Agung Sidayu.
"Nah, Agung Sidayu ini memang sudah membuat perangkat untuk mengamankan Al Zaytun. Peralatan intelijen itu sudah cukup lengkap," kata Imam.
Imam membeberkan kecanggihan perangkat intelijen yang dimiliki oleh Al Zaytun tersebut, yakni bisa membuat sinyal ponsel hilang dan bisa melacak keberadaan sinyal ponsel dalam waktu lima menit.